March 26, 2024 in Uncategorized

Sakit Gigi

Sakit Gigi
Oleh: Telly D.


daripada sakit hati
lebih baik sakit gigi ini
biar tak mengapa…(lirik Sakit Gigi-Meggy Z)

Serta merta saja saya teringat lirik lagu ini. Lirik yang membandingkan sakit gigi dengan sakit hati. Bagi yang pernah sakit hati ataupun sakit gigi tentu tahu bagaimana rasa kedua sakit ini. Apa sakitnya sebanding atau bahkan lebih sakit.

Saya punya pengalaman merasakan sensasi nyeri, ngilu, nyutnyut atau tidak nyaman pada gigi dan gusi akibat sakit gigi. Rasa sakitnya bisa ringan dan juga bisa berat sehingga bisa bersifat sementara juga bisa permanen. Jika sudah mengganggu aktivitas sehari-hari seperti, makan, minum, berbicara, dan tidur, menghentikannya sudah harus berurusan dengan dokter gigi.

Banyak hal yang dapat menjadi penyebab sakit gigi. Penyebab paling umum gigi berlubang. Bakteri di mulut dapat merusak enamel gigi, yang menyebabkan lubang dan rasa sakit. Gusi yang meradang atau terinfeksi, gigi sensitif saat terkena makanan atau minuman yang panas, dingin, manis, atau asam, gigi yang patah, retak, atau copot, Gigi bungsu yang tumbuh miring atau terbenam, semua hal ini dapat menjadi penyebab sakit gigi.

Mengetahui sensasi nyeri yang ditimbulkan sakit gigi membuat saya sangat gundah ketika mengetahui Nadhira (cucu saya) lagi menahan rasa nyeri sebab tumbuh gigi. Nadhira sekarang sudah berusaia 18 bulan.

Nadhira Memperlihatkan Giginya yang Tumbuh. Foto: Dokumen Pribadi


Usia 18 bulan, kebanyakan balita sudah memiliki 12-16 gigi. Gigi yang biasanya tumbuh pada usia ini adalah: 8 gigi seri; 4 gigi seri tengah (atas dan bawah) dan 4 gigi seri samping (atas dan bawah). Empat gigi geraham; 2 gigi geraham pertama (atas dan bawah).

Beberapa bayi sama dengan Nadhira sudah mulai tumbuh gigi taringnya pada usia 18 bulan. Gigi taring biasanya tumbuh antara usia 16-22 bulan.

Adapun urutan pertumbuhan gigi pada anak sebagai berikut; gigi seri tengah bawah (6-10 bulan), gigi seri tengah atas (8-12 bulan), gigi seri samping atas (9-13 bulan), gigi seri samping bawah (10-16 bulan), gigi geraham pertama atas (13-19 bulan), gigi geraham pertama bawah (14-18 bulan), gigi taring atas (16-22 bulan), gigi taring bawah (17-23 bulan), gigi geraham kedua atas (23-31 bulan), gigi geraham kedua bawah (25-33 bulan).

Urutan pertumbuhan gigi pada setiap anak berbeda-beda. Ada beberapa anak yang giginya tumbuh lebih cepat atau lebih lambat dari rata-rata.

Melihat Nadhira sering memasukkan tangan, jari, atau mainan ke dalam mulut untuk digigit, air liur yang berlebihan menyebabkan ruam di sekitar mulut dan dagu, dan mengalami demam ringan. Saya mengenali bahwa itu gejala tumbuh gigi.

Ayahnya memberikan perlakukan dengan menggunakan jari yang bersih dan lembut untuk menggosok gusi Nadhira, memberikan teether, teether yang dingin atau basah dapat membantu meredakan rasa sakit dan ketidaknyamanan. Memberikan makanan dingin seperti yogurt atau buah-buahan yang dihaluskan, dapat membantu menenangkan gusi.

Nadhira Tidur Telungkup Mengatasi Sakit Giginya. Foto: Dokumen Pribadi


Namun yang membuat saya terpesona dengan kemampuan Nadhira mengatasi kesakitan dengan tabah tidak rewel dan tidak merintih menangis seperti biasa yang dilakukan anak-anak lain seusianya jika menghadapai sakit tumbuh gigi.

Tumbuh gigi pada balita adalah proses alami yang memiliki sisi positif dan negatif. Orang tua perlu memahami proses ini dan membantu balita mereka dengan cara yang terbaik.

Nadhira tentu merasakan rasa sakit yang menusuk-nusuk di sekitar gusinya. Dia tahu ini giginya sedang tumbuh, karena sebelumnya dia telah memiliki pengalaman ketika gigi yang lain tumbuh dan itu pengalaman yang tak pernah menyenangkan. Meskipun begitu, Nadhira memilih untuk tidak mengeluh. Kelihatannya dia tahu bahwa keluhan tak akan mengurangi rasa sakitnya. Dia berusaha menghadapi dengan tenang.

Dengan gerakan pelan karena kesakitan, Nadhira berbaring telentang di atas tempat tidur. Dia memiringkan kepalanya sedikit ke samping, mencoba untuk menemukan posisi yang paling nyaman. Setelah beberapa saat mencoba, dia memilih untuk tidur dengan posisi telungkup. Nadhira menemukan dengan begitu, tekanan pada giginya akan sedikit berkurang.

