June 12, 2024 in Uncategorized

Beras Raskin

Post placeholder image

Pentigraf

Beras Raskin

Oleh Telly D.

Meskipun beras raskin telah berganti nama menjadi beras sejahtera, Daeng Jarre tetap bersikeras menolak menyentuhnya. Istrinya, dengan kesabaran yang tak pernah surut, berkali-kali meyakinkannya bahwa nama itu sudah berubah. Namun, bagi Daeng Jarre, nama bukanlah masalah. yang ia butuhkan adalah rasa, bukan sekadar sebutan. Ia menganggap beras itu tetap mengandung aroma kemiskinan yang pekat, aroma yang mengingatkannya pada penderitaan.

Tak henti-hentinya, istrinya berusaha meyakinkan, bahwa rasa beras itu enak, meskipun tak sepulen beras biasa. Namun, Daeng Jarre tak bergeming. Baginya, beras itu setiap butirnya berbisik tentang kesusahan. Daeng Jarre akhirnya mengalah. Ia menyerah bukan karena rasa beras itu, tapi karena rasa cinta pada istri yang terus membujuk dengan penuh kasih.

Saat waktu makan tiba, dengan berat hati, Daeng Jarre menyendok nasi ke piringnya. Namun, begitu nasi itu menyentuh lidahnya, ia merasakan nasi itu keras, bercerai berai, tak ingin bersatu dalam mulutnya. Akhirnya, Daeng Jarre meletakkan sendoknya, menghentikan makannya. Ketika istrinya dengan cemas bertanya mengapa nasi itu tak dihabiskan, Daeng Jarre menghela napas panjang. “Ini beras sudah miskin, sombong lagi,” ucapnya dengan nada kecewa dan pasrah.

Makassar, 9 Juni 2024




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

By browsing this website, you agree to our privacy policy.
I Agree