November 15, 2023 in Catatan Harianku, Uncategorized

Kekuatan Pujian Ayahku (Ayahku Bukan Lelaki Biasa)

Kekuatan Pujian Ayahku
(Ayahku Bukan Lelaki Biasa)


Oleh Telly D.


“Dalam kata dan perbuatan, seorang ayah adalah bukti bahwa cinta adalah kekuatan terbesar yang dapat mengubah dunia.” (Daswatia-Astuty)


Dalam perjalanan hidupku yang sudah panjang (63 tahun), ada sosok luar biasa yang senantiasa menyertai langkah-langkahku dengan cinta, dukungan, dan kebijaksanaan yang tiada tara. Beliaulah ayahku, seorang pria yang tengah mengarungi 94 tahun kehidupan fana ini. Namun, tetap menjadi pilar penopang yang kokoh dan sumber inspirasi yang tiada henti.

Ayahku, selalu hadir dalam setiap langkah hidupku, beliau adalah pelindung sejati yang kasat mata. Dalam keseharian dan peristiwa-peristiwa penting, ayah selalu berada di sampingku, memberikan perlindungan dan keamanan seperti bentangan sayap yang selalu melindungi anaknya dari badai kehidupan.

Sejak saya kecil, ayah bukan hanya seorang pembimbing, tetapi juga teladan hidup yang menginspirasi. Nilai-nilai kehidupan, integritas, komitmen, dan dedikasinya terpatri dalam setiap langkahku. Saya belajar tentang keberanian, kesabaran, dan ketekunan dari jejak langkahnya. Ayah tak hanya mengajarkan dengan kata-kata, tetapi juga melalui tindakan dan teladan hidup yang beliau persaksikan.

Salah satu kebiasaan luar biasa ayah adalah dukungannya yang tanpa syarat terhadap prestasiku. Dari kecil hingga kini, ayah selalu ada untuk memberikan pujian dan membanggakan setiap langkah kemajuan yang saya raih.

Ayahku. Foto: Dokumen Pribadi

Setiap kata pujian hangat dari ayah selalu mencerahkan setiap langkah perjalanan hidupku. Ingatanku dipenuhi dengan momen-momen indah ketika ayah memuji setiap kemajuan kecil yang aku raih. Dari pertama kali mengucapkan kata-kata apresiasi atas capaianku yang aku sadari dan tersimpan pada memori bawah sadarku hingga meraih prestasi di dunia belajar. Bahkan sampai aku telah memasuki dasa warsa ketujuh usiaku.

Suatu hari, ketika aku baru saja mengucapkan kata-kata dengan benar, senyum hangat ayah menyambut pencapaian itu. Dia tidak hanya memberikan tepuk tangan, tetapi juga membagikan kebanggaannya dengan kata-kata penuh semangat.

“Hebat sekali, Nak! Aku bangga melihatmu terus berlatih dan berkembang.” Pujian semacam ini adalah dorongan pertama dalam perjalanan panjang menuju percaya diri.

Prestasi belajarku selalu mendapatkan perhatian khusus dari ayah. Setiap kali aku membawa pulang nilai bagus atau mengukir prestasi di sekolah, ayah selalu mengungkapkan rasa bangga dan kebahagiaannya. “Anakku, kamu pintar sekali. Terus pertahankan semangat belajarmu karena aku yakin kamu dapat mencapai lebih banyak lagi di masa depan,” ucapnya dengan penuh keyakinan. Pujian ayah bukan sekadar penghargaan, tetapi juga harapan untuk terus tumbuh dan berkembang.

Kemampuan keterampilan wanitaku juga mendapatkan sorotan positif dari ayah. Saat pertama kali aku berhasil membuat karya seni yang indah atau menguasai keterampilan tertentu, ayah tak pernah lelah memberikan apresiasi. “Kamu memiliki bakat yang luar biasa, Nak. Teruslah mengejar passionmu dan jangan ragu untuk mengeksplorasi kreativitasmu,” kata ayah, memberikan dukungan tanpa batas.

Tidak hanya dalam hal-hal besar, ayah juga peduli pada detail kecil dalam kehidupanku. Saat aku berusaha memilih pakaian yang sesuai atau mencoba gaya berbeda, ayah selalu memberikan pandangan positif. “Kamu selalu tampil menawan, Nak. Pilihan pakaianmu selalu mencerminkan kepribadianmu yang kuat dan ceria,” ucapnya dengan senyum penuh kebanggaan.

Bersama Ayahku Saat Ultah ke-63. Foto: Dokumen Pribadi

Ketika berbicara tentang jodoh, ayah selalu menjadi penasehat terbaik. Setiap kali aku membicarakan harapan dan impian tentang pasangan hidup, ayah tidak hanya mendengarkan dengan penuh perhatian, tetapi juga memberikan nasihat bijak, “Kamu pintar dalam memilih jodoh, Nak. Pastikan kamu mencari seseorang yang tidak hanya mencintaimu, tetapi juga mendukung impian dan nilai-nilai hidupmu,” kata ayah memberikan arahan yang menjadi pilar dalam pencarian cinta sejatiku.

