September 16, 2023 in Jelajah Nusantara, Uncategorized

Ketika Anak Pulau Bermain Game HP

Ketika Anak Pulau Bermain Game HP

Oleh Telly D


Pelaut ulung hanya dilahirkan di tengah badai dan gelombang samudera, bukan di laut yang tenang.


Ini slogan keberanian yang selalu didengungkan oleh anak-anak yang hidup di Pulau, di pesisir pantai. Bahwa mereka anak-anak yang berani menghadapi badai, bahkan berkawan dengan badai. Ungkapan yang sangat arogan bahkan terkesan menepuk dada menyombongkan diri.

Keberanian anak Pulau memang bukan omong kosong karena ditopang oleh beberapa kemampuan

Anak Pulau memiliki pengetahuan tentang cuaca dan kondisi laut yang memadai, sehingga mereka dapat memahami tanda-tanda badai dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat.

Mereka memiliki keterampilan berenang yang baik, sehingga dapat mempertahankan diri dalam situasi darurat dan menghindari bahaya yang mengancam keselamatan mereka.

Mereka memiliki kesiapan fisik dan mental yang cukup, sehingga dapat bertahan dalam kondisi lingkungan yang ekstrem dan menghadapi tekanan emosional yang timbul dalam situasi darurat.

Dengan memiliki keterampilan, pengetahuan, kesiapanan seperti di atas, dapat digunakan menghadapi situasi darurat, untuk bertahan hidup dan melindungi dirinya sendiri dan orang lain di sekitarnya.

Dermaga Pulau Liukang. Foto: Dokumen Pribadi


Anak pulau dibesarkan oleh alam dengan kondisi lingkungan yang keras, seperti ombak besar, angin kencang, dan cuaca ekstrem.

Lingkungan yang keras dan berbeda membentuk karakter anak pulau menjadi lebih tangguh, mandiri, dan memiliki kemampuan adaptasi dan bertahan hidup yang baik dalam menghadapi berbagai situasi yang ektrem.

Secara keseluruhan, lingkungan pesisir pantai sangat mempengaruhi karakter anak pulau menjadi lebih tangguh, mandiri, sosial, dan memiliki kemampuan adaptasi yang baik dalam menghadapi situasi yang sulit.

Keberuntungan ini sesungguhnya diperoleh secara alami melalui permainan-permainan yang disukai anak pesisir pantai antara lain:

Surfing membutuhkan keberanian untuk menghadapi ombak besar dan ketangguhan untuk mempertahankan keseimbangan di atas papan selancar. Ini melatih kekuatan tubuh, terutama pada otot lengan, perut, dan kaki.

Memanjat batu karang membutuhkan keberanian dan ketangguhan untuk menghadapi kondisi medan yang berbatu-batu dan licin, melatih kekuatan otot tangan dan kaki.

Sepak bola pantai membutuhkan ketangguhan dan kekuatan tubuh karena permainan ini dilakukan di pasir yang berat dan sulit untuk bergerak melatih kecepatan, kelincahan, dan koordinasi.

Berenang melatih kekuatan tubuh, terutama pada otot lengan, kaki, dan perut. Berenang di laut membutuhkan keberanian dan ketangguhan karena harus menghadapi ombak yang kadang-kadang cukup besar.

Pantai Pulau Liukang. Foto: Dokumen Pribadi


Memancing melatih ketangguhan dan kekuatan fisik karena memerlukan daya tahan untuk menarik ikan yang cukup besar. Selain itu, memancing juga melatih kesabaran, konsentrasi, dan koordinasi.

Bermain bola voli pantai dilakukan di atas pasir yang berat dan sulit untuk bergerak, sehingga membutuhkan ketangguhan dan kekuatan fisik, melatih kecepatan, kelincahan, dan koordinasi.

Permainan-permainan di atas membantu anak pesisir pantai untuk menjadi lebih berani, kuat, dan tangguh dalam menghadapi berbagai kondisi medan yang ada di pesisir.

