May 19, 2024 in Uncategorized

Pertemuan “Singa” dan “Rajawali”

Pertemuan “Singa” dan “Rajawali”

Oleh Telly D.


“Tidaklah mati yang membuat kita kehilangan orang yang kita cintai, melainkan justru cinta yang membuat kita terus hidup bersama kenangan dan doa.”

Hari ini nenek dan kakek beserta ayah Ifat membawa Nadhira melakukan ziarah makam. Makam keluarga yang berada di Kabupaten Barru, memiliki jarak sekitar 100 km atau satu jam berkendaraan mobil dari Makassar.

Makam terletak di pinggir pantai, berada dalam kompleks rumah induk “Tompo Tikka.” Beberapa orang mulia dalam keluarga kita dimakamkan di situ (Puang Mama (ibu Puang Ina atau nenek buyutmu), Puang Taty dan Puang Tayu (saudara Puang Ina dan istri Puang Dedy), dan yang paling khusus di situ juga dimakamkan Wa Ode Adityarini Aqidah Absahi Djadir Daeng Malebbi, Tante Anti atau Puang Anti) anak tertua dari kakek dan nenek atau saudara tertua ayah Ifat.

Kebetulan saja yang dimakamkan di situ adalah para wanita keluarga Tompo Tikka sehingga kompleks makam itu disebut komplekas makam “Wanita Hebat Tompo Tikka.”

Nama terakhir Wa Ode Adityarini Aqidah Absahi Djadir Daeng Malebbi memiliki ikatan khusus denganmu, sekalipun kamu tak pernah bertemu dengan almarhumah, namun kamu mewarisi gelar Daeng Malebbi yang selama ini digunakan almarhumah semasa hidupnya. Kamulah Wa Ode Nadhira Djadir Daeng Malebbi yang diharapkan dapat meneruskan semangat dan keistimewaan-keistimewaan yang almarhumah miliki sekarang. Kamulah Daeng Malebbi dari generasi yang akan datang.

Nadhira dan Ayah di Samping Kuburan Tante Anti. Foto: Dokumen Pribadi


Almarhumah wafat di Boston Amerika 23 Maret 2020, dalam sebuah kecelakaan. Mobinya diseruduk oleh mobil truk di sebuah parkiran Mall di Boston oleh seorang pengemudi wanita yang sedang mabuk. Puang Anti meninggal di tempat dan jenazahnya di kembalikkan ke Indonesia untuk dikuburkan di pemakamam keluarga. Ini pertemuan pertamamu dengan almarhumah dalam kondisi sudah berbeda alam.

Kakek dan Nenek di Samping Kuburan Tante Anti. Foto: Dokumen Pribadi


Almarhumah memiliki jejak kaki yang membanggakan keluarga. Menyelesaikan pendidikannya di Boston Amerika, dia penerima beasiswa bergengsi dunia Fullbringht, lulus dengan pridikat cumlaude, bekerja pada organisasi dunia, berdiam di Amerika dan menikah dengan seorang Muallaf warga negara Amerika Sean Lewis atau Ilyas Rahim Daeng Mabella.

Nadhira Menikmati Mandi di Laut Belakang Rumah di Barru. Foto: Dokumen Pribadi


Almarhumah teladan yang baik untuk keberanian dan ketangguhannya dalam mengejar cita-cita, kemampuan yang dimiliki membuat dia duduk sejajar dengan bangsa-bangsa dunia. Nenek dan kakek memberinya gelar almarhumah “Singa,” “si Raja Hutan Penguasa Hutan dan Savana,” sejajar dengan gelarmu “Burung Rajawali,” “Penguasa Cakrawala.” Kamu berdua adalah Daeng Malebbi, wanita hebat yang Puang Ina miliki “Singa” dan “Rajawali” kebanggaan nenek dan kakek.

Kamu masih kecil belum bisa memahami hal ini. Kamu hanya digendong ayah ketika ziarah makam itu dilakukan. Ayah menakutkan kamu digigit semut dan serangga lain yang banyak bertebaran di sekitar makam itu.

Nadhira Senang Sekali Mandi di Laut Belakang Rumah di Barru. Foto: Dokumen Pribadi


Nadhira tidak tertarik dengan makam, Nadhira justru lebih tertarik pada pantai yang memiliki air biru yang berada di sekitar pemakaman itu. Kamu tak bisa diajak berkompromi untuk tidak berenang, akhirnya ayah memberimu kesempatan berenang di bawah terik matahri, kamu sangat senang. Memerlukan banyak bujukan dan setengah memaksa untuk dapat membuat kamu menghentikan kesenangan bermain air di pantai itu ketika waktu untuk pulang.

