November 28, 2023 in Resensi, Uncategorized

Gadis Kretek

Resensi Film


Gadis Kretek

Oleh: Telly D.


Apa yang membuat film serial ini menuai banyak pujian? Begitu ditayangkan langsung jadi perbincangan di mana-mana. Pertanyaan ini membuat rasa penasaran.

Apakah karena merupakan flm serial orisinal pertama di Indonesia yang ditayangkan di Netflix sehingga mendapat kesempatan tayang perdana di Busan International Film Festival (BIFF) 2023?

Ataukah karena film serial ini membesut nama-nama pemain papan atas yang memiliki segudang prestasi. Mulai dari Dian Sastrowardoyo, Ario Bayu, Putri Marino, dan Arya Saloka sebagai pemeran utama.  Tissa Biani, Rukman Rosadi, Sheila Dara Aisha, Sha Ine Febriyanti, dan Verdi Solaiman, dan Uni Yutta sebagai pemeran pendukung.

Ada pemeran yang hanya tampil di beberapa episode saja: Ibnu Jamil, Turi Kirana, Pritt Timothy, Winky Wiryawan, Whani Darmawan, Dra. Karlina Inawati, Dimas Aditya, dan masih banyak lagi.


Rasa penasaran membuat saya mau menongkrongi menonton tuntas sampai 5 episode sekaligus dari yang disiapkan oleh Netflix.

“Gadis Kretek” ditayangkan di Netflix sejak 2 November 2023 dengan judul “Cigarette Girl”. Film yang diadaptasikan dari novel fiksi sejarah bertajuk yang sama karya Ratih Kumala. Kamila Andini dan Ifa Isfansyah dipercaya sebagai sutradara mengemas novel tersebut dengan sangat apik sehingga menghasilkan serial Netflix yang menarik. Tak bisa saya membendung rasa bangga menikmati karya anak bangsa, kerja keras yang berbuah manis.

Film “Gadis Kretek” merupakan sebuah karya sinematik yang menggabungkan unsur romansa dengan latar belakang sejarah dan industri rokok. Dalam film ini, penonton diajak untuk menjelajahi kisah cinta yang terjalin di tengah-tengah kehidupan yang dipenuhi dengan aspek sejarah dan keberlanjutan industri rokok.

Salah satu kekuatan film ini terletak pada kemampuannya untuk memadukan cerita cinta dengan latar belakang yang kuat tentang Sejarah industri kretek di Indonesia (baca: Jawa). Penonton tidak hanya disuguhi drama turgi dengan elemen romansa, tetapi juga diperkenalkan pada sudut pandang sejarah dan bagaimana peristiwa-peristiwa tersebut memengaruhi kehidupan karakter utama. Hal ini memberikan kedalaman dan kompleksitas pada cerita, membuatnya menjadi lebih menarik dan bermakna.


Selain itu, film ini berhasil menangkap atmosfer dan estetika dari era tertentu, memberikan pengalaman visual yang autentik bagi penonton. Menggabungkan dua masa, masa lalu dan masa sekarang. Penggunaan kostum, setting, dan musik yang sesuai dengan periode waktu tertentu membantu menciptakan suasana yang mendalam dan terasa nyata.

Secara keseluruhan, “Gadis Kretek” merupakan film yang berhasil menggabungkan elemen romansa dengan latar belakang sejarah dan industri rokok. Dengan menyajikan cerita yang kompleks dan atmosfer yang kuat, film ini memberikan pengalaman sinematik yang menarik dan memberi ruang bagi refleksi terhadap sejarah serta dampak industri rokok pada kehidupan karakter tokoh-tokohnya.

Kisah dimulai dengan seorang saudagar kaya, Raja (baca: Raya) diperankan oleh Ario Bayu, pemilik pabrik kretek Djagad Raja (baca: Jagad Raya) yang usahanya tengah sekarat. Di sisa umurnya, Raja ingin bertemu dengan Dasiyah atau Jeng Yah (Dian Sastrowardoyo) yang pernah menjadi cinta di masa lalu.

Raja meminta anak bungsunya, Lebas (Arya Saloka) untuk mencari keberadaan Jeng Yah. Pencarian inilah yang membangun cerita “Gadis Kretek” menjadi hidup dan berupa kilas balik tragedy serta misteri. Lebas berusaha mewujudkan keinginan terakhir ayahnya menemukan keberadaan Jeng Yah.

Jeng Yah tokoh utama, adalah seorang wanita Jawa yang tumbuh dalam perjuangan melawan ketidaksetaraan gender. Film ini menggambarkan perjuangan kerasnya, menantang pandangan bahwa wanita tidak boleh terlibat dalam pembuatan kretek. Keberhasilannya dalam melanggar norma-norma sosial ini membawa lahir kretek merek “Gadis,” mengangkat cerita perjuangan kesetaraan dengan sentuhan romantis yang menyentuh hati.

Cerita ini terasa begitu kuat karena ditemani oleh latar belakang sejarah yang mendalam, mencakup perkembangan industri kretek. Penggambaran perkembangan ini menjadi kekuatan utama film, memberikan dimensi tambahan pada cerita cinta mereka.

Dalam perjalanan romantis ini, penonton tidak hanya menyaksikan sajian dengan intrik cinta yang memikat, tetapi juga diperkenalkan pada latar belakang historis yang memainkan peran penting dalam membentuk karakter-karakter para tokohnya.

Namun, tidak hanya melibatkan kisah cinta dan perjuangan gender, “Gadis Kretek” juga menyelipkan elemen pengkhianatan. Ini cerita cinta segitiga yang menambah kompleksitas naratif. Intrik pengkhianatan ini dihiasi dengan latar belakang sejarah perkembangan kretek, menciptakan kombinasi yang menggugah pemikiran.

Secara keseluruhan, “Gadis Kretek” adalah karya sinematik yang memukau. Dengan narasi yang kuat, perjalanan romantis yang dipenuhi misteri, dan latar belakang sejarah yang mendalam, film ini menghadirkan pengalaman yang memikat dan memberdayakan, mengangkat tema kesetaraan gender dengan keindahan romantis yang menggugah perasaan penonton.

Namun, ada terselip kekhawatiran terkait dengan cara film ini memperlakukan tema industri rokok. Meskipun film dapat memberikan pandangan yang seimbang dan objektif, terkesan penonton merasa film ini mencoba meromantisasi atau mengaburkan dampak negatif dari industri rokok. Oleh karena itu, penting untuk memastikan tetap kritis dalam menerima penyajian informasi.

Ayo bersegera menonton selagi masih tayang dan nikmati romansa cinta yang penuh kepulan asap rokok. Ada kisah sejarah yang dinarasikan. Ada kisah cinta yang penuh misteri dan tragedy.

Makassar, 2 November 2023




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

By browsing this website, you agree to our privacy policy.
I Agree