Pelajaran tentang Kehilangan
Pelajaran tentang Kehilangan
Oleh: Telly D.
“Kehilangan adalah tanda bahwa cinta sejati tidak pernah benar-benar pergi, ia tetap hidup dalam doa dan kenangan.”
Nadhira cucuku
Hari ini nenek Puang Ina ingin menulis sesuatu yang berat di hati nenek. Sebuah kabar duka nenek terima pagi ini. Sahabat baik nenek, Ibu Ganung Angraini, telah berpulang ke Rahmatullah. Kehilangan ini sangat mendalam bagi nenek. Ibu Ganung adalah sahabat nenek yang sudah terjalin lama, memiliki kebaikan hati yang pernah kau rasakan, meskipun kau mungkin belum mengingatnya.
Ingatkah kau cerita tentang gelang emas kecil yang kau kenakan ketika kau baru lahir? Itu adalah pemberian Ibu Ganung saat aqiqahmu. Beliau bilang gelang itu adalah simbol doa, doa agar kau tumbuh menjadi anak yang sehat, bahagia, dan selalu diberkahi Allah. Nenek selalu terharu setiap kali mengingat kebaikan hati beliau. Dan sekarang, Nadhira, beliau sudah tidak ada lagi di dunia ini. Tapi kebaikan beliau akan selalu hidup di dalam hati kita.
Ketika kehilangan seperti ini datang, rasanya seperti ada bagian dari diri kita yang hilang juga. Nenek ingin kau tahu bahwa perasaan sedih, kehilangan, dan rindu itu wajar. Bahkan Rasulullah SAW, manusia yang paling sabar, juga menangis saat kehilangan orang-orang yang beliau cintai. Kita tidak dilarang bersedih, Nadhira, tapi kita diajarkan untuk berserah kepada Allah. Kehilangan adalah bagian dari perjalanan hidup kita, dan setiap jiwa yang bernyawa pasti akan kembali kepada-Nya.
Karangan Bunga Ucapan Belasungkawa dari Nenek Puang Ina. Foto: Dokumen Pribadi
Nadhira, jika suatu hari kau mengalami kehilangan, ada beberapa hal yang ingin nenek sampaikan kepadamu.
Pertama, ingatlah untuk selalu berdoa kepada Allah. Doakan orang yang telah pergi agar mereka mendapatkan tempat yang indah di sisi-Nya. Dalam Islam, mendoakan orang yang telah meninggal adalah salah satu cara terbaik untuk menunjukkan cinta kita kepada mereka. Bacakan Al-Fatihah, dan jika kau sudah bisa, kirimkan juga doa-doa lain seperti doa untuk ampunan dan ketenangan mereka di alam barzakh.
Kedua, berbuatlah kebaikan atas nama mereka. Misalnya, sedekah atau membantu orang lain dengan niat menghadiahkan pahala kepada almarhum. Nenek percaya, kebaikan itu akan menjadi amal jariyah yang terus mengalir untuk mereka. Ibu Ganung selalu suka berbagi, jadi nenek berencana akan menyedekahkan sesuatu atas nama beliau. Dengan begitu, kebaikan beliau tidak akan berhenti hanya karena beliau sudah tiada.
Peti Keranda Almarhumah Ibu Ganung. Foto: Dokumen Pribadi
Ketiga, Nadhira, jangan lupa untuk menghargai setiap momen bersama orang-orang yang kau cintai. Kehilangan mengingatkan kita bahwa waktu di dunia ini tidaklah lama. Peluk mereka, ucapkan terima kasih, dan sampaikan cinta sebelum terlambat. Nenek ingin kau tumbuh menjadi seseorang yang tidak pernah ragu untuk menunjukkan kasih sayang kepada orang lain.
Keempat, belajar menerima. Nenek tahu ini sulit, bahkan untuk orang dewasa seperti nenek. Tapi ingatlah, setiap kehilangan adalah bagian dari rencana Allah. Dia lebih tahu apa yang terbaik untuk hamba-Nya. Ketika hati kita terasa berat, yakinlah bahwa Allah tidak akan memberikan ujian di luar kemampuan kita. Allah juga menjanjikan pertemuan kembali di akhirat kelak, jika kita hidup dengan iman dan amal yang baik.
Nadhira, nenek ingin kau tahu bahwa kesedihan ini adalah bagian dari cinta. Kita bersedih karena kita mencintai. Tetapi cinta sejati tidak pernah hilang, bahkan jika seseorang sudah tidak ada di dunia sekalipun. Cinta itu tetap ada, tumbuh, dan menginspirasi kita untuk menjadi lebih baik.
Hari ini, nenek menangis untuk Ibu Ganung, tapi nenek juga bersyukur karena Allah mempertemukan nenek dengan beliau dalam hidup ini. Nenek bersyukur atas persahabatan kami, atas kebaikan yang beliau tunjukkan kepada nenek, dan atas cinta yang beliau berikan kepadamu. Nenek ingin kau ingat bahwa setiap orang yang kau temui dan kau sayangi adalah anugerah dari Allah. Jaga hubungan baikmu dengan mereka, seperti nenek Puang Ina menjaga hubungan dengan Ibu Ganung.
Nadhira sayang, semoga ketika kau besar nanti dan membaca tulisan ini, kau akan mengerti betapa berharganya hidup ini. Kehilangan adalah bagian dari perjalanan, tetapi cinta yang kita tanam dan kebaikan yang kita sebarkan akan terus hidup, jauh melampaui kepergian kita.
Hari ini nenek berdoa untuk Ibu Ganung. Semoga Allah merahmati beliau, mengampuni dosa-dosanya, dan menempatkan beliau di surga-Nya yang paling indah. Dan nenek juga berdoa untukmu, Nadhira. Semoga kau tumbuh menjadi anak yang penuh cinta, penuh kebaikan, dan selalu mengingat Allah dalam setiap langkah hidupmu.
Makassar, 15 Desember 2024
December 27, 2024 at 9:43 pm
Mustajib
Masya Allah. Keren dan bernas (ada rasa empati, jrasa kagum, juga rasa syukur atas pencerahan-pencerahan)