May 21, 2025 in Uncategorized

Sayur Daun Kelor Bening

Sayur Daun Kelor Bening

Oleh: Telly D.

Sayur kelor bening adalah makanan, sekaligus cerminan hidup yang bersahaja, bersih, dan dekat dengan alam. Tak ada santan, tak ada minyak berlebih, tak ada penyedap rasa. Hanya sayur-sayuran segar dan bumbu dapur yang diracik dengan cinta. Bawang merah dan bawang putih diiris halus, lalu direbus bersama lengkuas, garam, dan air. Setelah mendidih, sayuran dimasukkan satu per satu. Daun kelor selalu ditaruh terakhir agar tidak hancur, tetap hijau, dan menyimpan seluruh manfaatnya.

Dalam masyarakat Buton, sayur kelor bening dianggap sayur “sehari-hari” sekaligus “sayur kasih saying.” Karena dari kecil hingga tua, inilah sayur yang disiapkan ibu di rumah. Ringan di lambung, tidak membuat enek, namun menutrisi seluruh tubuh.

Bahan dan Cara Memasak
Bahan-bahan:
1 genggam daun kelor muda
100 gram labu kuning (potong dadu besar)
100 gram labu siam atau labu air (iris korek api)
1 ikat kecil kacang panjang (potong 5–7 cm)
4 siung bawang merah (iris tipis)
2 siung bawang putih (iris tipis)
1 ruas lengkuas (memarkan)
Garam secukupnya
1 liter air
Opsional: 2 buah cabai rawit utuh, 1 buah tomat

Cara Memasak:
Rebus air hingga mendidih bersama bawang merah, bawang putih, lengkuas, dan garam.
Masukkan labu kuning dan labu siam terlebih dahulu karena teksturnya lebih keras.
Setelah agak lunak, tambahkan kacang panjang dan cabai utuh.
Terakhir, masukkan daun kelor dan masak sebentar saja (1–2 menit) agar tidak pahit dan tetap segar.
Angkat, sajikan hangat.

Kuahnya jernih, aroma bawang menyatu dengan segarnya kelor dan manis alami dari labu kuning. Tidak pedas, tapi bisa diberi sambal terpisah bagi yang suka.

Kandungan Gizi dalam Satu Mangkuk
Sayur kelor bening bukan hanya menyegarkan, tapi juga sangat bergizi. Dalam satu porsi (±250 ml kuah dan sayur), kandungan gizinya kira-kira:
Energi: ±70 kkal
Serat: ±3 gram
Protein nabati: ±2,5 gram
Vitamin A (dari daun kelor dan labu): ±4000 IU (lebih dari 80% kebutuhan harian)
Vitamin C: ±15–20 mg
Zat Besi: ±2 mg
Kalsium: ±80–100 mg
Kalium: ±350 mg
Folat: ±60 mcg

Daun kelor sendiri dianggap sebagai superfood alami, karena mengandung lebih banyak zat besi dibanding bayam, lebih banyak vitamin C daripada jeruk, dan kalsium setara dengan susu dalam jumlah yang relatif kecil. Oleh karena itu, sayur kelor sangat baik dikonsumsi oleh ibu menyusui, anak-anak, hingga lansia.

Di Buton, memasak sayur kelor tidak pernah dibuat rumit. Ini bukan masakan pesta, bukan pula sajian mewah. Tapi justru karena kesederhanaannya, ia menjadi begitu bermakna. Anak-anak tumbuh bersama aroma sayur ini. Para ibu mengajarkan pada anak gadisnya bahwa untuk menjaga keluarga, tidak perlu mewah cukup sehat, cukup rajin, cukup sayur kelor setiap hari.

Dalam tradisi masyarakat, sayur kelor juga dipercaya membersihkan badan dan hati. Di beberapa desa, orang yang sedang pemulihan sakit disarankan makan sayur kelor agar cepat pulih. Bahkan dalam beberapa cerita rakyat, kelor dianggap daun yang punya kekuatan spiritual mengusir energi negatif dan menyejukkan pikiran.

Ketika kasuami sudah disiapkan, dan ikan parende mendidih dalam panci, sayur kelor bening adalah pelengkap yang tak boleh absen. Ia menghadirkan kelegaan. Rasa manis alami dari labu kuning, renyahnya kacang panjang, dan aroma khas kelor menciptakan harmoni rasa yang membumi. Tidak mengganggu, tapi justru menyatukan semuanya.

Sayur kelor tidak membuat perut penuh, tapi membuat tubuh ringan. Ia tidak mengejutkan lidah, tapi menenangkan jiwa. Dalam setiap sendokannya, ada rasa syukur atas apa yang tumbuh dari tanah dan apa yang bisa dimasak oleh tangan sendiri.

Di kota-kota besar, sayur kelor sering dianggap makanan orang kampung. Namun justru dari kampung, lahir kebijaksanaan pangan yang sering tak kita sadari. Saat dunia mulai mencari makanan sehat, rendah lemak, dan tinggi nutrisi, sayur kelor sudah sejak lama menjawab itu semua tanpa iklan, tanpa merek dagang.

Kini, beberapa komunitas lokal mulai mengenalkan kembali sayur kelor bening di sekolah, rumah sakit, dan warung makan sebagai pangan lokal sehat dan terjangkau. Sebuah gerakan kecil yang mengingatkan kita bahwa makanan paling baik seringkali lahir dari halaman sendiri.

Jika kamu menyantap sepiring kasuami, semangkuk ikan parende, dan semangkuk sayur kelor bening, kamu tak hanya sedang makan. Kamu sedang merasakan kisah panjang orang Buton tentang ketahanan, kesederhanaan, dan cinta yang diracik dalam dapur sehari-hari.

Makassar, 2025




2 Comments

  1. May 26, 2025 at 3:43 am

    Kirsten4201

    Reply

    https://shorturl.fm/XIZGD

  2. May 25, 2025 at 4:12 am

    Zachary2331

    Reply

    https://shorturl.fm/bODKa

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *