September 24, 2023 in Umum, Uncategorized

Bunga Dari Pengalaman Pahit

Post placeholder image

Bunga Dari Pengalaman Pahit

Oleh Telly D.


“Pelajaran terbaik dalam hidup datang dari pengalaman terburuk.” (Telly D.)

Saya pernah mengalami peristiwa yang sangat buruk. Peristiwa yang mengundang tegang dan nyali berlapis. Pengalaman ini tidak mampu saya lupakan.

Ketika itu kakak saya lagi membangun rumah dekat rumah saya. Kakak saya berdinas di kabupaten yang berbeda dengan saya sehingga urusan mengontrol pekerjaan pembangunan rumah dipercayakan kepada saya. Namun, dalam realisasinya tidak hanya mengontrol pekerjaan. Pekerjaan tukang, pengadaan dan penggunaan bahan, termasuk pembayaran semua transaksi dipercayakan kepada saya.

Awalnya, semua berjalan lancer. Namun, dalam proses selanjutnya saya bermasalah. Saya kurang teliti. Kontraktor yang mengerjakan rumah itu ‘mengsubkontrakkan’ pekerjaan pembangunan rumah itu kepada pihak ketiga. Hal ini baru ketahuan setelah menjelang akhir Ramadhan, pembayaran tukang batu tidak mampu dia bayar. Saya harus menghadapi tekanan mandor bangunan.

Saya tentu tidak ingin membayar transaksi yang sama dua kali. Namun, mandor bangunan tidak percaya dengan ucapan saya. Ketika mandor bangunan mengatakan akan melakukan pengrusakan jika upah tidak bisa segera saya lunasi, saya hanya menyelesaikannya dengan membeli gembok. Kemudian segera menggembok halaman bangunan rumah kakak untuk memberi kesan jika berani masuk mereka sudah melakukan pelanggaran hukum.

Saya tidak pernah membayangkan bahwa urusan upah dengan para kuli bangunan dapat memicu tindakan ekstrem yang bisa mengancam jiwa. Kala santai tidur siang, saya terbangun karena mendengar pintu rumah saya dipukul keras. Disusul bunyi suara yang meneriakkan supaya saya keluar.

Ternyata, rumah saya sudah dikepung para kuli bangunan. Mereka pada membawa palu besi, linggis, kubut. Atmosfir semakin panas karena orang-orang kampung juga sudah banyak berkumpul menonton kondisi ini.

Itu kondisi yang kritis, saya tidak boleh mundur, saya harus mengambil keputusan. Terpaksa saya mengikuti keinginannya menjadi ‘preman jalanan.’

“Siapa yang berani memukul pintu rumah ini? Di mana komandanmu?” Bentakan saya yang lantang membuat semua aktivitas liar itu terhenti. Kondisi ini yang saya inginkan. Semua perhatian terpusat kepada saya.

Spontan ada yang menunjuk mandor bangunan. Saya memanggilnya dan perintahkan masuk ke rumah. Saya harus menjauhkan dari kekuatan massanya sehingga mudah saya kendalikan, dan mereka harus melihat bahwa saya berniat menyelesaikan dengan baik. Saya dudukkan di ruang tamu yang kemudian ruang ini saya kunci.

Saya sangat sadar, tidak ada jalan menyetop kondisi ini. Namun, saya perlu juga sekalian memberikan pelajaran kepada komandannya.
“Angkat mukamu dan lihat muka saya,” setalah bentakan kedua saya lantangkan, baru mandor itu mau melakukannya.

“Lihat muka saya, apa sebelumnya saya pernah bertemu denganmu?” mandor itu menggeleng.

“Jika demikian, siapa yang memberi kamu pekerjaan?” Dia menyebut sebuah nama. Nama pemilik usaha jasa kontraktor yang pernah dikenalkan kakak.

“Mengapa dia yang memberi pekerjaan, kamu meminta upah kepada saya? Saya tidak pernah bertemu denganmu dan saya tidak pernah memberimu pekerjaan!”

Memerlukan waktu beberapa saat untuk dia mencerna ucapan saya.

“Keluar! saya mulai membentak lagi di ruang tamu saya. Dalam benak saya bergemuruh. Saya tentu berani saja melakukan hal ini. Saya terlatih memukul orang dengan telak. Delapan tahun saya atlet karate. Kondisi terburuk pun saya sudah siap.
“Kamu cari orang yang beri kamu pekerjaan!” suara saya mantap, “Kamu seret dia ke depan saya.” Kemudian kupungkasi dengan kata-kata tegas, “kamu bisa lakukan hal itu dengan massamu yang banyak.”
Ketika saya bukakan pintu untuk memberi jalan keluar, saya melihat semua nyali liarnya sudah terhisap. Dia berjalan perlahan dengan kepala yang tertekuk menuju ke perempatan jalan. Diikuti oleh semua anak buahnya dan berkumpullah mereka berdiskusi di sana.

