April 12, 2024 in Uncategorized

Menyongsong Akhir Ramadhan

Menyongsong Akhir Ramadhan

Oleh Telly D.


“Keberkahan bukanlah hadir hanya pada saat Ramadan, tetapi dalam kesungguhan hati untuk terus memperjuangkan kebaikan sepanjang tahun.”

Bulan Ramadan, dengan segala keutamaan dan berkahnya, adalah bulan yang ditunggu-tunggu oleh umat Muslim di seluruh dunia. Saat bulan Ramadan menghampiri, kita memulai perjalanan spiritual yang penuh kesabaran, pengorbanan, dan kebersamaan. Ramadan bukan sekadar satu bulan dalam kalender hijriyah, tetapi merupakan momentum untuk merenung, memperdalam hubungan dengan Allah SWT, dan memperbaiki diri secara spiritual dan moral.

Dalam setiap hari Ramadan, kita menjalani ibadah puasa dari terbit fajar hingga terbenam matahari, menahan lapar, haus, dan hawa nafsu sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT.

Namun, kita juga menyadari bahwa ibadah puasa ini bukan semata-mata tentang menahan diri dari makan dan minum, melainkan lebih dari itu. Ramadan adalah waktu di mana kita memperkuat hubungan spiritual dengan Sang Pencipta, memperdalam pengertian akan penderitaan orang-orang yang kurang beruntung, dan memperbanyak amal kebaikan.

Saat kita menyongsong akhir Ramadan, terdapat perasaan campuran antara haru dan kebersyukuran dalam hati. Bulan suci ini telah memberikan kesempatan bagi kita untuk merenungkan perjalanan spiritual kita sepanjang hari dalam bulan ini. Kita merefleksikan tindakan, niat, dan keikhlasan kita dalam menjalani ibadah serta mengevaluasi sejauh mana kita telah memanfaatkan setiap kesempatan yang Allah berikan kepada kita selama bulan yang disucikan ini.

Namun, menyongsong akhir Ramadan juga berarti mempersiapkan diri untuk merayakan kemenangan spiritual ini dengan penuh kegembiraan dan syukur di hari raya Idul Fitri. Persiapan untuk lebaran tentu tidak hanya terbatas pada persiapan fisik, seperti membersihkan rumah, menyiapkan makanan, kue-kue, dan membeli pakaian baru, tetapi juga persiapan mental dan spiritual.

Keluarga Penulis. Foto: Dokumen Keluarga

Ini adalah saat di mana kita mengevaluasi kembali hubungan kita dengan keluarga, teman, dan komunitas, serta menumbuhkan semangat maaf-memaafkan dan memperbaiki hubungan yang mungkin cedera karena ada kesalahan atau kehilafan yang telah terjadi.

Dalam menyongsong akhir Ramadan, kita dipanggil untuk merefleksikan sejauh mana kita telah memanfaatkan bulan suci ini untuk meningkatkan kualitas ibadah dan meningkatkan kebaikan dalam diri. Ini adalah saat untuk mengevaluasi kembali niat, tindakan, dan keikhlasan yang telah kita tanamkan selama Ramadan. Dengan refleksi ini, kita dapat memperbaiki kesalahan kita, memperkuat komitmen kita terhadap agama, dan mendekatkan diri lebih jauh kepada Allah SWT.

Selain itu, menyongsong akhir Ramadan juga menyoroti pentingnya memberikan zakat Fitrah sebagai bagian dari kewajiban sosial umat Muslim. Zakat Fitrah adalah bentuk kewajiban sosial yang memastikan bahwa setiap orang memiliki kecukupan untuk merayakan Idul Fitri dengan layak. Melalui praktik ini, kita belajar untuk berbagi pada mereka yang membutuhkan, meningkatkan rasa solidaritas dan kepedulian sosial di antara sesama manusia.

Namun, di balik refleksi dan persiapan ini juga, kita menyadari bahwa akhir Ramadan bukanlah akhir dari perjalanan spiritual kita. Ramadan hanyalah awal dari suatu perjalanan yang baru, dimana semangat dan kebersamaan yang kita rasakan selama bulan suci ini harus tetap hidup sepanjang tahun. Dengan mempertahankan semangat dan keberkahan Ramadan, kita dapat menjadikan kebaikan sebagai bagian dari gaya hidup kita dan berkontribusi pada masyarakat secara lebih positif.

Menyongsong akhir Ramadan adalah saat yang penting bagi kita untuk merefleksikan perjalanan spiritual, memperkuat ikatan sosial, dan mempersiapkan diri untuk merayakan kemenangan spiritual ini dengan penuh sukacita dan syukur. Melangkah maju dengan tekad yang kuat dan niat yang tulus, kita dapat menjadikan Ramadan sebagai titik tolak untuk kehidupan yang lebih baik dan lebih bermakna.

Ini bukanlah akhir, tetapi awal dari suatu perjalanan yang baru dalam meningkatkan diri, mendekatkan diri kepada Allah SWT, dan mewujudkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari.

Silaturahim dengan Keluarga Besar (anak dan Kemanakan). Foto: Dokumen Pribadi

Saat kita mengucapkan selamat tinggal kepada bulan Ramadan yang penuh berkah, kita bawa bersama pelajaran berharga yang telah kita peroleh selama bulan suci ini. Kita telah belajar tentang kesabaran, ketekunan, dan pengorbanan. Kita telah merasakan kebaikan dan keberkahan dalam berbagi dengan sesama, serta memperdalam hubungan kita dengan Allah SWT. Semua pelajaran ini harus menjadi bekal bagi kita dalam menjalani kehidupan setelah Ramadan.

Silaturahim dengan Keluarga Besar (anak dan cucu). Foto: Dokumen Pribadi


Selain itu, dengan menyambut Idul Fitri, mari kita jadikan momen ini sebagai kesempatan untuk memaafkan kesalahan orang lain dan memperbaiki hubungan yang mungkin ada salah dan khilaf.

Terus menjaga semangat kebersamaan dan persatuan yang telah kita rasakan selama bulan Ramadan, serta memperkuat ikatan sosial dalam komunitas. Dengan cara ini, kita dapat membangun masyarakat yang lebih harmonis dan damai, dimana kasih sayang dan saling menghormati menjadi prinsip yang mendasari interaksi kita satu sama lain.

Dengan demikian, ketika kita mengucapkan selamat tinggal kepada bulan Ramadan, mari kita lakukan dengan hati yang lapang dan penuh syukur. Semoga Allah SWT menerima semua amal ibadah kita selama bulan suci ini dan memberkahi kita dengan kebahagiaan, kedamaian, dan kesuksesan dalam setiap langkah kita. Mari tetap menjaga semangat Ramadan sepanjang tahun dan menjadi pribadi yang lebih baik setiap harinya. Taqabbalallahu Minna Wa Minkum, minal aidin wal faidzin. Aamiin.

Makassar, 9 April 2024




2 Comments

  1. April 12, 2024 at 11:21 pm

    Sri Rahayu

    Reply

    Sebuah tulisan yang memwarning saya agar istiqomah beribadah seperti saat Ramadhan… Matur nuwun Bunda… Barakallahu fiik… Sehat selalu nggih…

  2. April 12, 2024 at 11:18 pm

    Sri Rahayu

    Reply

    Matur nuwun Bunda…tulisan yang memwarning saya agar tetap istiqomah beribadah seperti saat ramadhan… Barakallahu fiik Bunda…. Sehat selalu nggih…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

By browsing this website, you agree to our privacy policy.
I Agree