May 21, 2025 in Uncategorized

Rendang Ikan

Rendang Ikan

Oleh: Telly D.

Rendang lahir dari perut bumi Minangkabau, Sumatera Barat adalah masakan, yang syarat filosofi hidup. Dalam masyarakat Minang, rendang adalah simbol nilai adat: sabar, gigih, dan tangguh. Untuk menghasilkan rendang, dibutuhkan waktu panjang, perhatian penuh, dan penguasaan rasa yang tak bisa buru-buru. Kata “marandang” berarti memasak hingga mengering, meresapkan setiap tetes santan dan rempah ke dalam daging hingga rasa menyatu, tidak ada yang mendominasi.

Tradisi ini kemudian mengalir dalam perantauan orang Minang ke seluruh pelosok Nusantara. Dalam perjalanannya, rendang bertransformasi menyesuaikan dengan bahan setempat, selera lokal, dan ketersediaan alam. Dari situlah lahir rendang dari ayam, jamur, jengkol, bahkan ikan. Kini, ikan tuna dan cakalang dua hasil laut yang melimpah di kawasan timur Indonesia menjadi bintang baru dalam rendang yang tetap setia pada akar bumbunya.

Rendang ikan bukan hanya pengganti daging. Ia adalah pendekatan baru pada resep yang sudah tua seolah membuka pintu bagi dialog antar budaya. Tuna dan cakalang, dengan dagingnya yang padat dan rasa laut yang khas, memberi karakter berbeda pada rendang. Teksturnya menyerap bumbu dengan cepat, dan karena lebih ringan dari sapi, rendang ikan justru lebih segar, lebih ramah di lidah anak-anak hingga lansia.

Di Buton dan pesisir Sulawesi Tenggara, rendang ikan mulai dikenal sebagai alternatif lauk kasuami dan pendamping selain ikan parende. Di beberapa dapur, ibu-ibu memasak rendang cakalang dengan cabai besar, daun kunyit, dan santan yang dimasak pelan-pelan hingga kering. Rasanya? Pekat, wangi, pedas lembut, dan menggoda. Cocok disandingkan dengan kasuami yang netral, menyatu dengan sambal dan sayur kelor dalam satu piring tradisi.

Cara Membuat Rendang Ikan
Bumbu dasarnya tetap mengacu pada rendang Minang: rempah kuat dan santan kental. Tapi waktu memasak lebih singkat dari rendang daging.

Bahan utama:
500 gr ikan tuna atau cakalang (potong besar, kukus sebentar agar tidak hancur)
500 ml santan kental dari 1 butir kelapa
6 siung bawang merah
4 siung bawang putih
5 buah cabai merah besar
2 batang serai (memarkan)
2 lembar daun kunyit (ikat simpul)
3 lembar daun jeruk
1 ruas lengkuas (geprek)
Ketumbar, jinten, digiling halus
pala, kayu manis
Garam dan gula merah secukupnya

Cara memasak:
Haluskan bawang, cabai, dan bumbu lainnya.
Tumis dengan sedikit minyak hingga harum.
Masukkan santan dan bumbu rempah, dan semua bumbu aduk rata di atas api sedang.

Masukkan ikan, kecilkan api, dan masak perlahan sambil sesekali diaduk hingga kuah mengering dan bumbu menghitam melekat.

Hasilnya adalah rendang yang lembut, kering, dan beraroma pekat. Bisa tahan hingga 5 hari tanpa lemari es, atau lebih jika disimpan di wadah tertutup.

Kandungan Gizi Rendang Ikan
Dalam satu porsi (±100 gr ikan + bumbu), rendang ikan mengandung:
Energi: ±180–220 kkal
Protein: ±22–25 gram
Lemak sehat (omega-3): ±700 mg
Zat Besi: ±1,5 mg
Vitamin B12: ±2,4 mcg
Selenium, Fosfor, dan Kalium: tinggi
Kolesterol: jauh lebih rendah dari rendang daging

Rendang ikan adalah pilihan ideal bagi yang ingin tetap sehat namun tak ingin kehilangan kenikmatan rendang. Kandungan omega-3 dari ikan sangat baik untuk otak, jantung, dan imun tubuh.

Rendang, dengan segala versinya, membuktikan bahwa makanan bisa bertransformasi tanpa kehilangan akar. Ketika ikan tuna dan cakalang masuk ke dalam rendang, itu bukan hanya soal ganti bahan. Itu adalah cara bagaimana budaya pesisir menyambut resep dataran tinggi. Cara bagaimana laut dan tanah Minang bersalaman lewat dapur.

Rendang ikan kini bukan milik satu daerah. Ia milik semua yang mencintai tanah air dan rasa. Di meja makan keluarga Buton, rendang cakalang bisa duduk berdampingan dengan kasuami dan sayur kelor, tanpa membuat gaduh, justru menambah harmoni. Di meja makan rumah Padang di Jakarta, rendang tuna jadi alternatif bagi yang tak makan daging merah.

Rendang mengajarkan kita bahwa rasa adalah jembatan. Ia bisa menyatukan yang berbeda, melembutkan yang keras, dan mempertemukan selera tanpa harus menyeragamkan semuanya.

Rendang ikan bukan sekadar makanan baru. Ia adalah tafsir ulang yang lembut dan cerdas atas warisan yang kuat. Dari semangkuk rendang yang menyatu dengan laut dan rempah itu, kita belajar bahwa makanan bukan hanya urusan kenyang, tapi juga ruang pertemuan antar budaya, cinta, dan kebanggaan akan akar yang hidup.

Makassar, Mei 2025




2 Comments

  1. May 26, 2025 at 3:42 am

    Gwen2352

    Reply

    https://shorturl.fm/68Y8V

  2. May 25, 2025 at 4:12 am

    Horace50

    Reply

    https://shorturl.fm/5JO3e

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *