May 28, 2024 in Uncategorized

Istano Basa Pagaruyung, Simbol Kebesaran Masa Lalu Minangkabau

Istano Basa Pagaruyung,
Simbol Kebesaran Masa Lalu Minangkabau


Oleh Telly D.


Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah

Jika saya menyebut istana Pagaruyung (Istano Basa Pagaruyung), tentu yang terlintas di pikran anda adalah sebuah ikon budaya dan sejarah Minangkabau di Sumatera Barat. Istana yang dikenal dengan arsitektur tradisional Minangkabau yang khas, terutama atapnya yang berbentuk tanduk kerbau yang disebut “gonjong.” Istana ini awalnya adalah pusat pemerintahan Kerajaan Pagaruyung dan sekarang menjadi objek wisata yang menarik banyak pengunjung, karena nilai sejarah, budaya, dan keindahan arsitekturnya.

Selain itu, Istana Pagaruyung juga menjadi simbol kebesaran dan kejayaan masa lalu Minangkabau, serta tempat yang menyimpan banyak peninggalan sejarah seperti artefak, dokumen, dan replika peralatan rumah tangga tradisional.

Sebagai pusat kebudayaan, istana ini sering digunakan untuk berbagai acara adat dan upacara tradisional, menjadikannya pusat kehidupan budaya bagi masyarakat Minangkabau.

Namun, apakah anda juga mengetahui bahwa istana Pagaruyung pernah dinobatkan sebagai salah satu dari Tujuh Keajaiban Arsitektur Dunia oleh situs web TravelerMag. Bahkan istana ini juga telah menjadi lokasi syuting beberapa film dan sinetron Indonesia.

Beberapa alasan yang membuat saya sangat tertarik mengunjunginya ketika saya sementara melakukan perjalanan dinas ke Sumantra Barat sebagai berikut.

Penulis di Jendela Istana. Foto: Dokumen Pribadi


Istana Pagaruyung adalah simbol kejayaan Kerajaan Pagaruyung yang merupakan salah satu kerajaan besar di Sumatera Barat. Mengunjungi istana ini akan memberikan saya wawasan mendalam tentang sejarah dan kebudayaan Minangkabau.

Istana ini terkenal dengan arsitektur tradisional Minangkabau yang khas, termasuk atap berbentuk gonjong (seperti tanduk kerbau). Desainnya yang indah dan unik menjadi daya tarik tersendiri bagi saya.

Istana Pagaruyung sering menjadi tempat penyelenggaraan acara adat dan upacara tradisional. Saya dapat menyaksikan langsung dan belajar tentang berbagai tradisi Minangkabau yang masih dilestarikan hingga kini.

Di dalam istana terdapat berbagai artefak dan replika peralatan rumah tangga tradisional, pakaian adat, serta benda-benda bersejarah lainnya yang memberikan gambaran kehidupan masa lalu masyarakat Minangkabau.

Terletak di tengah-tengah alam yang asri, tentu istana Pagaruyung menawarkan pemandangan yang mempesona. Lingkungan sekitar istana dengan pepohonan hijau dan udara segar akan menambah keindahan kunjungan.saya.

Juga bisa menjadi pengalaman edukatif bagi saya yang tertarik belajar tentang sejarah dan budaya Indonesia, khususnya Minangkabau. Ditambah dengan keindahan arsitektur dan lanskap sekitar istana membuatnya menjadi lokasi yang ideal untuk fotografi. Saya dapat mengabadikan momen-momen berharga di tempat yang begitu ikonik.

Dengan berbagai alasan tersebut, saya memutuskan untuk berkunjung ke Istana Pagaruyung. Dari Padang saya naik kendaraan selama 3 jam lebih untuk dapat tiba di Batusangkar, dari sana saya meneruskan perjalanan ke Kecamatan Tanjung Emas.

Istana Pagaruyung terletak di Nagari Pagaruyung, Kecamatan Tanjung Emas, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Batusangkar adalah ibu kota dari Kabupaten Tanah Datar dan sering kali disebut sebagai titik rujukan untuk lokasi Istana Pagaruyung karena kedekatannya hanya 5 km. Jadi, secara administratif, Istana Pagaruyung berada di Kabupaten Tanah Datar, dan Batusangkar adalah kota terdekat yang sering menjadi pintu masuk bagi wisatawan yang ingin mengunjungi istana tersebut.

Untuk tiba di Istana, saya melewati jalan yang berliku-liku dan naik-turun, memberikan sensasi tersendiri. Di sepanjang jalan, pemandangan mulai berubah dari gedung-gedung tinggi menjadi hamparan sawah yang hijau membentang sejauh mata memandang. Teras-teras sawah yang bertingkat-tingkat atau sengkedan tampak seperti lukisan hidup yang diciptakan oleh para petani dengan tangan mereka yang cekatan.