Dia memasukkan kakinya di bawah bantal hingga menutupi seluruh kakinya, seakan ingin melindungi diri dari rasa sakit yang tak terlihat. Wajahnya disembunyikan di balik bantal, sebagai upaya untuk meredakan sedikit rasa sakit yang menyiksa. Hehe… apa dia berpikir bahwa dalam kegelapan yang menutupi wajahnya, dia merasa sedikit lebih tenang?

Dalam diam, Nadhira berusaha untuk fokus pada pernapasannya. Seperti paham saja bahwa tidur adalah obat terbaik untuk meredakan rasa sakit, meskipun hanya sementara. Dengan perlahan, dia memaksakan dirinya tidur dan tenggelam dalam alam mimpi, melepaskan diri dari dunia nyata yang sementara ini penuh dengan rasa sakit dan ketidaknyamanan.

Nadhira Tidur Telungkup dan Menyembunyikan Kakinya karena Sakit Giginya. Foto: Dokumen Pribadi


Nadhira tidak memilih untuk mengeluh atau meratap, meskipun rasa sakit yang dialaminya bisa membuat siapa pun ingin menyerah. ini menunjukkan bahwa dia adalah seorang pejuang yang tangguh. Hehehe…. bahkan dalam kesendirian yang gelap, di bawah bayang-bayang rasa sakit, dia menemukan kekuatan untuk tetap tenang.

Tidak ada keluhan yang keluar dari bibirnya. Nadhira bertekad untuk mengatasi rasa sakitnya dengan ketenangan, membiarkan keteguhan hatinya menjadi penawar. Dalam diam, dia menunjukkan bahwa ketahanan sejati bukanlah tentang tidak merasakan rasa sakit, melainkan tentang bagaimana cara kita bertindak di tengah-tengah penderitaan.

Seiring waktu berlalu, Nadhira tidak hanya menunjukkan ketahanan fisik, tetapi juga ketahanan mental yang luar biasa. Dia tidak membiarkan rasa sakit mengendalikan pikirannya. Sebaliknya, dia memilih untuk fokus pada harapan dan pemulihan yang akan datang. Dengan ketegaran Nadhira memperlihatkan bahwa dia adalah seorang pejuang sejati yang tidak akan ditundukkan oleh rasa sakit apa pun.

Saya jadi kagum pada kedua orang tua Nadhira yang pandai dalam melatih ketahanan ini. Mereka telah memberikan contoh yang kuat tentang bagaimana menghadapi tantangan dengan kepala tegak dan hati yang kuat.

Sejak Nadhira masih kecil, kedua orang tuanya mengajarkannya untuk tidak mudah menyerah di hadapan rintangan. Nadhira sengaja dipasangkan anting-anting ketika sudah berumur beberapa bulan dengan maksud sudah berkenalan dengan sakit dan belajar mengatasinya. Demikian juga ketika Nadhira sakit radang tenggorokan, Nadhira dibiarkan tanpa antibiotik sehingga bertahan untuk mengatasi sakit dan demam yang dia rasakan.

Mereka meyakinkan Nadhira bahwa dalam kehidupan, akan selalu ada masa-masa sulit yang harus dihadapi dengan sabar dan tekad. Dengan kasih sayang yang hangat dan teladan yang kuat, mereka membimbing Nadhira untuk memahami bahwa kekuatan sejati tidak hanya terletak pada fisik, tetapi juga pada keteguhan hati dan pikiran.

Nadhira Menggigit Jari Ketika Sakit Giginya. Foto: Dokumen Pribadi


Setiap kali Nadhira mengalami kesulitan, kedua orang tuanya selalu ada di sampingnya, memberikan dukungan dan dorongan. Mereka mengajarkannya untuk tidak menyerah pada rasa sakit atau keputusasaan, melainkan untuk menghadapinya dengan kepala tegak dan sikap yang tenang. Dengan sabar, mereka membimbing Nadhira untuk menemukan kekuatan di dalam dirinya sendiri, mengajarkan bahwa ketahanan adalah tentang bagaimana kita menghadapi tantangan dengan sikap yang positif dan penuh keyakinan.

Melalui contoh dan ajaran orang tuanya, Nadhira belajar bahwa ketahanan bukanlah sesuatu yang diperoleh secara instan, tetapi merupakan hasil dari latihan dan pengalaman hidup. Kedua orang tua itu tidak hanya menjadi mentornya dalam melatih ketahanan, tetapi juga menjadi inspirasi bagi Nadhira untuk menjadi pribadi yang kuat dan tangguh di tengah badai kehidupan.

Nadhira menemukan kekuatan dan keteguhan. Dengan ketenangan dan tekad yang kuat, dia menantang rasa sakit dan membuktikan bahwa ketahanan sejati lahir bukan dari kekuatan fisik, tetapi dari keberanian hati yang tidak pernah padam. Dengan penuh harapan dia tidur dengan keyakinan bahwa setiap rasa sakit akan mengantarkannya pada pemulihan. Keteguhan Nadhira menjadi inspirasi bagi saya untuk menghadapi tantangan hidup dengan kepala tegak dan hati yang kuat.

Makassar, 23 Maret 2024




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

By browsing this website, you agree to our privacy policy.
I Agree