December 14, 2023 in Catatan Harian Puang Bapak, Uncategorized

Ayah, Sumber Inspirasi Tanpa Batas

Ayah, Sumber Inspirasi Tanpa Batas

Oleh Telly D.*


Usia bukan batasan kontribusi, setiap hari adalah peluang untuk tumbuh dan menginspirasi. Jejak hidup yang penuh semangat dan integritas adalah warisan abadi. kehidupan penuh makna dapat berkembang, bahkan di usia senja.

Saya sengaja menyusun paragraf ini sebagai kata pembuka yang tepat untuk mengekspresikan rasa bangga seorang anak kepada seorang ayah (Drs. HM. Dachlan. S) yang sampai di usia lanjut masih tetap menginspirasi dan menjadi teladan yang baik. Sungguh luar biasa dan patut diapresiasi!

Penghargaan dari pemerintah Indonesia adalah bukti nyata dari kontribusinya yang luar biasa terhadap dunia pendidikan. Keberhasilannya dalam menerima penghargaan tersebut menunjukkan bahwa usia bukanlah hambatan untuk terus berkontribusi dan memberikan dampak positif.

Usia 93 tahun bukanlah angka sembarangan. Untuk kebanyakan orang, usia tersebut sering dianggap sebagai masa pensiun yang tenang dan damai. Namun, bagi ayah saya, usia ini adalah bukti hidup bahwa dedikasi dan semangat untuk memberikan dampak positif dalam dunia pendidikan dapat membawa seseorang melampaui batas-batas yang mungkin dianggap oleh banyak orang.

Ayah saya, seorang pendidik yang masih tetap berdaya dan memberikan inspirasi pada usia 93 tahun. Tulisan ini bukan hanya tentang pengabdian dalam ruang kelas, tetapi tentang bagaimana kehidupan dan nilai-nilai yang dia anut membentuk pribadi yang menginspirasi banyak orang di sekitarnya.

Sebagai seorang guru, ayah saya tidak hanya menyampaikan pengetahuan kepada murid-muridnya, tetapi juga mendedikasikan dirinya untuk menjadi teladan yang baik dalam segala aspek kehidupan. Dalam setiap langkahnya, ia menjaga kehormatan dan integritasnya, memberikan teladan bagi keluarga dan masyarakatnya. Pendidikan tidak hanya tentang transfer pengetahuan, tetapi juga tentang membentuk karakter, dan ayah saya adalah contoh hidup dari filosofi ini.

Menerima penghargaan dari ketua PGRI provinsi Sulsel Prof. Dr. Hasnawi Haris, M.Hum didampingi oleh Ketum PB-PGRI Prof. Dr. Unifah Rosyidi, M Pd. pada hari guru dan hari ultah PGRI tahun 2023. Foto: Dokumen Pribadi


Salah satu hal yang menakjubkan adalah bagaimana ayah saya menjaga kesehatannya dengan baik di usia yang sudah sangat lanjut. Tubuhnya yang tetap sehat, kekuatan fisik yang masih prima, dan kesehatan mental yang baik adalah bukti bahwa semangat dan pola pikir positif dapat membawa dampak besar pada kualitas hidup seseorang, terlepas dari usia. Beliau adalah bukti hidup bahwa usia bukanlah penghalang untuk menjalani kehidupan dengan penuh semangat.

Menjaga kesehatan fisik dan mental tidak hanya mencakup rutinitas olahraga dan pola makan sehat, tetapi juga melibatkan sikap mental yang positif dan rasa syukur terhadap hidup. Ayah saya selalu memiliki pandangan positif terhadap kehidupan, dan sikap ini tercermin dalam energi dan semangatnya sehari-hari. Bagi beliau, setiap hari adalah anugerah, dan hal ini menjadi sumber motivasi untuk terus memberikan kontribusi pada lingkungannya.