Perjalanan ini juga melewati beberapa desa kecil dengan rumah-rumah tradisional Minangkabau yang khas. Atap-atap rumah berbentuk gonjong yang menjulang tinggi semakin menambah keunikan pemandangan. Setiap desa tampak hidup dengan aktivitas sehari-hari penduduk yang ramah, menambah kehangatan perjalanan kami.

Saat saya semakin mendekati Batusangkar, pemandangan semakin memesona dengan latar belakang pegunungan Bukit Barisan yang menjulang megah. Hutan-hutan tropis yang lebat memberikan warna hijau yang mendominasi.

Tak lama kemudian, saya memasuki kawasan Batusangkar, sebuah kota kecil yang tenang dengan atmosfer yang penuh sejarah. Dari kejauhan, saya mulai melihat puncak-puncak gonjong Istana Pagaruyung yang menjulang di tengah-tengah hamparan sawah hijau.

Setibanya di istana, rasa kagum saya semakin kuat saat melihat keindahan arsitektur tradisional Minangkabau yang megah berdiri di hadapan saya.

Istana Pagaruyung terletak di sebuah lapangan luas yang dikelilingi oleh pohon-pohon rindang dan pegunungan yang menjulang, menciptakan suasana yang damai dan menenangkan. Keindahan alam sekitar yang berpadu dengan kemegahan istana membuat perjalanan ini tidak hanya menyenangkan tetapi juga memperkaya jiwa, memperlihatkan betapa kayanya warisan alam dan budaya Sumatera Barat.

Mata saya menyapu kondisi sekitar, kaki saya mulai melangkah menjelajahi menuju istana, saya merasa seolah-olah melangkah kembali ke masa lalu, ketika istana ini berfungsi sebagai pusat pemerintahan dan tempat tinggal raja-raja Pagaruyung.

Sejarah Istana Pagaruyung terkait erat dengan sejarah Kerajaan Pagaruyung yang merupakan salah satu kerajaan besar di Sumatera Barat. Kerajaan Pagaruyung didirikan pada abad ke-14 oleh Adityawarman, seorang bangsawan yang memiliki hubungan darah dengan kerajaan-kerajaan di Jawa dan Minangkabau. Istana Pagaruyung dibangun sebagai pusat kekuasaan dan tempat tinggal bagi raja dan keluarganya. Istana ini tidak hanya berfungsi sebagai kediaman raja, tetapi juga sebagai pusat administrasi dan kebudayaan Minangkabau.

Istana Pagaruyung pertama kali mengalami kehancuran pada tahun 1804 akibat serangan oleh kaum Padri dalam Perang Padri. Pada tahun 1821, istana yang telah dibangun, kembali dihancurkan oleh kebakaran. Sejak itu istana mengalami beberapa kali rekonstruksi. Bangunan istana yang ada saat ini adalah hasil rekonstruksi yang dilakukan pada tahun 1976 oleh pemerintah Indonesia, yang mencoba mempertahankan arsitektur tradisional dan keaslian desain aslinya.

Namun, pada tahun 2007, Istana Pagaruyung sekali lagi mengalami kebakaran akibat disambar petir. Setelah kejadian ini, istana kembali dibangun dengan menggabungkan bahan-bahan modern namun tetap mempertahankan gaya arsitektur Minangkabau yang original.

Meskipun bangunan istana yang ada saat ini merupakan replika, Istana Pagaruyung tetap menjadi simbol penting dari kebudayaan dan sejarah Minangkabau. Pengunjung yang datang ke sini dapat merasakan kekayaan sejarah dan tradisi yang masih dilestarikan, sekaligus menikmati keindahan arsitektur tradisional Minangkabau.

Istana ini terdiri atas tiga lantai dengan 72 tonggak penyanggah dan 11 gonjong atap.

Di dalam istana terdapat berbagai macam benda-benda pusaka dan peninggalan Kerajaan Pagaruyung. Istana Pagaruyung saat ini berfungsi sebagai museum dan objek wisata budaya.

Penulis di Depan Istana. Foto: Dokumen Pribadi


Memasuki pelataran istana, saya disambut oleh alunan musik tradisional Minangkabau yang merdu. Para penari dengan pakaian adat yang indah menari dengan penuh semangat, membawakan tarian khas Minangkabau yang penuh makna dan filosofi. Saya terhanyut dalam suasana budaya yang kental, merasakan kehangatan dan keramahan masyarakat Minangkabau.

