Nasihat Diam dari Kematian
Nasihat Diam dari Kematian
Oleh Telly D
“Kamatian adalah Guru yang memberikan nasihat tanpa kata-kata.” (Daswatia Astuty)
Handphone saya memberi isyarat ada pesan masuk. Melihat bahwa pesan itu dari ayah, saya bersegera membukanya. Ini waktu yang tidak lazim ayah mengirim pesan pendek.
Ayah mengabarkan berita duka, adik ipar ayah (istri adiknya) meninggal dunia. Semua tercengang sebab yang sakit adalah suaminya. Tidak ada yang menyangka bahwa istrinya yang kelihatan sehat, merawat si sakit justru yang pergi lebih awal. Innalillahi wainna ilaihi rojiun.
Saya bersegera meggabungkan diri dengan ayah dan bersama dengan keluarga yang lain melayat ke rumah duka yang berada di kampung halaman ayah. Memerlukan waktu 2 jam berkendaraan untuk sampai di sana.
Ketika kami tiba di sana, rumah duka telah dipenuhi oleh sanak keluarga yang ikut berduka. Secara alami saja ada anggota masyarakat sekitar yang mengurus kursi dan tenda. Kemudian bergotong royong memasang tenda sepanjang halaman depan rumah sebagai tempat untuk menampung tamu yang datang melayat.
Kemudian, ada pula sekelompok anak muda yang mengarahkan dan mengatur kendaraan sehingga lalulintas tidak menggaggu kepentingan umum.
Serta merta saja ada yang memantaskan diri mewakili keluarga menerima dan mengarahkan pelayat dan memberikan informasi tentang rencana penguburan jenazah. Ada pula yang mengurus prosesi memandikan dan menguburkan jenazah. Bahkan saya melihat ada yang meyumbangkan air minum yang diletakkan berdus-dus di antara pelayat. Ada meja makan yang menampung makanan yang disumbangkan oleh para pelayat karena mengetahui bahwa keluarga almarhumah banyak yang datang dari berbagai daerah.
Menyambut Pelayat yang Datang ke Rumah Duka. Foto: Dokumen Pribadi
Keluarga kami yang meninggal orang biasa saja. Bukan orang yang dikenal luas, bukan pejabat pemerintahan apalagi anggota dewan. Bukan saudagar kaya yang mampu membeli semua keinginannya, namun melihat respons orang yang datang menyatakan duka saya menyadari yang meninggal memiliki pengaruh yang mendalam pada orang lain.
Yang meninggal orang yang dalam hidupnya tidak pernah mencari pujian atau perhatian. Dia hanya hidup sederhana dan dengan rendah hati, mendedikasikan waktunya untuk membantu sesama dan berkontribusi pada komunitasnya. Hanya memberikan pertolongan pada orang-orang yang membutuhkan, memberikan nasihat kepada yang bingung, dan selalu ada di saat orang butuh bantuan dalam situasi sulit.
Ketika kabar tentang kematiannya menyebar, banyak orang yang datang untuk menghormati dan memberi penghormatan. Mereka yang pernah menerima bantuan dan kebaikannya, merasa tergerak untuk memberikan kembali, bahkan dalam momen kesedihan.
Pelayat yang Datang ke Rumah Duka. Foto: Dokumen Pribadi
Mereka membantu mengatur prosesi pemakaman. Memberikan dukungan moral kepada keluarga yang ditinggalkan. Mengingatkan satu sama lain akan kebaikan dan nasihat yang mereka terima dari orang yang baru pergi meninggalkan mereka untuk selamanya.
Ini adalah contoh nyata bagaimana kematian seseorang dapat menjadi nasihat diam yang kuat. Orang tersebut mungkin tidak pernah mengucapkan kata-kata besar atau menunjuk-nunjukkan jasanya, tetapi perbuatan baiknya selama hidupnya telah menciptakan jejak yang mendalam di hati banyak orang.
Kematiannya mengingatkan kita agar kita selalu berbuat baik. Bersikap rendah hati. Memberikan nilai tambah dalam hidup orang lain. Perilaku-perilaku inilah warisan sesungguhnya yang akan hidup selamanya dalam kenangan dan tindakan baik orang lain.
