Doa dan Kenangan Manis Ibu Cahyati
Doa dan Kenangan Manis Ibu Cahyati
Oleh Telly D.
“Ada yang tahu alamat rumah almarhumah Cahyati? Alamat yang diberikan alamat sekolah,” seseorang bertanya di dalam sebuah grup WhatsApp. Rupanya almarhumah masih menulis buku bersama (antologi) sebelum meninggal. Buku karya terakhir yang hendak dikirim memerlukan alamat beliau.
Masih pagi sekali pertanyaan itu, saya baru saja menggeliat di tempat tidur dan mencoba membuka mata, sehingga hanya menjawab sekenanya, kemudian seseorang berbaik hati memberikan alamat lengkapnya.
Pertanyaan itu membuat saya mengenang kembali sahabat saya ibu Cahyati yang hanya bertemu sekali ketika Kopdar-2 RVL di Yogyakarta. Walaupun sesungguhnya saya telah berkomunikasi dengan akrab dalam waktu yang relatif panjang dalam grup menulis.
Siapa yang sangka pertemuan pertama itu juga sekaligus pertemuan terakhir kami. Wanita istimewa itu yang telah meninggalkan jejak kebaikan dan kehangatan dalam hati saya.
Saya beruntung mengenalnya. Cahyati, seorang wanita yang memiliki daya tarik alami dan juga keramahan yang tulus dan kehangatan dalam bergaul. Kenangan indah dengan ibu Cahyati membekas dalam hati saya, menjadi bukti kekuatan kata-kata dan perilaku mulia membuat kesan yang tahan lama.
Pertama kali saya bertemu dengan ibu Cahyati, tidak ada yang terlalu mencolok pada pandangan pertama. Namun, hal yang membuatnya berbeda adalah aura kebaikan yang terpancar dari senyumnya yang hangat.
Kenangan dengan Ibu Cahyati Saat Kopdar-2. Foto: Dokumen Pribadi
Dia menjabat tanganku sambil memeluk dia berbisik,
“Ini pasti ibu Daswatia, saya sudah mendengar ceritanya dari Founder kita (maksudnya Much Khoiri).” Ketika saya masih menatapnya bingung dia meneruskan dengan mengatakan “beliau memuji ibu, dan beliau bukan orang yang gampang memuji, ibu pasti istimewa.”
Di usia saya yang sudah lanjut juga bukan usia yang gampang terkesan. Saya memandangi dalam-dalam untuk mengukur kebenaran kata-katanya. Saya menemukan ketulusan hati di sana serta merta saja saya ‘klik’ langsung menyukainya. Kata-kata pembuka yang dia gunakan menciptakan semacam ekspektasi positif di dalam pikiran saya.
Ketika saya mendekati Ibu Cahyati untuk berbicara dengannya, saya segera merasakan kehangatan dan keramahan yang membuat saya merasa diterima dengan tulus. Beliau tidak hanya ramah, tetapi juga memiliki kemampuan luar biasa untuk membuat orang merasa dihargai dan diterima apa adanya. Kata-kata beliau selalu terasa tulus, tanpa embel-embel atau maksud tersembunyi. Ini adalah kekuatan utama yang membuatnya begitu berkesan.
Ibu Cahyati memiliki kemampuan untuk melihat kebaikan dalam setiap orang, bahkan dalam situasi yang sulit sekalipun. Ini adalah sifat yang jarang ditemui, dan ketulusannya dalam melihat potensi baik dalam setiap individu adalah sesuatu yang membuatnya dihormati oleh banyak orang. Sering kali, kita terlalu sibuk menilai orang dari penampilan luar namun, Ibu Cahyati mengajarkan bahwa kekuatan kata-kata yang penuh kasih dan penerimaan dapat mengubah pandangan kita terhadap orang lain.
Selama beberapa waktu, saya dan Ibu Cahyati menjalin hubungan yang kuat dengan orang-orang di dalam grup menulis. Ia tidak hanya menjadi teman, tetapi juga teladan dalam kebaikan dan kedermawanan. Kata-kata positif dan dorongan yang selalu keluar dari mulutnya menjadi sumber kekuatan bagi banyak orang. Ibu Cahyati tidak pernah ragu untuk menyuarakan kata-kata penuh semangat dan harapan kepada mereka yang membutuhkannya.
Ketika berita meninggalnya Ibu Cahyati mencapai telinga saya, saya merasa kehilangan sosok yang penuh inspirasi. Namun, kekuatan kata-kata dan kenangan manisnya tetap hidup dalam hati saya yang pernah merasakan kebaikan dan cinta dari beliau. Ia meninggalkan warisan kehangatan dan keramahan yang tak ternilai, mengajarkan saya bahwa kekuatan kata-kata yang tulus dapat menciptakan jejak yang abadi dalam kehidupan orang lain.
Dalam mengenang Ibu Cahyati, saya merenung tentang kekuatan kata-kata dalam membentuk hubungan sosial dan membangun komunitas yang penuh kasih. Kata-kata yang penuh kebaikan, kasih sayang, dan dorongan dapat menjadi alat yang luar biasa untuk menciptakan ikatan yang mendalam antara sesama manusia.
