October 2, 2023 in Serba Serbi RPL, Uncategorized

Ketika Tangan Allah Sudah Bekerja

Ketika Tangan Allah Sudah Bekerja
Oleh Telly D.


Tak percaya, tapi nyata. Akhirnya nama saya tertulis dalam sampul sebuah buku biografi sebagai penulis. Luar biasa, ketika kekuatan Ilahi telah terlibat atau campur tangan dalam suatu situasi atau peristiwa, hasil atau konsekuensi dari situasi tersebut akan menjadi tak terduga atau luar biasa. Segala sesuatu menjadi mungkin dan tidak dapat diprediksi oleh akal manusia.

Hal ini menjadi penting saya ceritakan karena saya pernah punya harapan untuk menulis biografi setahun yang lalu. Namun, saya berada dalam situasi yang sulit atau buruk sehingga harapan itu tak mampu saya wujudkan. Akan tetapi, siapa sangka di kemudian harinya dapat berubah menjadi lebih baik dengan cepat secara ajaib.

Setahun yang lalu dalam pertemuan besar keluarga, ayah saya menyerahkan buku tulisan saya ‘Kepala Bukan Ekor’ kepada seorang tokoh masyarakat, penerima penghargaan pahlawan nasional.

Tokoh ini sangat terkesan dengan tulisan saya. ‘Kepala Bukan Ekor’ ini berisi catatan ketika ayah mendidik saya. Tokoh itu kemudian membuka komunikasi ke saudara saya untuk menjadikan saya penulis biografinya.

Saya tidak menyangka bahwa keinginan itu ditentang keras oleh keluarga besar kami. Saya diminta untuk tidak melakukan hal tersebut. Saya bahkan dinilai belum kompeten menyebut diri saya sebagai penulis.

Saya nelangsa sekali ketika itu. Saya ingin sekali mencoba peluang itu apalagi ada dukungan dari Sang Founder RVL Much. Khoiri yang bersedia membimbing saya. Keluarga saya berpikir bahwa menulis biografi seseorang bukan untuk dicoba-coba.

Sekalipun saya kecewa, saya menerima kondisi itu dan membenarkan pertimbangan itu. Betul, saya sadar sesadar-sadarnya, saya bukan penulis biografi.

Kenangan itu bangkit kembali ketika saya melihat bahwa Kopdar 2 RVL salah satu agendanya menghadirkan Bapak Eka Budianta dengan materi menulis biografi.

Sejak itu saya membangun semangat baru dan bertekad harus dapat menghadiri Kopdar 2 RVL. Saya tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Saya akan memanfaatkan waktu sebanyak-banyaknya untuk menyerap ilmunya.

Bahkan saya memaknai bahwa jadwal itu adalah jawaban dari doa saya yang saya panjatkan ketika saya dalam kondisi nelangsa. “Ya Allah beri saya peluang untuk memiliki ilmu sehingga dapat menjadi penulis biografi.”

Namun, saat kesempatan ini saya jalani, saya harus mengalami kekecewaan yang kedua kalinya. Saya diberi tanggung jawab untuk menyukseskan wisata literasi. Awalnya tidak ada masalah karena materi Pak Eka Budianta ada di hari ke-2 dan wisata literasi dijadwalkan di hari pertama.

Saya tak menduga bahwa di saat hari pelaksanaan terjadi pegeseran waktu. Jadwal Bapak Eka Budianta digeser ke hari pertama bertepatan saya harus menyiapkan wisata literasi.

Saya menerima kenyataan, apa boleh buat. Tanggung jawab itu saya dahulukan dengan baik. Kepentingan orang banyak tentu harus didahulukan dibandingkan dengan kepentingan diri sendiri. Saya toh bisa belajar kemudian setelah agenda yang diamanahkan ke pundak saya paripurna.

Saya berharap Pak Khoiri mau mengulang materi itu di malam hari. Namun, hal itu terhalang dengan malam ramah tamah dan pentas seni yang kemudian dilanjutkan dengan rapat akhir panitia. Lengkaplah sudah realitas yang terjadi dan saya hadapi.

Saya masih berharap terbayar di hari akhir sesudah penutupan. Ada jeda waktu antara penutupan dengan waktu Pak Khoiri ke stasiun kereta. Saya dapat manfaatkan untuk belajar privat. Namun, kehadiran pimpinan BBPMPV Seni Budaya Yogyakarta, Ibu Dr. Sarjila, ke wisma membuat saya melepas Pak Khoiri ke stasiun tanpa sempat belajar privat. Foto Pak Khoiri meninggalkan wisma saya share dalam grup WA RVL sejatinya sebagai wujud kekecewaan saya.

Saya masih membuka peluang itu sehingga pertemuan dengan Bu Sarjila saya persingkat dengan harapan saya dapat ke Stasiun Tugu Yogyakarta. Sambil menunggu kereta berangkat, saya dapat belajar materi itu kepada Pak Khoiri. Namun, kesempatan itu sudah tidak ada. Ketika saya menelepon Pak Khoiri dengan tergesa-gesa, kereta api yang membawa Pak Khoiri ke Surabaya sudah meninggalkan stasiun.

Saya kecewa berat. Saya menyalahkan diri sendiri dengan hal ini. Akhirnya saya berhari-hari menutup komunikasi. Termasuk di dalam grup dengan memilih menyelesaikan semua urusan keluarga. Kekecewaan membuat saya melirik hal lain.