Langkah kaki saya membawa saya menapaki tangga menuju lantai pertama istana. Di sini, saya disuguhkan dengan berbagai koleksi benda bersejarah, seperti senjata tradisional, peralatan rumah tangga, dan pakaian adat. Setiap benda memiliki ceritanya sendiri, menceritakan kisah kejayaan dan perjuangan masyarakat Minangkabau di masa lampau.

Penulis di Tangga Istana. Foto: Dokumen Pribadi


Di lantai kedua, saya menemukan ruangan yang konon dulunya merupakan tempat tinggal raja dan keluarga kerajaan. Ruangan ini dihiasi dengan ukiran kayu yang indah dan dipenuhi dengan benda-benda pusaka yang bernilai tinggi. Saya membayangkan suasana istana pada masa lampau, saat raja dan keluarga kerajaan tinggal dan memerintah di sini.

Naik ke lantai ketiga, saya disuguhkan dengan pemandangan yang menakjubkan. Dari atas istana, saya dapat melihat hamparan sawah hijau yang luas, dikelilingi oleh perbukitan yang hijau dan asri. Pemandangan ini begitu indah dan menyejukkan mata, membuat saya merasa tenang dan damai.

Salah satu elemen yang paling menonjol dari arsitektur istana ini adalah ukiran-ukirannya yang rumit dan detail.

Ukiran relief terdapat pada berbagai bagian istana, seperti dinding, pintu, dan jendela. Ukiran relief ini menggambarkan berbagai motif alam, seperti tumbuhan, hewan, dan geometri.

Ukiran kaligrafi terdapat pada beberapa bagian istana, seperti mihrab dan mimbar masjid. Ukiran kaligrafi ini berisi ayat-ayat Al-Qur’an dan tulisan Arab lainnya.

Ukiran geometris terdapat pada berbagai bagian istana, seperti atap gonjong dan dinding. Ukiran geometris ini terdiri atas pola-pola yang simetris dan berulang.

Ukiran-ukiran ini memiliki makna filosofi yang dalam sebagai berikut.
Motif alam dalam ukiran melambangkan keselarasan manusia dengan alam. Tumbuhan dan hewan yang digambarkan dalam ukiran melambangkan berbagai aspek kehidupan manusia, seperti kekuatan, kemakmuran, dan kesuburan.

Ukiran kaligrafi melambangkan nilai-nilai religius dan spiritual masyarakat Minangkabau. Ayat-ayat Al-Qur’an dan tulisan Arab lainnya dalam ukiran ini berfungsi sebagai pengingat bagi manusia untuk selalu beriman kepada Allah SWT.

Ukiran geometris melambangkan keteraturan dan keseimbangan dalam kehidupan. Pola-pola simetris dan berulang dalam ukiran ini melambangkan harmoni dan keseimbangan antara manusia dengan alam dan manusia dengan penciptanya.

Penulis dengan Beberapa Pengunjung di Depan Istana. Foto: Dokumen Pribadi


Atap gonjong yang bertingkat-tingkat melambangkan filosofi alam Minangkabau yang terbagi dalam tiga tingkatan, yaitu alam bawah, alam tengah, dan alam atas. Atap gonjong juga melambangkan keris, senjata tradisional Minangkabau yang melambangkan kekuatan dan keberanian.

Bilik-bilik di dalam istana melambangkan sistem kekerabatan matrilineal masyarakat Minangkabau. Bilik-bilik ini biasanya dihuni oleh satu keluarga besar yang dipimpin oleh seorang perempuan.

Singgasana raja di Balai Gadang melambangkan kekuasaan dan kepemimpinan raja. Singgasana yang terbuat dari kayu berukir yang indah melambangkan masyarakat Minangkabau menganut sistem kekerabatan matrilineal, dimana garis keturunan dan warisan diturunkan melalui garis ibu. Harta pusaka dan rumah gadang (rumah besar) biasanya diwariskan kepada anak perempuan.

Pemandu dengan mahirnya menjelaskan tentang adat istiadat masyrakat Minangkabau, sehingga saya jadi mengetahui hal-hal berikut.

Masyarakat Minangkabau menganut sistem matrilineal, dimana garis keturunan dan pewarisan harta dihitung dari pihak ibu.

Anak-anak akan mengikuti suku ibunya, dan harta pusaka diwariskan kepada perempuan dalam keluarga.

Perempuan memiliki peran penting dalam keluarga dan masyarakat, dan mereka memiliki hak yang sama dengan laki-laki.

Adat istiadat Minangkabau sangat kaya dan beragam. Beberapa adat istiadat yang terkenal adalah sebagai berikut.

Pepatah. Pepatah adalah peribahasa yang berisi nasihat dan pelajaran hidup.

