Nadhira dan Perayaan Imlek

Nadhira dan Perayaan Imlek
Oleh: Telly D.
Hari ini, nenek menerima foto dan video dari ayah dan bunda Nadhira. Di layar ponsel, wajah kecil Nadhira tampak berseri-seri, mengenakan cheongsam merah jambu dengan sulaman bunga-bunga yang indah. Rupanya, di sekolahnya, anak-anak sedang merayakan Tahun Baru Imlek, salah satu perayaan penting bagi masyarakat Tionghoa di seluruh dunia, termasuk di Singapura.
Sebagai seorang nenek, melihat cucu kecilku tumbuh di lingkungan yang penuh warna dan budaya membuat hati ini hangat. Tahun Baru Imlek, atau disebut juga Chinese New Year, adalah momen pergantian tahun dalam kalender lunar Tionghoa.
Perayaan ini biasanya diiringi dengan berbagai tradisi, seperti membagikan angpao, pertunjukan barongsai, makan bersama keluarga, dan dekorasi serba merah yang melambangkan keberuntungan serta kebahagiaan.
Di Singapura, negara yang kaya akan keberagaman budaya, perayaan seperti Imlek sudah menjadi bagian dari kurikulum pendidikan anak usia dini. Mengajarkan perayaan ini sejak dini mengenalkan budaya Tionghoa, sekaligus juga menanamkan nilai-nilai toleransi dan saling menghormati di antara anak-anak dari berbagai latar belakang.
Seperti yang terlihat dalam foto dan video yang dikirimkan, anak-anak di sekolah Nadhira diajak untuk mengenakan pakaian khas Imlek, belajar tentang makanan tradisional seperti kue keranjang dan jeruk mandarin, serta menyaksikan pertunjukan sederhana dari teman-teman mereka yang memainkan peran dalam kisah legenda Imlek.
Ternyata, cara-cara sederhana ini dapat membuat anak-anak memahami makna kebersamaan dan keberagaman. Dengan bermain, menyanyi, dan bercerita, mereka belajar bahwa setiap budaya memiliki cara unik dalam merayakan kebahagiaan. Sejak dini, mereka diajarkan untuk saling menghormati perbedaan dan memahami bahwa keberagaman bukanlah penghalang, melainkan kekayaan yang harus dijaga.

Nadhira Siap-Siap Berangkat ke Sekolah di Hari Perayaan Imlek. Foto: Dolumen Pribadi
Nenek merasa bangga melihat bagaimana anak-anak seperti Nadhira belajar tentang nilai-nilai penting ini. Dalam satu video, Nadhira terlihat memberikan angpao berisi kertas ucapan kepada temannya. Dengan polosnya, dia berkata, “Ini buat kamu, biar banyak rezeki dan senang-senang selalu!” Sungguh menggemaskan! Hal kecil seperti ini mengajarkan mereka tentang memberi dan berbagi, yang merupakan salah satu inti dari Imlek.
Di video lain, Nadhira dan teman-temannya terlihat membuat kerajinan berbentuk lentera merah dari kertas lipat. Guru mereka menjelaskan bahwa lentera melambangkan harapan dan keberuntungan. “Semua orang punya harapan, kan?” tanya gurunya, dan anak-anak pun serempak mengangguk. Di situlah letak keindahan pembelajaran ini. Anak-anak tidak hanya diajarkan tentang tradisi, tetapi juga makna yang lebih dalam dari perayaan tersebut tentang harapan, kebersamaan, dan saling mendukung satu sama lain.
Mengajarkan toleransi sejak dini sangat penting, terutama di dunia yang semakin beragam ini. Anak-anak yang terbiasa mengenal budaya lain akan tumbuh dengan hati yang lebih terbuka dan penuh empati. Mereka akan lebih mudah memahami bahwa perbedaan bukan sesuatu yang harus ditakuti atau dihindari, melainkan sesuatu yang bisa memperkaya hidup mereka.
Sebagai seorang nenek, merasa bersyukur bahwa Nadhira mendapatkan pendidikan yang menanamkan nilai-nilai ini sejak kecil. Semoga kelak, Nadhira tumbuh menjadi pribadi yang penuh kasih, yang menghormati dan menghargai setiap orang, tanpa memandang perbedaan budaya, agama, atau latar belakang.
Sore ini, setelah melihat foto dan video tadi, nenek merasa ingin membuat sesuatu yang spesial untuk Nadhira. Mungkin nanti saat bertemu, nenek akan membawakan jeruk mandarin, seperti yang sering diberikan saat Imlek sebagai simbol keberuntungan. Lalu, kita bisa berbincang bersama tentang semua hal menarik yang telah dia pelajari di sekolahnya. Nenek ingin mendengar langsung dari bibir mungilnya bagaimana ia merasakan pengalaman ini.
Ah, Nadhira kecilku, semoga engkau selalu tumbuh dengan hati yang besar dan penuh cinta, sebagaimana yang telah kau pelajari hari ini di sekolah.
Sorong, 17 Februari 2025
Dengan penuh cinta
Nenek Puang Ina
February 18, 2025 at 1:29 am
Mukminin
Keren tulisan yg menginspirasi dan sbg motivasi serta watisan bg Nadhira
February 17, 2025 at 10:24 pm
Sumintarsih
Kelak Nadhira akan menghadiahkan buku juga untuk neneknya.
February 19, 2025 at 10:05 pm
Telly D
Terima kasih bu Mien
February 17, 2025 at 10:10 pm
Much. Khoiri
Tulisan ini akan menjadi warisan yang amat berharga di mata Nadhira. Ia juga menginspirasi orang lain untuk menulis penggalan hidup keluarganya.
February 17, 2025 at 10:18 pm
Daswati Astutiy
Terima kasih Abah yang selalu menyemangati saya untuk menulis