Mengapa saya ngotot sekali pada saat itu? Momen itu tepat untuk mengisi bejana ilmu saya. Saya lagi bersemangat sekali. Saya tidak mau kehilangan momen itu. Tidak selalu saya berada di kondisi itu. Menurut pengalaman saya, jika kondisi saya demikian, apa saja yang saya pelajari biasanya bisa mengendap dengan baik.

Di Depan Rumah Ketika Pak Khoiri Ke Makassar. Foto: Dokumen Pribadi


Berikutnya, Pak Khoiri orang yang tepat mengganti Pak Eka Budianta. Beliau punya cara khusus jika mengajar saya sehingga saya hanya menggunakan waktu sedikit. Beliau pandai menggunakan pengalaman yang saya miliki untuk membuat saya memahami dengan cara cepat, sangat efisien.

Setelah itu, saya sudah melupakan hal ini. Kesempatan dan kemauan belajar pun sudah sirna. Sampai saya menghadiri promosi doktor Pak Khoiri di Unesa Kampus Lidah Surabaya, saya tidak cerita lagi tentang hal ini. Saya meneruskan perjalanan ke Yogya untuk bersilaturahmi.

Di sana saya hanya menghabiskan waktu membesuk suami teman yang masuk ICU. Menyatakan berduka kepada 3 orang teman yang kedukaan sekaligus. Berziarah ke makam teman yang telah meninggal. Melakukan pertemuan dengan 150 purna PPPPTK Matematika Yogyakarta.

Semangat silaturahmi itu yang membuat saya bertemu kembali dengan sahabat lama yang telah sukses. Mengetahui saya mengisi waktu dengan menulis. Seseorang meminta saya menulis biografi putrinya yang sukses sebagai pengrajin perhiasan berkelas dunia. Produknya sudah digunakan oleh rumah-rumah mode dunia dan film-film karakter.

Buku yang Membuktikan Saya Penulis Biografi. Foto: Dokumen Pribadi


Makassar sekeluarga untuk memastikan keseriusannya. “Huk” rasanya ulu hati saya kena tinju ketika mengetahui betapa seriusnya mereka. Saya memerlukan pertimbangan guru menulis saya, Pak Much. Khoiri, sebelum mengiyakan permintaan serius mereka.

Baru saja saya mengirim draft kerja sama itu, saya masih menunggu yang bersangkutan yang lagi show di belahan bumi lain, seorang professor meminta saya menulis biografinya untuk kepentingan pengukuhan Guru Besarnya.

Catatan ini yang Menjadi Panduan Kami. Foto: Dokumen Pribadi


Luar biasa kondisi ini, sangat tidak normal. Ajaib menurutku. Bagaimana mungkin dengan kemampuan minimal yang saya miliki. Waktu yang tersedia hanya 2 bulan. Kemudian, kebutuhan buku itu untuk forum akademik yang bergengsi. Sungguh membuat ciut nyali saya. Rasanya ini misi imposible. Saya gamang, tidak percaya diri.

Syukurnya saya memiliki guru yang baik, yang mendorong saya terus mau berlatih. Kedatangannya ke Makassar membuka peluang itu. Dari tangannyalah lahir judul buku dan daftar isi yang harus ada di dalamnya setelah kami mewawancarai guru besar tersebut. Guru saya mengajari melakukan wawancara termasuk yang merencanakan ketatnya jadwal yang mesti kami penuhi.

Makan Siang Bersama dengan Prof Nurhidayah Setelah Wawancara Kilat Dilakukan. Foto: Dokumen Pribadi


Beberapa kali kami harus zoom untuk memastikan semua berjalan lancar dan terakhir beliau sendiri yang mengedit buku itu.

Alhamdulillah, akhirnya buku itu selesai tepat waktu. Saya menulis prakata dan guru saya menulis kata pengantarnya. Paduan guru murid yang mengabadi.

Tak ada yang dapat saya katakan selain “ketika tangan Allah sudah bekerja, hal yang tidak mungkin pun jadi mungkin”.

Sekarang saya telah memastikan bahwa saya penulis biografi yang dimiliki negeri ini. Buku itu jadi buktinya. Sayalah penulis biografi yang belajar teori berbarengan dengan praktik.

Tulisan ini sengaja ditulis untuk menginspirasi Bapak dan Ibu Anggota RVL. Tetaplah bersemangat berlatih dengan sepenuh hati dan ikhlas seraya berdoa tiada henti. Yakinlah tangan Allah bekerja tiada terduga.

Salam literasi
Makassar, 1 Oktober 2023




4 Comments

  1. October 2, 2023 at 4:15 pm

    Chamim Rosyidi Irsyad (Chrirs Admojo)

    Reply

    Kisah sukses berkarya melewati titian menantang dan mendaki terjal serta menurun curam yang kaya dan mengayakan siapa saja yang membacanya. Sangat menginspirasi ….

  2. October 2, 2023 at 6:29 am

    Much Khoiri

    Reply

    Tulisan panjang yang komplit, berisi kisah pengalaman yang kaya. Judulnya tepat menyampaikan hikmahnya. Mdh2an menginspirasi semuanya.

  3. October 2, 2023 at 2:32 am

    Mukminin

    Reply

    Alhamdulilah LUAR BIASA Pingin aku. Slmt penukis biografi

  4. October 2, 2023 at 12:30 am

    Astuti

    Reply

    Congratulation Telah lahir seorang penulis Penukis Biografi dari keluarga RVL. Nular nular nular

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

By browsing this website, you agree to our privacy policy.
I Agree