Piagam Penghargaan Wredatama Nugraha Madya. Foto: Dokumen Pribadi


Keberlanjutan kesehatannya yang baik juga mencerminkan pentingnya menjaga hubungan positif dengan orang lain. Beliau selalu aktif secara sosial, terlibat dalam kegiatan komunitas, dan senang berbagi pengalaman serta pengetahuan dengan orang lain. Hubungan sosial yang kuat telah menjadi pilar utama dalam menjaga kesehatan mentalnya, dan ini adalah pelajaran berharga bagi kita semua.

Tidak hanya dalam aspek fisik dan sosial, tetapi juga dalam hal keterampilan kognitif, ayah saya masih memiliki daya pikir yang tajam dan memori yang baik. Keingintahuan beliau terhadap dunia dan semangatnya untuk terus belajar adalah aspek penting dalam mempertahankan ketajaman kognitifnya. Beliau adalah bukti hidup bahwa pembelajaran sepanjang hayat bukan hanya frase kosong, tetapi suatu konsep yang dapat memberikan manfaat konkret pada kehidupan sehari-hari.

Menerima penghargaan dari ketua PGRI provinsi Sulsel Prof. Dr. Hasnawi Haris, M.Hum didampingi oleh Ketum PB-PGRI Prof. Dr. Unifah Rosyidi, M.Pd. pada hari guru dan hari ultah PGRI tahun 2023. Foto: Dokumen Pribadi


Dalam setiap interaksi dengan beliau, saya selalu terkesan dengan cara beliau merangkai kata-kata dengan bijak. Penglihatan dan cara berbicara yang masih sangat bagus menjadi modal berharga dalam menyampaikan pengalaman hidup dan pengetahuan kepada orang lain. Ayah saya bukan hanya seorang guru dalam arti tradisional, tetapi juga seorang pencerita kisah hidup yang mampu menginspirasi dan memberikan pelajaran berharga kepada siapa pun.

Dalam tahun terakhir, kehidupan ayah saya menjadi semakin membanggakan dengan penghargaan yang luar biasa dari pemerintah Republik Indonesia dan Persatuan Guru Republik Indonesia. Penghargaan ini bukan hanya penghormatan bagi perjalanan panjangnya sebagai pendidik luar biasa, tetapi juga merupakan pengakuan atas dedikasi dan kontribusinya yang tak terhitung jumlahnya dalam dunia pendidikan.

Piagam Penghargaan PGRI. Foto: Dokumen Pribadi


Pada tahun ini, tepatnya tanggal 18 Oktober 2023 ayah saya menerima Piagam dan bintang penghargaan Wredatama Nugraha Madya atas jasa-jasanya yang luar biasa dalam mendukung dan membina organisasi pensiunan sipil/aparatur Negara yang sangat bermanfaat untuk perkembangan persatuan Wredatama Republik Indonesia.

Sementara itu, pada tanggal 7 Desember 2023 Persatuan Guru Republik Indonesia memberikan penghargaan sebagai bentuk pengakuan atas kontribusi luar biasa ayah saya terhadap perkembangan dunia pendidikan di tingkat Provinsi Sulawesi Selatan. Sebagai anggota komunitas pendidik, ayah saya telah memberikan inspirasi kepada rekan-rekannya dan menjadi teladan dalam menciptakan lingkungan belajar yang positif. Penghargaan dari Persatuan Guru Republik Indonesia menegaskan bahwa ayah saya tidak hanya dikenal dan dihormati di tingkat nasional tetapi juga di lingkungan sekitarnya.

Menemani ayah saya menerima penghargaan ini adalah suatu kebanggaan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. Melihatnya berada di atas panggung, diapresiasi oleh pemerintah dan rekan-rekan sejawatnya, memberikan kebanggaan yang mendalam dalam hati saya. Rasanya seperti mengikuti jejak seorang pahlawan pendidikan yang telah mengabdikan sebagian besar hidupnya untuk membentuk masa depan generasi muda.