Kematian bisa membuat kita lebih sadar akan pentingnya hubungan dan koneksi dengan orang lain. Ini dapat mendorong kita untuk menjalin hubungan yang lebih mendalam, memperbaiki hubungan yang bermasalah, dan menghabiskan waktu bersama orang-orang yang kita cintai.
Kematian selalu misterius. Datang tanpa diduga. Tidak ada yang mampu menolaknya. Setiap individu akan mengalami kematian. “Setiap jiwa akan merasakan mati.” Ini adalah pengingat bahwa kematian adalah bagian alamiah dari siklus kehidupan yang dimiliki setiap manusia. (QS. Al-Ankabut 29:57).
Demikian pula tak ada yang dapat kami lakukan selain mendoakannya dan memohonkan ampunan baginya. Kami meyakini bahwa bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kematian adalah pintu menuju surga yang penuh kenikmatan. (QS, Al-Waqi’ah 56).
Memandang kematian sebagai bagian alamiah dari kehidupan manusia dan mengajarkan pentingnya persiapan untuk akhirat melalui perbuatan baik dan ketaatan kepada Allah. Kematian adalah awal dari perjalanan menuju pertemuan dengan Allah dan akan menerima balasan dari segala perbuatannya.
Banyak hal yang dapat direnungkan dan dipelajari dari kematian sebagai pelajaran bagi kehidupan kita.
Pelayat yang Datang ke Rumah Duka. Foto: Dokumen Pribadi
Kematian adalah akhir dari semua hal dalam hidup di alam fana ini. Oleh karena itu, kita dapat mengambil pelajaran dari kematian untuk menjalani hidup kita dengan lebih bijaksana, menghargai waktu yang kita miliki, dan membuat pilihan yang tepat dalam hidup.
Hidup ini sementara dan rentan. Kematian adalah pengingat yang kuat bahwa kita semua akan menghadapinya suatu saat, sehingga kita harus menjalani hidup dengan baik dan bermakna selama kita masih hidup.
Kematian sebagai guru yang tidak memberikan nasihat secara lisan, tetapi melalui realitasnya yang tak terhindarkan.
Kematian adalah pembelajaran yang datang tanpa kata-kata, dan kita harus menggali makna dari pengalaman tersebut.
Hal ini dapat mendorong kita untuk merenungkan makna hidup kita dan pertanyaan tentang tujuan eksistensi kita. Kita dapat menggunakan pemikiran tentang kematian untuk menggali nilai-nilai, prioritas, dan aspirasi kita dalam hidup.
Kematian dapat menjadi guru yang memberikan pelajaran tentang kebijaksanaan. Pengalaman kematian orang lain bisa menjadi pelajaran tentang bagaimana kita harus menjalani hidup kita dengan lebih bijaksana, menghindari kesalahan yang sama, dan membuat pilihan yang lebih baik.
Kematian juga mengajarkan pentingnya menghormati dan memakamkan orang yang telah meninggal dengan layak. Prosesi pemakaman dan penghormatan dapat memberikan akhir penutupan hidup yang mulia kepada keluarga dan teman-teman yang ditinggalkan.
Akhirnya kematian adalah bagian alami dari kehidupan, dan kita dapat mengambil pelajaran dan makna dari pemahaman akan kematian tersebut. Itu bisa menjadi ajakan untuk merenungkan makna hidup kita. Menghargai setiap momen dan menjalani hidup dengan bijaksana.
Makassar, September 2023
October 2, 2023 at 4:21 pm
Chrirs Admojo
Nasihat arif yang bertenaga dan mampu menyadarkan segenap insan yang masih bernyawa untuk siap setiap saat maut menjemput ….
October 2, 2023 at 2:21 am
Astuti
“Memandang kematian sebagai bagian alamiah dari kehidupan manusia dan mengajarkan pentingnya persiapan untuk akhirat melalui perbuatan baik dan ketaatan kepada Allah. Kematian adalah awal dari perjalanan menuju pertemuan dengan Allah dan akan menerima balasan dari segala perbuatannya.”
Untuk peningkatan saya.👆