Semua pujian itu bukan hanya sekadar kata-kata, tetapi fondasi dari kepercayaan diri yang tumbuh dalam diriku. Pujian ayah tidak hanya membangkitkan semangat, tetapi juga mengajarkan arti mendukung dan memotivasi orang yang dicintai.

Dengan setiap kata pujian, ayah telah membantu membentuk karakterku menjadi seorang perempuan sejati yang percaya diri, berani menghadapi tantangan, dan menjalani hidup dengan keyakinan yang kuat.

Sekarang, saat aku melangkah dalam setiap fase hidupku, pujian-pujian itu menjadi bekal yang tak ternilai. Melalui pujian-pujian ayah, aku belajar bahwa percaya diri bukanlah hasil dari kesempurnaan, tetapi dari kemauan untuk terus tumbuh dan belajar.

Maka, setiap kali aku menghadapi tantangan atau merasa ragu, aku hanya perlu mengingat senyum dan kata-kata penuh cinta dari ayah. Pujian itu adalah aliran energi positif yang terus mengalir, memberikan kekuatan untuk menjalani hidup dengan langkah tegar dan percaya diri. Ayah, dengan pujianmu, engkau telah menjadi pilar kuat yang membantu aku menjelajahi dunia dengan hati yang penuh keberanian dan tekad yang tak tergoyahkan.

Ultah ke-63. Foto: Dokumen Pribadi

Hari ini, di usiaku yang telah mencapai 63 tahun, sungguh luar biasa bagaimana beliau, dengan semangat yang sama seperti dahulu, terus memberikan apresiasi mendalam terhadap perjalanan menulis yang telah saya tempuh.

“Anakku, bukumu sungguh luar biasa. Tulisanmu begitu menginspirasi dan menyentuh hati. Aku bangga dapat memiliki anak sehebat kamu,” ucap ayah, suaranya penuh kehangatan dan kekaguman.

Saya menjadi semakin menyadari bahwa pujian ayah bukanlah sekadar kata-kata melainkan sorotan kebanggaan yang melibatkan hati dan jiwa yang penuh energi. Saat beliau memamerkan bukuku di hadapan teman-temannya atau mengomentari setiap halaman dengan penuh antusiasme, saya merasa sepenuhnya diakui dan dihargai sebagai penulis.

Ayah bukan hanya memberikan pujian, tetapi juga memberikan kontribusi konstruktif dengan mengomentari bukuku dengan jujur. Setiap kritik membangun dan saran yang beliau berikan merupakan bukti betapa beliau sungguh-sungguh terlibat dalam perjalanan menulisku. “Mungkin kamu dapat mengeksplorasi sudut pandang ini lebih dalam,” ucap ayah sambil tersenyum, memberikan dorongan untuk terus meningkatkan kualitas tulisan.

Melalui pujian dan penghargaannya, beliau tidak hanya membangkitkan semangatku sebagai penulis, tetapi juga menciptakan ikatan emosional yang kuat di antara kami. Setiap kali beliau mengutip kata-kata dari bukuku dengan penuh gairah, aku merasakan kebersamaan dan dukungan yang diberikan.

Melihat ayah begitu bersemangat dan bangga menjadi ayah dari seorang penulis, aku menyadari betapa pentingnya dukungan keluarga dalam meraih impian. Pujian ayah pendorong keberanian dan inspirasi untuk terus berkarya. Ini adalah hadiah tak ternilai dari ayah.

Beliau tidak hanya mendukung perjalanan menulisku, tetapi juga menjadi sumber keberanian dan inspirasi. Melalui senyuman dan kata-kata penuh cinta ayah, aku merasa diizinkan untuk terbang mengepakkan sayap lebih tinggi dan mengeksplorasi potensi yang belum semua aku kembangkan. Ayah, dengan pujianmu, engkau telah menanamkan kepercayaan dan kesuksesan dalam hatiku, dan untuk itu, saya akan selalu bekerja keras dan bersyukur.
Terima kasih, ya Allah, Engkau telah menganugerahiku seorang ayah sebaik ayahku.

Makassar, 12 November 2023




3 Comments

  1. November 17, 2023 at 7:01 am

    Endang

    Reply

    Senangnya melihat senyuman ayahanda. Ayahanda seingatku selalu memberikan nasehat .Salam hormat dan sayang untukPuang Bapak

  2. November 16, 2023 at 3:28 am

    Chamim Rosyidi Irsyad

    Reply

    Gambaran seorang Ayah bukan lelaki biasa yang paripurna. Pendidik sejati yang senantiasa dirindukan Anak-anaknya karena Ayah juga tak pernah lekang merindukan dengan tulus segenap buah hatinya.

  3. November 16, 2023 at 3:26 am

    Chrirs Admojo

    Reply

    Gambaran seorang Ayah bukan lelaki biasa yang paripurna. Pendidik sejati yang senantiasa dirindukan Anak-anaknya karena Ayah juga tak pernah lekang merindukan dengan tulus segenap buah hatinya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

By browsing this website, you agree to our privacy policy.
I Agree