Namun kondisi sekarang sangat jauh berbeda. Ketika saya menyusuri Pulau Liukang Loe. Saya tidak menemukan lagi sorak sorak anak pulau untuk saling menyemangati berlari di pantai, berperahu, berenang atau memancing.

Perkembangan teknologi dan digitalisasi telah mengubah cara anak-anak menghabiskan waktu luang mereka, termasuk anak pesisir pantai. Anak-anak sekarang lebih cenderung menghabiskan waktu mereka dengan bermain game di ponsel atau gadget lainnya, daripada bermain dengan air dan lingkungan di sekitar mereka.

Anak-Anak Pulau Bermain Game Handphone. Foto: Dokumen Pribadi


Beberapa dampak buruk yang mungkin timbul antara lain.
Anak-anak yang jarang berinteraksi dengan lingkungan sekitar mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi di sekitar mereka. Mereka kurang tanggap terhadap perubahan dan kurang memiliki keterampilan untuk mengatasi situasi yang sulit.

Anak-anak yang lebih sering terlibat dalam kegiatan digital kurang terlatih untuk memikirkan dampak dari tindakan mereka. Mereka kurang memiliki rasa tanggung jawab yang cukup terhadap lingkungan sekitar mereka atau terhadap orang lain.

Kurangnya interaksi sosial. Kegiatan digital yang terus-menerus dapat membuat anak-anak lebih tertutup dan kurang terbiasa berinteraksi dengan orang lain secara langsung.

Hal ini dapat membuat anak-anak pesisir pantai menjadi kurang terlatih dalam membangun hubungan sosial dan kurang dapat membentuk kemampuan sosial yang sehat.

Anak-anak yang hanya bermain dengan gadget kurang terlatih dalam keterampilan motorik, seperti keterampilan keseimbangan atau koordinasi tangan-mata.

Keterampilan ini penting untuk pengembangan fisik yang sehat dan dapat berdampak pada kesehatan anak secara keseluruhan.

Menurut teori pendidikan, aktivitas fisik dan bermain outdoor penting untuk meningkatkan perkembangan fisik, sosial, dan psikologis anak. Berenang, berperahu, dan menangkap ikan, adalah beberapa contoh aktivitas yang dapat memberikan stimulus yang dibutuhkan oleh tubuh dan otak anak.

Namun, ketika anak-anak lebih memilih bermain game handphone, hal tersebut dapat menghambat perkembangan mereka.

Dalam teori psikologi, anak yang terlalu banyak bermain game handphone akan mengalami gangguan emosi dan kognitif. Mereka akan lebih mudah merasa stres, cemas, dan depresi.

Hal ini dikarenakan, game handphone membuat anak-anak menjadi tidak aktif secara fisik dan kurang berinteraksi secara sosial. Mereka cenderung menghabiskan waktu bermain sendiri tanpa ada interaksi langsung dengan teman atau lingkungan sekitar.

Ketika anak-anak bermain air, mereka terlibat dalam kegiatan fisik dan sosial. Mereka harus bergerak, berinteraksi dengan teman-teman, dan menghadapi tantangan dalam aktivitas yang mereka lakukan. Hal ini membantu perkembangan fisik dan sosial anak.

Selain itu, kegiatan yang dilakukan di alam bebas seperti bermain air, dapat membantu anak untuk mengembangkan keterampilan pengamatan dan eksplorasi. Mereka belajar tentang lingkungan sekitar dan bagaimana beradaptasi dalam situasi yang berbeda-beda.

Namun, ketika anak-anak lebih memilih bermain game handphone, mereka tidak mendapatkan manfaat seperti yang didapatkan dari aktivitas fisik dan sosial. Mereka kehilangan kesempatan untuk berinteraksi secara langsung dengan teman-teman dan lingkungan sekitar. Mereka juga kehilangan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan keterampilan pengamatan dan eksplorasi.