Sudah Mau Pulang, Nadhira Mesti Berhenti Mandi. Foto: Dokumen Pribadi


Cucuku Nadhira

Ziarah makam adalah praktik penting dalam Islam. Ini adalah kunjungan yang dilakukan ke kuburan untuk mendoakan orang yang telah meninggal, merenungkan kematian, dan mengingat akan akhirat.

Ini adalah saat-saat yang mengingatkan akan kepentingan mempersiapkan diri untuk kehidupan setelah kematian, sambil memupuk rasa syukur atas nikmat yang diberikan Allah SWT.

Di antara alam kubur dan alam nyata, nenek membawa kenangan yang takkan pudar, sebuah ikatan yang menghubungkan nenek dengan masa lalu dan masa depan. Dalam ziarah itu, nenek merasakan hadirnya cinta, harapan, dan keabadian yang mengalir dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Di hadapan nenek terhamparlah pusara almarhumah putri nenek yang tercinta, menjadi saksi bisu dari kehilangan yang tak mampu nenek ucapkan. Bersama Nadhira, nenek duduk di samping kuburan dengan hati yang tergores luka kehilangan yang dalam. Sekaligus ada Nadhira yang membawa keriangan dalam kehilangan yang dengan senyum kecilnya membawa harapan di tengah kepedihan.

Saat langkah-langkah nenek mendekati pusara, nenek merasakan rasa hampa dan kehilangan bergulir dalam dada, tetapi juga ada kehangatan yang mengalir dari keberadaan Nadhira. Di depan makam yang menjadi tempat bersemayamnya kenangan dan doa, saya memelukmu dengan erat, merasakan kepolosan dan kehadiran yang tak ternilai harganya.

Dalam doa-doa yang nenek ucapkan, nenek memohon rahmat dan ampunan bagi almarhumah yang telah berpulang, sambil merangkul Nadhira yang menjadi tanda kehidupan yang terus berlanjut. Nadhira adalah sentuhan hangat kasih sayang, memperkuat ikatan yang menghubungkan generasi yang terpisah oleh waktu namun bersatu dalam cinta.

Nadhira menjadi sumber kekuatan dan alasan untuk nenek terus bertahan. Kehadiranmu membuat nenek menemukan motivasi untuk melanjutkan perjalanan hidup, meskipun luka kehilangan tetap ada. Bersama Nadhira, nenek merasakan hadirnya kehidupan yang terus bergerak maju, sementara kenangan almarhumah putriku hidup dalam doa-doa dan cerita yang nenek bagikan.

Dalam kebersamaan ziarah makam ini, bukan hanya perjumpaan dengan kenangan yang menyedihkan, tetapi juga momen untuk merayakan kehidupan yang terus berlanjut. Terima kasih atas kehadiran Nadhira yang membawa keberkahan dan kehangatan di setiap langkah nenek, membuat kekuatan dan ketabahan nenek dalam menghadapi ujian ini.

Ziarah ini telah membawa nenek lebih dekat kepada Allah SWT, mengingatkan nenek akan kefanaan dunia ini dan pentingnya persiapan untuk akhirat. Melalui Nadhira, nenek merasakan hadirnya keberkahan dan kehangatan, mengingatkan bahwa cinta dan kebaikan akan selalu ada, bahkan di tengah kesedihan sekalipun.

Kita melangkah pulang dengan hati yang lega dan penuh syukur, membawa harapan dan keberkahan di setiap langkah. Meskipun perjalanan hidup terus berlanjut, namun kenangan almarhumah putri tercinta akan selalu hidup dalam doa dan cinta yang tak terhingga. Dengan penuh keyakinan dan rasa syukur, kita meninggalkan kuburan dengan penuh harapan akan pertemuan di Surga kelak.

“Ya Allah, ampunilah dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan anakku yang telah meninggal ini. Berikanlah rahmat dan ampunan-Mu yang luas kepadanya, dan terimalah segala amal kebaikan yang telah ia lakukan.
Jadikanlah kuburannya sebagai taman surgamu, tempat ia mendapatkan kebahagiaan yang abadi. Ya Allah, berikanlah keberkahan dan keselamatan bagi rohnya, dan jadikanlah ia sebagai ahli surga-Mu yang mulia. Aamiin.”

“Ya Allah, kuatkanlah hati kami yang sedang berduka atas kepergian orang yang kami cintai. Berikanlah kami kesabaran dan ketabahan dalam menghadapi ujian ini. Tunjukkanlah kepada kami jalan yang lurus dan bimbinglah kami untuk tetap teguh dalam iman. Berilahlah rahmat dan keberkahan bagi kami yang ditinggalkan, dan jadikanlah kematian ini sebagai pengingat bagi kami akan hakikat kehidupan. Aamiin.”

Makassar, 2 Maret 2024




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

By browsing this website, you agree to our privacy policy.
I Agree