April 19, 2024 in Uncategorized

Kasih Sayang di Momen Sederhana

Kasih Sayang di Momen Sederhana

0leh Telly D.


“Terkadang, kebahagiaan tak tersembunyi di dalam pencarian yang besar, melainkan dalam momen-momen sederhana bersama orang-orang tercinta.”

“Air cucuran atap jatuhnya ke pelimbahan juga.” Pribahasa yang suka kita gunakan untuk menggambarkan sifat atau budi pekerti anak yang biasanya mengikuti sifat atau budi pekerti orang tuanya.

Pribahasa ini mengibaratkan air yang mengalir dari atap, yang mana arahnya sudah pasti dan tidak bisa diubah, yaitu jatuh ke pelimbahan. Hal ini sama seperti sifat dan budi pekerti anak yang biasanya mengikuti orang tuanya.

Pribahasa ini sesungguhnya mengandung makna bahwa orang tua harus menjadi contoh yang baik bagi anak-anaknya. Jika orang tua memiliki sifat yang baik, maka anak-anaknya pun kemungkinan besar akan memiliki sifat yang baik. Menggambarkan bahwa setiap tindakan baik yang dilakukan akan membawa hasil yang baik pula.

Dalam konteks tulisan ini, pribahasa ini dapat menggambarkan betapa kebersamaan dan pengorbanan yang dilakukan dalam keluarga akan menghasilkan ikatan yang kuat dan kebahagiaan yang tidak terlupakan. Seperti air hujan yang mengalir dari atap dan mengumpulkan air di pelimbahan, setiap momen kebersamaan dan kasih sayang dalam keluarga akan mengumpulkan kebaikan dan kebahagiaan yang melimpah.

Momen kebersamaan yang saya maksud adalah momen rutin yang saya lakukan setiap hari bersama Nadhira cucu saya termasuk momen ketika saya memandikan Nadhira.

Nadhira Menikmati Mandi dengan Air Hangat. Foto: Dokumen Pribadi


Cucuku Nadhira
Selama hampir dua bulan Nadhira berada di Indonesia, nenek Puang Ina yang mengambil alih tanggung jawab untuk memandikanmu. Mengapa nenek memilih tanggung jawab itu, padahal ayahbundamu menyiapkan orang yang khusus melayani semua kebutuhan Nadhira?

Itu terjadi karena Nenek berharap Interaksi yang terjadi dengan Nadhira selama mandi dapat mempengaruhi berbagai aspek perkembanganmu, termasuk perkembangan kognitif, sosial, emosional, dan motorik.

Hal inilah yang menjadikan nenek Puang Ina tidak mendelegasikan tugas memandikan Nadhira kepada orang lain. Nenek selalu berusaha melakukan dengan penuh ketekunan, kadang bahkan dalam kondisi nenek tidak sehat pun tetap melakukan hal tersebut.

Banyak hal yang menjadi pertimbangan Puang Ina dalam hal ini.
Pertama-tama, memandikan Nadhira berarti nenek punya kesempatan menelisik fisik Nadhira, apakah ada memar akibat benturan, ruam karena alergi, bentol karena gigitan nyamuk atau luka karena terjatuh, tertusuk atau teriris benda tajan, yang memerlukan tindakan pengamanan yang lebih lanjut.

Sambil mandi, nenek juga dapat memberikan kesempatan untuk memperkenalkan konsep-konsep baru kepada Nadhira, seperti perbedaan suhu air. Saat mencampur air hangat dan dingin, nenek dapat mengajarkan Nadhira tentang perbedaan suhu dan dampaknya pada tubuh. Ini membantu dalam pengembangan pemahaman Nadhira tentang sifat-sifat fisik dunia di sekitarmu.

Kemudian, melalui aktivitas mandi Nadhira, nenek memberi kesempatan belajar tentang sifat-sifat air secara langsung. Misalnya, Nadhira dapat belajar bahwa air bisa mengalir, memercik, bisa membentuk gelembung, atau bisa menetes. Dengan mengeksplorasi sifat-sifat air ini, Nadhira mengembangkan keterampilan kognitifnya, melalui pengamatan dan pemecahan masalah.