Seloko. Seloko adalah aturan adat yang mengatur tentang pergaulan dan kehidupan sosial.

Pisau Cinduak. Pisau Cinduak adalah simbol adat yang melambangkan persatuan dan kesatuan masyarakat Minangkabau.

Filosofi hidup masyarakat Minangkabau berlandaskan pada adat dan agama Islam. Beberapa nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi adalah sebagai berikut.

Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah. Adat bersendikan syarak, syarak bersendikan kitabullah, yang berarti bahwa adat Minangkabau harus berlandaskan syarak Islam dan syarak Islam harus berlandaskan Al-Qur’an dan Hadist.

Musyawarah Mufakat. Musyawarah mufakat adalah cara untuk menyelesaikan masalah dengan cara berunding dan mencapai mufakat bersama.

Gotong Royong. Gotong royong adalah semangat kebersamaan dan saling membantu dalam menyelesaikan pekerjaan.

Mengembangkan Nagari. Mengembangkan nagari adalah semangat untuk membangun dan memajukan kampung halaman.

Menjaga Kehormatan Diri dan Keluarga: Menjaga kehormatan diri dan keluarga adalah nilai yang sangat penting dalam masyarakat Minangkabau.

Prosesi perkawinan Minangkabau penuh dengan adat istiadat yang melibatkan berbagai tahapan, mulai dari melamar, upacara nikah, hingga pesta pernikahan. Salah satu ciri khas adalah adanya “marapulai” (pengantin pria) yang dijemput oleh pihak perempuan dalam prosesi yang meriah.

Masyarakat Minangkabau memiliki berbagai upacara adat, seperti upacara kematian (batagak kudo-kudo), upacara turun mandi (untuk bayi), dan upacara adat penghulu (pengukuhan pemimpin adat).

Seni tradisional Minangkabau meliputi tari-tarian seperti tari piring dan tari pasambahan, musik tradisional dengan alat musik seperti saluang dan talempong, serta seni bela diri silat Minangkabau.

Dengan mengetahui hal-hal di atas, saya telah memiliki pemahaman yang lebih mendalam tentang Istana Pagaruyung dan kebudayaan Minangkabau, yang kaya akan nilai-nilai sejarah, adat istiadat, dan tradisi yang masih dilestarikan hingga kini.

Betapa beruntungnya saya dapat berkunjung ke Istana pagaruyung ini
Sebab,

Saya mendapatkan wawasan mendalam tentang sejarah Kerajaan Pagaruyung dan perkembangan kebudayaan Minangkabau. Melihat langsung artefak dan replika peralatan tradisional memberikan pengalaman belajar yang lebih hidup dan menarik dibandingkan hanya membaca dari buku.

Saya memiliki pengalaman visual. Melihat langsung arsitektur tradisional Minangkabau dengan atap gonjong yang unik dan desain interior yang khas memberikan apresiasi lebih terhadap keindahan dan kecanggihan konstruksi tradisional.

Saya meningkatkan kesadaran dan penghargaan terhadap warisan budaya dan sejarah Indonesia, khususnya Minangkabau. Ini penting untuk mendukung pelestarian budaya dan tradisi. Saya memiliki kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan masyarakat setempat dan memahami nilai-nilai adat istiadat mereka. istana juga memberikan kepada saya efek relaksasi dan mengurangi stres.

Istana Pagaruyung menawarkan banyak peluang bagi saya mengambil gambar-gambar indah, baik dari segi arsitektur, lanskap, maupun momen-momen budaya yang khas. Saya dapat berpakaian adat mengambil gambar dengan latar belakang istana Pagaruyung.

Memperluas wawasan dan pengalaman saya melalui perjalanan budaya dan sejarah sehingga meningkatkan rasa percaya diri saya, keterbukaan, dan pemahaman antarbudaya.

Mengunjungi istana ini juga memberikan saya pengalaman kuliner. Di sekitar Istana Pagaruyung, Saya menikmati kuliner khas Minangkabau yang terkenal lezat, seperti rendang, dendeng balado, dan sate Padang.

Akhirnya berkunjung ke Istana Pagaruyung bukan hanya tentang wisata, tetapi juga tentang belajar, merasakan, dan memahami budaya Minangkabau. Makna yang saya bawa pulang dari kunjungan ini memperkaya hidup saya dan memberikan perspektif baru tentang dunia.

Padang, 10 Mei 2018
Ditulis di hotel Santika Premiere




One Comment

  1. May 28, 2024 at 11:38 am

    Mukminin

    Reply

    Tulisan jos

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

By browsing this website, you agree to our privacy policy.
I Agree