Melalui kehidupan Ibu Cahyati, saya belajar bahwa kekuatan kata-kata bukan hanya dalam menghibur, tetapi juga dalam menginspirasi dan mengubah hidup.
Bagi teman-teman yang pernah merasakan kehangatan dan keramahan Ibu Cahyati, mari kita teruskan warisan beliau dengan menjadi orang yang memberikan kata-kata positif dan penuh kasih kepada orang di sekitar kita. Dengan begitu, kita dapat menjadi bagian dari perjalanan kebaikan yang ditinggalkan oleh Ibu Cahyati, membawa kekuatan kata-kata untuk menerangi dan memperkaya hidup orang lain.
Akhirnya saya menengadahkan tangan memohon doa untuk beliau, hanya itu yang dapat saya lakukan untuknya sekarang,
“Ya Allah yang Maha Penyayang,
Di hadapan-Mu, aku bersujud dengan hati yang penuh rasa syukur atas kehidupan yang telah Engkau berikan kepada hamba-Mu yang terkasih, Ibu Cahyati. Engkau menciptakan dia dengan sifat yang penuh kebaikan, kehangatan, dan tulus dalam bergaul. Aku bersyukur telah diberi kesempatan untuk merasakan kebaikan dan cinta dari sosok yang Engkau ciptakan begitu istimewa.
Hari ini, dalam doa ini, aku ingin menghadap kepada-Mu dengan permohonan yang tulus untuk almarhumah Ibu Cahyati, ampunilah segala dosa dan salahnya, terimalah segala amal baik yang telah dia lakukan di dunia ini. Semoga Engkau lapangkan kuburnya, berikanlah kebahagiaan dan ketenangan di akhirat sana.
Ya Allah, Engkau Maha Mengetahui bahwa kepergian Ibu Cahyati telah meninggalkan kekosongan di hati kami. Kami merindukan senyumnya yang hangat, kata-katanya yang penuh hikmah, dan kehadirannya yang begitu membawa kedamaian. Engkau, wahai Yang Maha Pengasih, jadikanlah perpisahan ini sebagai ujian bagi kami untuk tetap tegar dan berserah diri pada-Mu.
Aku berdoa, Ya Allah, agar Engkau berikan ketabahan dan kesabaran kepada keluarga dan teman-teman yang ditinggalkan. Berikanlah kekuatan bagi mereka untuk menghadapi kehilangan ini. Semoga kenangan indah bersama almarhumah menjadi sumber kekuatan dan inspirasi bagi kami semua.
Ya Allah, aku juga memohon agar Engkau memberikan tempat yang mulia di surga-Mu bagi almarhumah Ibu Cahyati. Berikanlah kebahagiaan yang abadi dan pertemuan yang indah di sisi-Mu. Engkau yang Maha Adil, terimalah segala amal perbuatannya dan berikanlah pahala yang berlipat ganda.
Aku menitipkan harapan dan kerinduan kami kepada-Mu, ya Allah. Kami percaya bahwa Engkau Maha Mendengar, Maha Mengetahui, dan Maha Menyayangi. Semoga doa ini menjadi jembatan yang menghubungkan kami dengan almarhumah Ibu Cahyati, bahkan setelah kepergiannya.
Aamin …
Makassar, 30 Desember 2023
May 3, 2024 at 10:28 pm
Wiwin Sudarmawan
Semoga menjadi Amal Jariah beliau.
December 30, 2023 at 10:25 pm
N. Mimin Rukmini
Aamin Yaa Robbal Aalamiin. Jejak hidup dan tulisan yang luar biasa Bunda! … Melalui kehidupan Ibu Cahyati, saya belajar bahwa kekuatan kata-kata bukan hanya dalam menghibur, tetapi juga dalam menginspirasi dan mengubah hidup….. Ini menjadi penyemangat, inspirasi, dan bahan refleksi diri. Terimakasih!!!
December 30, 2023 at 9:30 pm
Abdullah Makhrus
Sekali saja bertemu beliau. Membacwa kesan yang begitu mendalam. Semoga kita bisa mengikuti jejak kebaikannya.
December 30, 2023 at 8:55 pm
Much. Khoiri
Tulisan yang bagus. Saya suka bgm ide tulisan diputuskan, dan bagaimana hasil tulisannya. Sekali lagi, bagus.
December 30, 2023 at 8:42 pm
Astuti
“Ini pasti ibu Daswatia, saya sudah mendengar ceritanya dari Founder kita (maksudnya Much Khoiri).” Ketika saya masih menatapnya bingung dia meneruskan dengan mengatakan “beliau memuji ibu, dan beliau bukan orang yang gampang memuji, ibu pasti istimewa.” kalimat perkenalan darat yang begitu memesona.Saya mengenalnya saat buku resume Belajar Menulis bersama Omjay saya yang kawal. Jauh sebelum ada RVL. Saya juga tidak menyangka bahwa. Saya bertemu untuk yang pertama dan terakhir dengannya.Al fatehah.
December 30, 2023 at 5:04 pm
Mukminin
Aamiin Yra