January 6, 2024 in Pentigraf, Uncategorized

Secangkir Cappuccino

Post placeholder image

Secangkir Cappuccino

Oleh Telly D.

Pagi itu, ketika sinar matahari masih malu-malu menerobos jendela rumah sakit, saya memulai sebuah perjalanan pemeriksaan kesehatan melintasi lorong-lorong menuju administrasi, Proses administrasi yang seharusnya sederhana berubah rumit dengan antrian panjang. Tiga sesi menanti: di hadapan seorang dokter ahli, di dalam laboratorium yang penuh rahasia, dan berakhir di ruang radiologi yang penuh sinar berbahaya. Seolah waktu melambat, sehari penuh terkuras untuk menjalani serangkaian pemeriksaan, itu pun hasilnya baru muncul di esok harinya.

Setelah melewati semua itu, saya memutuskan untuk mencari kesegaran di sudut kecil sebuah kafe di dalam lingkungan rumah sakit ditemani secangkir kopi, saya melihat sosok yang tidak terurus dan terlihat lelah. Seseorang yang mungkin baru saja menyelesaikan perjalanan pemeriksaan yang melelahkan. Dengan tanpa izin, ia duduk di kursi sebelah, memesan cappuccino dengan gestur yang agak kasar, dan menghirupnya dengan suara yang mencolok.Tak mampu menahan ketidaknyamanan, saya melontarkan komentar tentang pelayanan rumah sakit yang kurang nyaman.

Belum lagi kopi saya habis, suara panggilan rumah sakit yang berulang-ulang agar Prof. Sutrisno segera kembali ke kamar bedah dan lelaki itu menyapaku “rumah sakit ini betul-betul tidak nyaman, kopi saya belum habis sudah diminta mengoperasi lagi.”

Makassar, 4 Janauri 2024




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

By browsing this website, you agree to our privacy policy.
I Agree