Nadhira Merasakan Perbedaan Suhu Air Menetes dengan yang Sudah Bercampur Air Hangat. Foto: Dokumen Pribadi


Selain itu, nenek juga dapat melakukan kegiatan berbahasa selama mandi, seperti menyanyi atau berbicara tentang apa yang Nadhira lakukan. Nadhira dapat melatih keterampilan bahasanya. Berbicara dengan Nadhira saat mandi tidak hanya membantu Nadhira mengembangkan kosakata baru, tetapi juga memperkuat ikatan emosional antara Nadhira dengan nenek Puang Ina yang sementara merawatmu.

Terakhir, merasakan cipratan air pada kaki atau tangan saat mandi juga merupakan cara yang baik untuk melatih keterampilan motorik kasar Nadhira. Dengan merasakan air dan mencoba untuk mengendalikan gerakan kaki atau tanganmu, Nadhira memperkuat otot-otot besar dan meningkatkan koordinasi gerakan tubuhmu.

Dengan demikian, memandikan Nadhira tidak hanya menjadi rutinitas harian yang penting untuk menjaga kebersihan fisikmu, tetapi juga merupakan kesempatan berharga untuk memperkaya pengalaman Nadhira dalam berbagai aspek perkembangan psikologis. Melalui interaksi ini, Nadhira belajar tidak hanya tentang dunia di sekitarmu, tetapi juga tentang hubungan antara dirimu sendiri dan lingkungan sosialmu.

Begitu menyenangkannya suasana mandi itu, setiap kali jika waktu mandi tiba dan nenek mengingatkan Nadhira untuk mandi, Nadhira menyambutnya dengan mata berbinar dan meloncat-loncat kegirangan, tanganmu diangkat keduanya ke atas sebagai isayarat bahwa kamu sudah tidak sabar ingin dibantu membuka bajumu.

Jika celananya pun sudah dibuka nadhira suka menggunakan kesempatan itu untuk sejenak berlari ke sana kemari bahkan berusaha bersembunyi di balik kursi atau pintu agar kami mencari dan mengejarmu, atau berpura-pura serius menonton TV sambil minum susu seolah-olah tidak mendengar suara nenek yang memanggilmu untuk mandi.

Nadhira selalu melangkah masuk ke dalam kamar mandi dengan langkah-langkah ringan yang penuh keceriaan. Setiap gerakan tubuhmu penuh dengan energi positif, seolah-olah kamu memang bersiap untuk menaklukkan dunia dalam petualangan mandimu.

Nenek Puang Ina pun bersemangat memulai ritual pembersihan tubuhmu dengan penuh kegembiraan. Setiap gerakan mandi nenek jadikan rangkaian petualangan kecil yang dapat menambah keceriaan di hatimu.

Nadhira merasakan sentuhan air hangat yang lembut saat pertama kali memutar keran shower. Kamu memperhatikan bagaimana air mengalir lancar dari kepala shower.

Dengan rasa penasaran, Nadhira menadahkan tangannya ke bawah air yang mengalir. Air hangat itu membanjiri telapak tanganmu dengan kehangatan yang menyenangkan. Kamu merasakan sensasi yang menenangkan dan nikmat menyentuh kulitmu saat air membasahi tanganmu.

Namun, ketika kamu bergeser sedikit ke samping, kamu merasakan sesuatu yang berbeda. Kamu merasakan titik-titik air dingin yang menetes di antara jari-jarimu. Sifat air yang mengalir berubah dari mengucur menjadi menetes, seperti hujan ringan yang menari-nari di atas permukaan tanganmu.

Nadhira merasakan kontras yang menarik antara air hangat yang mengalir dengan air dingin yang menetes. Kamu tertegun sejenak, membiarkan dirimu merasakan perbedaan tersebut. Air dingin itu menyegarkan, menyentuh kulitmu dengan sensasi yang berbeda, seperti menyadarkan dirimu dari aliran hangat sebelumnya.

Tapi Nadhira tidak merasa terganggu oleh perubahan itu. Sebaliknya, kamu justru merasa tertarik dan terpesona oleh keindahan sifat air yang begitu beragam. Dengan penuh kegembiraan, kamu mulai meloncat-loncat di bawah shower, menikmati sensasi hangat dan dingin yang berputar-putar di sekitarmu.

