February 10, 2024 in Pentigraf, Uncategorized

Buah dari Kejujuran

Post placeholder image

Pentigraf

Buah dari Kejujuran

Oleh Telly D.

Di pagi yang cerah, tugas rutin sebagai seorang marbot dimulai dengan penuh kesungguhan. Membersihkan dan merawat masjid menjadi tanggung jawab utama, bahkan harus menjadi pembawa acara jika dibutuhkan. Bulan Ramadhan, atau momen khususnya setelah pemotongan hewan kurban menjadi masa tersibuk, tetapi aku melakukan dengan tekad tanpa pamrih.

Selain menjaga kebersihan masjid, kejujuran Marbot juga diuji dalam peran ini. Pak Haji Syaiful, seorang jamaah yang kerap lupa barang di masjid, menjadi salah satu perhatianku. Seringkali aku menemukan jam tangannya atau barang berharga lainnya. Namun, suatu hari, kejutan besar datang saat dia meninggalkan sejumlah uang dalam tas plastik. Meskipun hal itu sangat menggiurkan, bisikan kejujuran selalu menguatkan hatiku. Aku merasa bertanggung jawab untuk menjaga uang itu dengan teliti, dan harus menyampaikan kepada tuannya.

Saat ditunggu tiba, Pak Haji Syaiful akhirnya datang ke masjid. Aku menyambutnya dengan senyuman dan memberitahunya bahwa uangnya aman. “Uang itu untukmu, ambillah.” Aku pun termangu dan tidak percaya dengan pendengaranku. Aku pun mempertanyakan kembali, kulihat pak Haji Saful menganggukkan kepala sambil tersenyum. Selebihnya aku tidak ingat lagi, hanya samar-samar suara jamaah ribut.

Makassar, 8 Februari 2024




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

By browsing this website, you agree to our privacy policy.
I Agree