Kasuami: Butiran Singkong dan Jejak Budaya dari Tanah Buton

Kasuami: Butiran Singkong dan Jejak Budaya dari Tanah Buton
Oleh: Telly D.
Kasuami bukan makanan pokok yang tercipta karena tren sesaat. Ia lahir dari kebutuhan dan ketahanan. Di tanah karst Buton yang tidak subur untuk padi, singkong hadir sebagai penyelamat. Kasuami adalah jawaban dari alam: praktis, tahan lama, dan mengenyangkan.
Sejak masa Kesultanan Buton, kasuami sudah dikenal luas. Ia dijadikan bekal pelaut, disajikan saat perayaan adat, dan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat pesisir. Kasuami bukan cuma makanan, ia adalah identitas. Dalam tiap suapannya, ada jejak nenek moyang dan cara mereka bertahan hidup dengan bijaksana.
Tradisi Makan Kasuami
Kasuami tidak dimakan sendirian. Ia selalu punya pasangan yang menambah kelezatannya: ikan kuah kuning, ikan bakar, parende, atau sambal terasi. Teksturnya yang kering dan agak berpasir menjadi kontras yang pas untuk santapan berkuah gurih.
Di meja makan keluarga Buton, kasuami seringkali menjadi pusat. Anak-anak mengenalnya bukan dari buku pelajaran, tapi dari pengalaman langsung: memarut singkong, memeras airnya, mengayak ampasnya, hingga mengukusnya dalam kukusan tradisional. Saat uap mengepul, aroma singkong yang matang menguar, membawa kenangan masa kecil yang hangat.
Cara Membuat Kasuami
Bahan utamanya hanya satu: singkong segar. Tapi prosesnya panjang dan penuh kesabaran.
Singkong diparut hingga halus.
Hasil parutan diperas untuk mengeluarkan cairan beracun (mengandung sianida alami).
Ampas yang sudah kering kemudian diayak agar halus dan rata.
Adonan kering dikukus dalam cetakan kerucut atau ditata membentuk gunungan kecil.
Tanpa tambahan garam, minyak, atau bahan pengawet. Hasilnya adalah makanan alami yang netral rasanya, namun kaya dalam makna.
Kandungan Gizi Kasuami
Dalam 100 gram kasuami kukus (rata-rata satu porsi kecil), terkandung:
Energi: 155–165 kkal
Karbohidrat: ±38 gram
Serat pangan: ±2,8 gram
Protein: ±1,2 gram
Lemak: ±0,3 gram
Kalsium: ±33 mg
Kalium: ±271 mg
Vitamin C: ±20 mg
Folat: ±27 mcg
Zat besi: ±0,4 mg
Sebagai makanan pokok, kasuami memberikan energi tinggi dari karbohidrat kompleks. Kandungan seratnya juga cukup baik untuk membantu pencernaan dan membuat kenyang lebih lama. Lemaknya sangat rendah, cocok untuk mereka yang menjaga berat badan atau kolesterol. Namun, karena kandungan protein dalam kasuami rendah, kasuami sebaiknya dikombinasikan dengan lauk bergizi tinggi seperti ikan, telur, atau sayuran hijau.
Meski tampilannya sederhana, kasuami menyimpan rasa yang khas. Teksturnya agak berpasir namun lembut, dan rasa netralnya membuatnya cocok dipadukan dengan lauk apapun. Saat disuapkan bersama ikan kuah kuning yang kaya rempah, kasuami menjadi pengalaman rasa yang istimewa.
Kelezatannya bukan hanya soal lidah. Ada kenikmatan batin ketika memakannya: rasa syukur, rasa cukup, dan rasa pulang ke akar. Dalam satu suapan kasuami, ada ingatan pada tangan ibu yang mengepal adonan, pada dapur kayu yang tak pernah padam, dan pada cerita hidup orang Buton yang memilih bertahan dalam kesederhanaan.
Di tengah gempuran makanan instan dan serba-cepat, kasuami adalah napas panjang. Ia mengajarkan bahwa makanan bukan sekadar soal kenyang, tapi juga tentang cerita, nilai, dan hubungan manusia dengan alam. Di banyak rumah Buton, kasuami tetap dibuat. Di warung kecil dan dapur sekolah, ia tetap hadir. Bahkan beberapa restoran lokal mulai menghadirkannya kembali dalam bentuk modern.
Kasuami tidak hanya pantas dilestarikan, tapi juga dikenalkan lebih luas sebagai pangan lokal sehat, bebas gluten, tanpa pengawet, dan rendah lemak.
Jika suatu saat kamu berkunjung ke Buton, cobalah cicipi kasuami. Bukan hanya untuk mengenal rasanya, tapi untuk memahami tanah yang melahirkannya. Karena dari butiran singkong yang sederhana itu, mengalir kisah panjang tentang manusia, alam, dan rasa syukur yang tak pernah lekang oleh zaman.
Makassar, 2025
May 25, 2025 at 4:14 am
Delia4413
https://shorturl.fm/TbTre
May 24, 2025 at 2:49 pm
Marissa1278
Click here to boost your income! https://shorturl.fm/N6nl1
May 24, 2025 at 1:42 pm
Troy991
Awesome https://shorturl.fm/a0B2m
May 24, 2025 at 11:12 am
Kathy800
Very good partnership https://shorturl.fm/68Y8V
May 22, 2025 at 11:05 am
Lestari
Terima kasih banyak ibu sudah mengajarkan dan mengenalkan masakan khas sulawesi. Semoga ibu sehat selalu dan bisa menghasilkan banyak karya tulis indah