Pikiran Memengaruhi Tindakan Nyata
Pikiran Memengaruhi Tindakan Nyata
Oleh Telly D.
Pagi yang cerah, matahari baru saja menyinari kompleks PT Irian Marine Product Development (IMPD) Kaligi Sorong Manoi. Kondisi masih sepi. Guyuran hujan semalaman bukan hanya menyisakan jejak genangan-genangan yang berisi air di sepanjang jalan yang berlekuk-lekuk di dalam kompleks. Namun, juga memberi udara pagi yang begitu menyegarkan ketika dihirup.
Dengan semangat penuh, saya memutuskan untuk menjelajahi kompleks dengan bersepeda. Sudah beberapa hari sejak saya berdiam di kompleks ini saya menaruh minat untuk bersepeda. Dengan berpakaian dan bersepatu yang sesuai, saya mulai keluar rumah dengan menuntun sepeda saya.
Bersepeda adalah olahraga ringan yang dapat meningkatkan denyut jantung dan memperkuat otot jantung tanpa memberikan tekanan berlebih pada organ vital. Bagi saya yang telah berusia lanjut, menjaga kesehatan jantung menjadi prioritas.
Keseimbangan dan koordinasi seringkali menjadi tantangan seiring bertambahnya usia. Bersepeda melibatkan gerakan tubuh yang koordinatif, membantu meningkatkan keseimbangan dan koordinasi motorik.
Bersepeda secara teratur dapat membantu mengontrol atau menurunkan berat badan. Dengan beban ringan pada persendian, ini menjadi alternatif yang aman dan efektif untuk menjaga berat badan sehat.
Bersepeda di Halaman Kantor PT. IMPD. Foto: Dokumen Pribadi
Kebugaran fisik adalah kunci untuk menjalani kehidupan yang aktif. Bersepeda secara rutin dapat meningkatkan kekuatan otot, stamina, dan fleksibilitas, hal yang sangat diperlukan pada usia lanjut.
Aspek mental tidak kalah penting. Bersepeda dapat membantu mengurangi stres, meningkatkan mood, dan merangsang pelepasan endorfin yang dapat meningkatkan suasana hati.
Dengan tidak memberikan beban berlebih pada sendi, bersepeda membantu menjaga kesehatan tulang dan sendi. Ini adalah keuntungan besar terutama untuk mencegah masalah artritis pada usia tua.
Bersepeda secara teratur dapat membantu mengurangi risiko penyakit kronis seperti diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan hipertensi. Ini merupakan investasi jangka panjang untuk kesehatan yang lebih baik.
Aktivitas fisik bersepeda dapat memberikan stimulasi kognitif. Melibatkan otak dalam merencanakan rute, mengelola situasi lalu lintas, dan menjaga keseimbangan adalah latihan penting untuk kesehatan otak.
Dengan begitu, bersepeda dapat menjadi cara yang menyenangkan dan bermanfaat untuk menjalani masa tua dengan kualitas hidup yang lebih baik.
Menghindari Genangan Air. Foto: Dokumen Pribadi
Naik sepeda pagi ini membawa saya pada pengalaman yang mengajarkan tentang keterkaitan antara pikiran dan tindakan dalam konteks teori “self-fulfilling prophecy.” Saya merasa penting untuk merefleksikan peristiwa ini, karena itu tidak hanya mengingatkan saya pada pentingnya sikap mental yang positif, tetapi juga menggugah pertanyaan tentang bagaimana pikiran saya dapat memengaruhi tindakan nyata saya.
Pagi itu, seiring langkah pertama saya bersepeda, pikiran negatif mulai merayap. Baru saja saya melihat genangan air yang memenuhi jalan tiba-tiba terbersit dalam pikiran bahwa saya bisa jatuh.
Sadar akan risiko yang ada, saya mulai berusaha menghindari genangan air tersebut. Fokus saya terbagi antara melihat jalan dan menghindari genangan air. Namun, seiring dengan setiap upaya yang saya lakukan, sepertinya genangan air itu memiliki daya tarik tersendiri. Semakin saya mencoba menghindarinya, justru semakin terasa dekat.
Pikiran negatif itu semakin menguat. Bayangan jatuh dan tubuh yang kotor merayap lebih kuat dalam benak saya. Meskipun saya berusaha keras untuk mengendalikan pikiran tersebut, rasa cemas tumbuh dengan cepat. Saya merasa seolah-olah melawan kekuatan tak terlihat yang mendorong saya menuju kejatuhan.
