June 12, 2024 in Uncategorized

Guru Piket

Post placeholder image

Pentigraf

Guru Piket

Oleh Telly D.

Pagi itu, sebagai guru piket, aku harus menyaksikan sekolah yang penuh dengan hiruk-pikuk. Pak Danu guru BP, memanggil siswa yang terlambat, sementara Bu Marta dipanggil kepala sekolah karena tujuh hari absen mengajar. Di sudut lain, terdengar suara keras Pak Andar menggebrak meja, marah tak satu pun siswa mengerjakan tugasnya. Di pintu gerbang, Pak Satpam tengah menahan seorang anak yang berusaha kabur meninggalkan sekolah. Hari itu seolah semua masalah berkumpul menjadi satu, dan aku, sebagai guru piket, harus menyelesaikan persoalan ini.

Aku membawa anak itu ke ruang guru, berusaha menenangkan. Namun, bukannya mereda, tangisnya semakin keras. Di antara isak tangisnya, terungkaplah luka batinnya yang dalam. Keluarganya di ambang kehancuran, orang tuanya akan bercerai karena sang ayah terpikat oleh wanita lain. Dengan penuh amarah, ia meluapkan kebenciannya, memaki dan menyumpah serapah wanita yang telah merebut cinta ibunya. Aku merasa perlu memanggil kedua orang tuanya untuk datang ke sekolah.

Setelah menghubungi orang tua anak itu, aku menunggu di ruang guru. Tak lama kemudian, seorang pria muncul di ambang pintu. Betapa terkejutnya aku ketika melihat wajah yang begitu kukenal itu. Pria itu adalah Mas Setyo, yang baru kemarin melamarku untuk menjadi istrinya. Bahkan, undangan pernikahan kami telah tersebar. Dunia seakan runtuh di hadapanku, semua rencana indah yang kubayangkan sirna dalam sekejap.

Makassar, 5 Juni 2024




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

By browsing this website, you agree to our privacy policy.
I Agree