Teori pendidikan yang relevan dengan masalah ini adalah teori konstruktivisme, dimana anak-anak aktif mengkonstruksi pengetahuan melalui pengalaman langsung dengan dunia di sekitar mereka.

Bermain di alam adalah cara penting bagi anak-anak untuk belajar dan memahami dunia di sekitar mereka. Namun, dengan meningkatnya penggunaan gadget, anak-anak kehilangan kesempatan untuk mengalami interaksi langsung dengan alam.

Kerugian lain dari kehilangan hubungan anak-anak dengan alam dan aktivitas di luar ruangan adalah hilangnya keterampilan praktis, seperti memancing, berenang, dan naik perahu. Anak-anak yang tidak terbiasa dengan aktivitas di luar ruangan mungkin kehilangan keterampilan dan kepercayaan diri dalam menghadapi lingkungan alam yang berbeda.

Selain itu, hilangnya hubungan anak-anak dengan alam juga dapat memengaruhi keterlibatan mereka dalam masalah lingkungan. Anak-anak yang terbiasa bermain di alam mungkin lebih sadar akan kebutuhan untuk menjaga dan melindungi lingkungan alam. Namun, anak-anak yang terbiasa dengan game di handphone mereka mungkin kurang peduli dengan lingkungan dan masalah lingkungan.
.
Akhirnya, jika anak pulau sudah gagap berenang, memancing, berperahu dan lain sebagainya aktivitas di laut, masih beranikah dia melantangkan suara “aku pelaut ulung, berani menghadang badai dan gelombang samudera.”

Liukang, November 2022




6 Comments

  1. December 13, 2023 at 7:56 pm

    PakDSus

    Reply

    Betapa permainan dalam telepon merenggut ketangkasan fisik anak-anak karena mereka terlena dalam keasyikan tanpa gerak.

  2. September 21, 2023 at 11:28 pm

    N. Mimin Rukmini

    Reply

    Mantap Bun! Paparan luar biasa! Anak pantai, alam, karakter tangguh, dan HP. Terimakasih, sungguh bermanfaat!

  3. September 21, 2023 at 1:28 am

    Pemerhati pesisir

    Reply

    Dunia digital, gamifikasi, bahkan teknologi AI merambah kesemua sisi di permukaan bumi. Teknologi ini tidak hanya milik manusia perkotaan, tapi juga manusia di atas puncak pegunungan, anak² di daerah pesisir. Euforia kemajuan teknologi HP saat ini sedang dalam masa² berbulan madu. HP digunakan utk hiburan, main game, liat tiktok, nonton yutub..paling banter buat konten di Instagram . Didikan filterasi penggunaan HP harus benar² diwujudkan secara mengedukasi kpd generasi kita yg memang sudah ditakdirkan saat sbg generasi pemakai HP belum menjadi sosok pencipta aplikasi di HP atau belumnjd pembuat hp sendiri. Saya yakin ke depan anak pesisir akan menikmati hasil inovasi teknologi digitalnya yg berbasis AI sbg program maps utk menemukan titik area di lautan yg banyak dihuni ikan².. semoga

  4. September 20, 2023 at 11:18 pm

    Astuti

    Reply

    “Hal ini dapat membuat anak-anak pesisir pantai menjadi kurang terlatih dalam membangun hubungan sosial dan kurang dapat membentuk kemampuan sosial yang sehat.” Ini yang menjadi PR kita

  5. September 20, 2023 at 10:00 pm

    Sumintarsih

    Reply

    Endingnya sangat mengena. Sangat bisa dibayangkan……

  6. September 20, 2023 at 9:40 pm

    Kiki

    Reply

    Ternyata dampak perkembangan IT juga sampai ke anak pulau. Harus bijak bertekhnologi, menggunakan medsos kuncinya. Mksh Bu Telly tulisannya keren.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

By browsing this website, you agree to our privacy policy.
I Agree