Pada titik tertentu, itu benar-benar terjadi. Roda sepeda saya terpeleset di dalam genangan air, dan saya menemukan diri saya jatuh ke tanah. Seketika, air dan lumpur meresap dan mengotori pakaian saya. Saya merenung sejenak di atas aspal yang basah, mencoba memahami bagaimana pikiran saya yang negatif telah berperan dalam peristiwa ini.
Kejadian itu membawa saya pada pemikiran tentang teori “self-fulfilling prophecy.” Apakah pikiran negatif saya benar-benar menciptakan kondisi yang menyebabkan saya jatuh? Ataukah itu hanyalah peringatan yang saya abaikan?
Sambil duduk di sana, saya menyadari bahwa kekuatan pikiran memang bisa memiliki pengaruh yang besar. Pikiran negatif saya, menciptakan rasa cemas yang mengubah fokus saya, dan pada akhirnya, itu bisa saja menjadi faktor yang berkontribusi pada kejadian tersebut. Namun, apakah pikiran itu sendiri yang sepenuhnya menyebabkan jatuh, ataukah itu hanya satu bagian dari kumpulan faktor yang kompleks?
Di sisi lain, saya juga merenung tentang apakah pikiran negatif itu sebenarnya adalah suatu bentuk peringatan. Mungkin pikiran saya mencoba memberi tahu saya tentang risiko yang nyata di hadapan saya. Dalam hal ini, apakah pikiran negatif itu seharusnya dianggap sebagai alarm yang memberi tahu saya untuk lebih berhati-hati, bukan sebagai penyebab pasti dari kejadian tersebut?
Kejadian ini juga mengajarkan saya tentang keseimbangan antara keberanian dan kehati-hatian. Pikiran positif dapat memberikan energi, keberanian, dan motivasi. Namun, kehati-hatian tetap harus dimiliki. Terkadang, kita tidak bisa menghindari potensi risiko sepenuhnya, tetapi kita bisa memitigasi risikonya dengan sikap yang lebih bijaksana.
Pengalaman jatuh dari sepeda pagi ini juga membawa pemahaman bahwa teori “self-fulfilling prophecy” tidak selalu hitam atau putih. Pikiran dan tindakan saling terkait dan dapat membentuk pengalaman kita. Sementara pikiran negatif dapat menjadi pemicu, saya menyadari tentu tidak semua pikiran negatif adalah hambatan. Beberapa mungkin merupakan peringatan yang penting.
Bagaimana kita seharusnya berurusan dengan kekuatan pikiran kita. Mungkin kita dapat melihat pikiran negatif sebagai panggilan untuk lebih memperhatikan, merencanakan tindakan yang lebih bijaksana, atau bahkan mempersiapkan diri dengan lebih baik. Sebagai bagian yang memberikan peringatan, pikiran negatif mungkin bisa membantu kita memahami dan mengelola risiko.
Seiring dengan munculnya matahari yang semakin tinggi di langit, saya bangkit dari tanah basah dan mengangkat sepeda saya. Peristiwa ini telah memberi saya banyak pelajaran. Pikiran memang mempunyai kekuatan, dan kita dapat memanfaatkannya untuk merencanakan, memotivasi, dan menghadapi tantangan. Tetapi di sisi lain, kita juga perlu bijaksana dalam membedakan antara pikiran yang memotivasi dan pikiran yang menghambat.
Dengan hati yang lebih bijaksana dan tekad untuk belajar dari pengalaman ini, saya melanjutkan perjalanan sepeda saya. Mungkin ada lebih banyak kejutan dan pelajaran di depan, dan saya siap menghadapinya dengan pikiran yang terbuka dan sikap yang lebih bijaksana. Karena setelah semua, hidup ini seperti naik sepeda – terkadang kita jatuh, tetapi yang terpenting adalah bagaimana kita bangkit dan melanjutkan perjalanan.
Sorong, 20 Januari 2024
April 21, 2024 at 1:33 pm
Więcej wyników
Insightful piece
January 21, 2024 at 3:47 am
N. Mimin Rukmini
Betul Bun! Pkiran negatif yang Bunda alami sama seperti saya naik sepeda motor yang baru belajar seperti saya he he he. Saya hampir setiap hari naik dan turun bukit dengan jalan kurang baik. Pikiran negatif-tumbuh tekad semangat, akhirnya selamat. Alhamdulillah. Besoknya, begitu lagi antara takut dan berani. Terus dan terus begitu. Mksh Bun!!
January 21, 2024 at 1:15 am
Mukminin
hidup ini seperti naik sepeda – terkadang kita jatuh, tetapi yang terpenting adalah bagaimana kita bangkit dan melanjutkan perjalanan. Ya betul Bunda.