Saat nama ayah saya dipanggil dan beliau naik ke panggung untuk menerima penghargaan, perasaan haru dan kebanggaan menyelimuti hati saya. Saya merasa terhormat dapat menjadi bagian dari momen bersejarah ini, yang tidak hanya menandai prestasi pribadi ayah saya tetapi juga prestasi sebuah keluarga yang mendukungnya sepanjang perjalanan. Semua perjuangan dan pengorbanan beliau selama puluhan tahun menjadi pendidik tampaknya terwujud dalam bentuk penghargaan tersebut.

Penghargaan ini tidak hanya sebuah plakat atau sertifikat, tetapi simbol dari semua pelajaran hidup dan nilai-nilai luhur yang telah beliau tanamkan. Ini adalah bukti bahwa keberhasilan seorang guru tidak hanya diukur dari jumlah murid yang lulus atau prestasi akademis semata, tetapi juga dari dampak positif yang ditinggalkan dalam jiwa-jiwa yang beliau sentuh.

Penyerahan piagam penghargaan Wredatama Nugraha Madya dan penyematan lencana oleh pengurus pusat PWRI diwakili oleh pengurus PWRI prov sulsel. Foto: Dokumen Pribadi


Menjadi saksi langsung atas momen penghargaan ini memberikan perspektif baru bagi saya tentang arti sejati dari pengabdian dan dedikasi. Saya menjadi saksi bagaimana seorang pendidik yang teguh prinsipnya dan berpegang pada nilai-nilai moral dapat memperoleh pengakuan yang setimpal. Lebih dari sekadar penghargaan formal, momen ini adalah refleksi dari kualitas karakter yang luar biasa yang dimiliki oleh ayah saya.

Keberhasilan ini juga memberikan dorongan semangat bagi saya pribadi. Melihat ayah saya tetap berdaya dan mendapatkan penghargaan di usia 93 tahun adalah inspirasi yang tak ada duanya. Ini adalah bukti bahwa semangat untuk terus belajar, berkarya, dan memberikan kontribusi positif kepada masyarakat tidak mengenal batas usia. Ini adalah cerminan bahwa perjalanan hidup yang penuh arti dapat terus berkembang sepanjang hayat.

Dalam menyampaikan ungkapan kebanggaan, saya ingin berterima kasih kepada pemerintah Republik Indonesia dan Persatuan Guru Republik Indonesia atas penghargaan ini. Pengakuan ini bukan hanya bagi ayah saya pribadi tetapi juga simbol dari apresiasi terhadap profesi pendidikan secara keseluruhan. Semoga penghargaan ini dapat menjadi pendorong bagi generasi penerus untuk terus berdedikasi dalam dunia pendidikan, mengikuti langkah-langkah teladan seperti ayah saya.

Dengan hati yang penuh rasa syukur, saya berharap bahwa kisah ini dapat menginspirasi banyak orang untuk mengejar makna sejati dalam hidup, memupuk nilai-nilai luhur, dan mengabdikan diri untuk menciptakan perubahan positif di sekitar mereka. Setiap individu memiliki potensi untuk memberikan dampak positif pada dunia, semangat dan dedikasi dapat membawa seseorang melampaui batasan usia dan memberikan warisan inspiratif bagi generasi yang akan datang.

Makassar, 11 Desember 2023
*Penulis adalah putri ke 3 dari ayah, Drs. HM. Dachlan S.




4 Comments

  1. December 14, 2023 at 6:31 am

    Harwasono

    Reply

    Sehat sll untuk puang bapak

    1. December 14, 2023 at 6:35 am

      Telly D

      Reply

      Terima kasih mad

  2. December 14, 2023 at 6:19 am

    Sumintarsih

    Reply

    Terus berkarya dan sehat selalu. Alam yang menilai dan biarkan apresiasi akan datang menghampiri. Sangat menginspirasi….

    1. December 14, 2023 at 6:36 am

      Telly D

      Reply

      Terima kasih bunda

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

By browsing this website, you agree to our privacy policy.
I Agree