Nadhira tak bisa menahan kegembiraannya untuk mencicipi sensasi baru yang menarik di dalam baskom mandinya. Dengan langkah-langkah ringan, kamu bergerak menuju baskom, penuh dengan antusiasme. Kaki dan tanganmu bergerak-gerak dengan lincah saat kamu merasakan cipratan air yang menyegarkan.

Saat air mulai membasahi tubuhmu, Nadhira tidak hanya merasakan sensasi menyegarkan, tetapi juga memanfaatkan momen itu untuk bermain dan belajar. Sambil bernyanyi dan berbicara, kamu mengambil boneka-boneka dan mainan plastikmu, mengajak mereka untuk berpetualang di dalam air.

Dengan suara riang, kamu berusaha mengikuti ketika saya menyebutkan warna-warna dan jenis-jenis mainan yang kamu miliki. Setiap kali kamu menyentuh mainan-mainan itu, kamu merasakan tekstur dan bentuknya, memperkuat koneksi antara kata-kata dan objek di dunia nyata. Nadhira juga mengenal bagian-bagian tubuhmu sendiri, menyebutkan nama-nama seperti mata, hidung, mulut, dan telinga sambil bermain dengan mainan plastikmu.

Sementara bermain, kamu merasakan sensasi air yang mengalir di badanmu, mendengarkan suara gemericik air, dan melihat refleksi mainan-mainan di permukaan air. Semua ini menjadi momen pembelajaran yang menyenangkan bagi Nadhira, yang tidak hanya menambah kosa kata dan pengetahuanmu, tetapi juga merangsang kemampuan bahasa dan koordinasi motorikmu.

Bagi Nadhira, mandi adalah belajar tentang menjelajahi dunia dengan penuh kegembiraan dan keingintahuan. Saat air terus mengalir, Nadhira semakin asyik dengan permainannya. Kamu mengarahkan mainan plastikmu ke arah wajahmu, seolah-olah memperkenalkan mereka satu per satu.

Nadhira Siap-siap Menyelesaikan Mandinya. Foto: Dokumen Pribadi


Setelah itu, kamu memegang sebuah bola plastik berwarna cerah dan berkilauan. Nadhira mulai meremas-remas bola itu dengan gemas, merasakan teksturnya yang lembut dan kenyal di telapak tanganmu.

Tiba-tiba, kamu menyadari bahwa ada banyak warna yang bisa dilihat di sekitarmu. Kamu menatap ke dinding kamar mandi dan menunjuk pada ubin-ubin berwarna yang terpampang di sana. “Hijau, biru, kuning,” sambil menunjuk-nunjuk, seolah-olah memperkenalkan warna-warna tersebut kepada saya nenekmu.

Tidak puas hanya bermain dengan mainan dan mengenal warna, Nadhira juga memutuskan untuk belajar tentang bagian tubuhmu sendiri. Kamu menatap refleksi dirimu di cermin dan menyentuh setiap bagian wajahmu satu per satu. “Ini mataku, ini hidungku, dan ini mulutku!” demikian isyaratnya sambil menunjuk-nunjuk dirimu dalam cemin. Ada rasa kebanggaan, seolah menemukan rahasia besar tentang dirimu sendiri.

Ketika mandi selesai, Nadhira melangkah keluar dari bak mandi dengan senyum bahagia di wajahnya. Kamu tidak hanya bersih dan segar, tetapi juga penuh dengan kenangan indah bersama nenek. Bagi nenek Puang Ina, interaksi sosial dalam mandi tidak hanya membuat Nadhira bersih fisik, tetapi juga membuatmu kaya akan cinta dan kehangatan keluarga.

Selain itu, kegiatan memandikan cucu juga mengandung pesan tentang pentingnya merawat dan mendukung satu sama lain dalam keluarga. Nenek dengan penuh kasih sayang mengurus cucu, mengajarkan bahwa menjadi bagian dari keluarga berarti saling mengasihi, mendukung, dan melindungi satu sama lain.

Dengan cara sederhana ini, interaksi antara nenek dan cucu mengajarkan bahwa kebersamaan, kasih sayang, dan perhatian adalah hal-hal yang mendasar dalam membangun hubungan keluarga yang kuat dan harmonis. Dan di balik rutinitas sehari-hari seperti mandi, terdapat pelajaran berharga tentang arti sejati dari keluarga dan cinta tanpa pamrih.

Makassar, 2 April 2024




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

By browsing this website, you agree to our privacy policy.
I Agree