April 17, 2024 in Uncategorized

Peluncuran Buku “Nadhira” di Singapura

Peluncuran Buku “Nadhira” di Singapura

Oleh Telly D.


“Keberkahan sejati terletak dalam kehangatan keluarga yang bersatu, di mana cinta kasih mengalir tanpa batas dan kebahagiaan ditemukan dalam setiap momen bersama.”

Tanggal 11 April 2024

Hari ini nenek Puang Ina menerima WA dari ayahbunda yang mengabarkan bahwa Nadhira telah tiba di Singapura setelah melalui transit di Malaysia. Perjalanan yang melelahkan tentu saja namun kamu langsung segar begitu bertemu dengan keluarga, tidur sepanjang perjalanan membuatmu bisa langsung menebar pesona.

Alhamdulillah nenek Puang Ina lafalkan sebagai wujud bahwa kamu dilindungi Allah SWT, diberi keselamatan, kelancaran, dan kemudahan dalam perjalanan. Kemudian diberi kesempatan bertemu kembali dengan keluarga dalam keadaan suka cita. Bertemu dngan keluarga setelah berpisah 2 bulan tentu sangat melegakan dan memupus kerinduan.
.
Ayahbunda mengirim foto yang memperlihatkan bahwa nenek Sa’dah dan Abah Razak beserta keluarga besar sementara bersiap untuk melaksanakan open house dalam rangka silaturahmi, kamu tiba di saat yang tepat.

Puang Ina merasa membuang kesempatan bersilaturahmi dengan keluarga besarmu. Puang Ina sebenarnya sudah berjanji pada mak Sa’dah dan ayahbunda akan ikut denganmu ke Singapura, Namun kondisi Kakek Ida yang sakit memerlukan perawatan khusus membuat nenek menunda keberangkatan ke Singapura untuk sementara.

Kemudian ayahbundamu mengirim beberapa foto dan video yang memperlihatkan keseruan dan banyaknya tamu yang bersilaturahmi ke rumah melaksanakan halal bi halal.

Suasana Halal Bi Halal Keluarga di Singapura. Foto: Dokumen Pribadi

Dalam foto tampak mereka bersenang-senang, bersendagurau sambil menikmati hidangan nenek Mak Sa’dah yang terkenal kelezatan masakannya. Keluarga Nadhira di Singapura sementara merayakan hari kemenangan dengan melaksanakan halal bi halal, merayakan kesuksesan mereka setelah menyelesaikan bulan Ramadhan dengan penuh kesabaran, ketekunan, dan dedikasi. Merayakan kemenangan spiritual atas diri sendiri, dimana mereka berhasil mengendalikan hawa nafsu dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Mereka sementara merayakan pencapaian spiritual kembali kepada kefitrahan fitrah manusia setelah menjalani serangkaian ibadah di bulan Ramadhan.

Suasana Halal Bi Halal Keluarga di Singapura. Foto: Dokumen Pribadi

Sesuatu yang menjadi istimewa karena ayahbunda memanfaatkan momen kumpul keluarga untuk memperkenalkan atau mempublish buku “Nadhira.” Kamu mengulang cerita melounching bukumu sendiri di Singapura.

Nadhira Menyerahkan Buku “Nadhira” kepada Tante di Singapura. Foto: Dokumen Pribadi

Nenek Puang Ina senang sekali mengetahui hal ini. Apalagi setelah ayah Ifat mengatakan bahwa buku Nadhira sangat menarik perhatian keluarga. Mereka tidak menyangka bahwa nenek Nadhira adalah seorang penulis.

Nadhira Menyerahkan Buku “Nadhira” kepada Tante di Singapura. Foto: Dokumen Pribadi

Mereka mengomentari betapa bahagianya Nadhira memiliki seorang nenek yang penulis sehingga bisa memiliki buku yang bercerita tentang cucunya. Saya berbangga hati mengetahui bahwa mereka membaca profil saya di lembaran terakhir sebelum membuka buku Nadhira untuk mengetahui siapa penulisnya. Betapa senangnya mendengar mereka kagum setelah tahu bahwa Buku Nadhira itu adalah buku yang ke 26 dari semua karya antologi dan solo dari penulisnya.

Menerima Buku “Nadhira”. Foto: Dokumen Pribadi

Mak Sa’dah menambah kebahagiaan Puang Ina dengan dukungannya yang bersedia menyebar buku itu dalam lingkungan keluarga besarnya. Sayang buku yang dibawa masih terbatas karena alasan bagasi dan ada Nadhira yang harus jadi perhatian utama dalam perjalanan.

Menerima Buku “Nadhira”. Foto: Dokumen Pribadi

Banar-benar hari yang penuh berkah. Ini adalah hari yang penuh syukur dan sukacita. Suasana kebersamaan dan kedekatan dengan keluarga menguatkan rasa persaudaraan dan cinta kasih. Momen saling memaafkan, saling berbagi dan membahagiakan dengan keluarga menciptakan atmosfir dan kedamaian yang hakiki.

Menyimak Isi Buku “Nadhira”. Foto: Dokumen Pribadi

Sekalipun saya tidak berada di tengah keluarga namun pertemuan itu tak mengurangi makna yang ada.
“Ni’matu Allahi ayyuha al-kadhdhabu tukadhdhabu.” Nikmat Tuhan mana lagi yang kau dustakan.
“Fabi ayyi aalaa’i Rabbikumaa tukadzdziban.” (Seberapa besar nikmat Tuhan kalian yang kalian dustakan? (Al-Quran, Surah Ar-Rahman 55:13)),

“Ya Allah, Engkau yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, pada hari ini kami bersujud dalam kerendahan hati dan penuh syukur atas segala nikmat yang Engkau limpahkan kepada kami. Engkau telah memberi kami hidup, kesehatan, keluarga, rezeki, dan segala yang kami butuhkan. Kami bersyukur atas setiap nafas yang Engkau berikan, atas setiap langkah yang Engkau pandu, dan atas setiap rahmat yang Engkau curahkan. Ampunilah dosa-dosa kami, perbaikilah kekurangan kami, dan berikanlah kami kekuatan untuk selalu bersyukur dalam segala situasi. Ya Allah, jadikanlah setiap langkah kami sebagai wujud syukur kepada-Mu, dan berikanlah kami kekuatan untuk selalu mengingat-Mu dalam setiap detik hidup kami. Terima kasih, ya Allah, atas segala nikmat-Mu yang tiada henti. Aamiin.”

Makassar, 11 April 2024




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

By browsing this website, you agree to our privacy policy.
I Agree