Sesuatu yang surprise terjadi. Ternyata mereka menyelesaikan dengan cara mudah, yaitu menahan motor anak kontraktor yang kebetulan melintas di jalan sebagai jaminan. Sitaan motor memaksa upah kerja terbayar saat itu juga. Nilai motor memang lebih mahal daripada total nilai upah kerja kuli bangunan. Demikian praktisnya penyelesaian anak jalanan.

Siapa yang sangka beberapa tahun kemudian, kejadian tersebut berubah menjadi sebuah titik balik dalam hidup saya.

Saya menggunakan pelajaran berharga dari pengalaman tersebut untuk menangani situasi serupa. Kali ini, seorang kontraktor bangunan yang gagal menyelesaikan projek sesuai janjinya setelah menerima uang pembayaran dari lembaga yang saya pimpin.

Dia terus menunda pekerjaannya sehingga saya tak bisa lagi memberikan toleransi tambahan lagi. Dengan keyakinan yang lebih kuat dan pelajaran dari masa lalu, saya dengan berani menahan mobil Pajero Sport yang sedang dikendarai oleh putranya yang masuk ke kantor kami. Rupanya bobil ini digunakan untuk mengambil mesin pemotong tegel.

Saya serahkan mobil itu ke Polsekta setempat sebagai jaminan kepada negara atas pekerjaan yang mesti diselesaikan. Dengan nilai mobil tersebut lebih besar daripada pekerjaan yang belum selesai, dia segera menyelesaikan projek dengan baik.

Dari kedua pengalaman yang buruk tersebut, saya belajar bahwa kadang-kadang, bunga dari kesalahan masa lalu bisa menjadi kekuatan untuk memastikan bahwa keadilan ditegakkan.

Belajar dari pengalaman buruk adalah keterampilan penting dalam perkembangan pribadi seseorang untuk menjadi professional.

Belajar dari pengalaman buruk adalah cara yang efektif untuk tumbuh dan berkembang. Ini memungkinkan Anda untuk menghindari kesalahan yang sama di masa depan dan menjadi lebih bijaksana dalam menghadapi situasi sulit.

Memang belajar dari pengalaman menyakitkan memerlukan waktu dan refleksi yang cukup. Tidak selalu mudah untuk melihat nilai pembelajaran dalam saat-saat sulit, tetapi dengan ketekunan dan sikap positif, kita dapat merasakan manfaatnya dalam jangka panjang. Dengan kata lain, pengalaman menyakitkan dapat menjadi guru yang membentuk kita menjadi individu yang lebih kuat dan lebih bijaksana.

“Siapa pun dapat menjadi guru yang memberikan pengalaman. Tukang batu sekali pun dapat menjadi guru pengalaman.” Ini mengandung makna bahwa pengalaman dan pengetahuan yang berharga tidak hanya datang dari individu yang memiliki latar belakang atau profesi yang tinggi atau prestisius. Bahkan, orang-orang yang mungkin tidak memiliki pendidikan formal tinggi atau pekerjaan yang dianggap elit juga dapat memiliki wawasan dan pengalaman berharga yang dapat menjadi sumber pembelajaran bagi orang lain.

Pesan yang ingin saya sampaikan adalah setiap orang memiliki pengalaman dan pengetahuan yang berharga yang dapat dia bagikan kepada orang lain. Kita tidak boleh meremehkan kontribusi atau pelajaran yang dapat diberikan oleh individu dari berbagai latar belakang atau bidang pekerjaan. Seringkali, belajar dari pengalaman orang-orang yang beragam dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan beragam tentang dunia di sekitar kita. Dengan sikap terbuka dan rasa hormat terhadap pengalaman orang lain kita bisa bertumbuh lebih kuat dan lebih bijaksana.

Salam literasi
Makassar, 22 September 2023




5 Comments

  1. September 25, 2023 at 9:25 am

    Florentina Winarti

    Reply

    Sungguh wanita yang pemberani karena melakukan perbuatan yang benar..bener bener hebat dlm berpikir dan bertindak

  2. September 24, 2023 at 11:55 pm

    Hariyanto

    Reply

    Experience is a good teacher….

  3. September 24, 2023 at 10:52 pm

    Astuti

    Reply

    “Belajar dari pengalaman buruk adalah keterampilan penting dalam perkembangan pribadi seseorang untuk menjadi professional.”Ewako

  4. September 24, 2023 at 10:38 pm

    Abdullah Makhrus

    Reply

    Jagoan kok dilawan. Hehe..mantab bunda

  5. September 24, 2023 at 10:25 pm

    Hernawati

    Reply

    Masya Allah, bunda.. Saya bisa membayangkan bagaimana bunda menghadapi kejadian tersebut. Tegas. Keras. You are really an alpha woman. Bravoooo

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

By browsing this website, you agree to our privacy policy.
I Agree