Jembatan Penyeberangan Merak-Bakauheni
Jembatan Penyeberangan Merak-Bakauheni
Oleh Telly D
Saya mendapat kesempatan ke Bandar Lampung untuk mengunjungi tempat putra saya bekerja sekaligus melakukan lawatan keluarga. Memasuki masa pensiun saya memiliki banyak kesempatan untuk melakukan hal yang dulu tidak ada waktu untuk melakukannya.
Senja di Atas Ferry. Foto: Dokumen Pribadi
Mengunjungi Lampung, bukan hal pertama. Provinsi ini sudah beberapa kali saya kunjungi dalam tugas-tugas kedinasan ketika saya masih aktif bekerja. Namun saya tidak mengunjunginya dengan tujuan berpetualang atau menjelajah. Ini kesempatan yang sangat menarik.
Dari kediaman saya di Makassar untuk ke Lampung, ada 2 jalur, darat atau udara. Jalur udara terbang dengan pesawat dari Makassar ke Jakarta dan seterusnya meneruskan perjalanan menuju ke Lampung. Jalur ini jalur cepat dan sangat praktis.
Jalur darat, jalur lambat, terbang dengan pesawat dari Makassar ke Jakarta dan meneruskan naik mobil menyeberang di jembatan penyeberangan Merak-Bakauheni untuk tiba di Lampung.
Saya memilih jalur yang belum pernah saya lalui, yaitu jalur darat. Saya ingin menikmati perjalanan melalui jembatan penyeberangan Merak-Bakaheuni.
Jalur perjalanan saya dari Makassar terbang ke Jakarta. Jakarta menuju Merak naik mobil membutuhkan waktu sekitar 2-3 jam.
Tiba di Merak menggunakan kapal ferry atau kapal penyeberangan yang tersedia di dermaga Merak untuk menyeberangi Selat Sunda menuju Bakauheni.
Perjalanan dengan kapal ferry membutuhkan waktu sekitar 1-2 jam tergantung pada kondisi cuaca dan lalu lintas di Selat Sunda.
Sampai di Bakauheni, melanjutkan perjalanan dengan menggunakan kendaraan mobil 2 jam untuk sampai ke Bandar Lampung.
Senja di Atas Ferry. Foto: Dokumen Pribadi
Perjalanan saya memang lambat. Namun, daya tarik utamanya ada pada Jembatan penyeberangan Merak-Bakauheni. Jembatan yang terletak di Selat Sunda, Indonesia, yang menghubungkan pulau Jawa dan Sumatera, dibuka sejak tahun 2009.
Jembatan ini memiliki panjang sekitar 1,1 kilometer dan lebar sekitar 33 meter. Konstruksi jembatan ini menggunakan baja dengan tali baja sebagai penghubung utama. Jembatan ini memiliki ketinggian sekitar 70 meter dari permukaan laut sehingga memberikan pemandangan yang indah saat melintas di atas Selat Sunda.
Jembatan ini merupakan bagian dari jalan tol Trans Sumatera dan dirancang untuk mengatasi masalah kemacetan di pelabuhan Bakauheni, yang merupakan pintu gerbang utama antara Pulau Jawa dan Sumatera.
i
Tampak Menara Sigar dari Atas Ferry. Foto: Dokumen Pribadi
Sebagai jembatan utama yang menghubungkan Jawa dengan Sumatera, Jembatan Penyeberangan Merak-Bakauheni selalu ramai dengan lalu lintas kendaraan, sehingga mesti diupayakan perencanaan perjalanan agar perjalanan lancar dan menyenangkan.
Menurut data yang dirilis oleh PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) pada tahun 2020, rata-rata terdapat sekitar 10.000 kendaraan yang melintasi jembatan ini setiap hari. Jumlah kendaraan yang melintasi jembatan ini dapat meningkat pada saat libur panjang atau musim liburan. Dapat dibayangkan panjangnya antrian terjadi dan akan saya alami.
Untuk menghindari kemacetan yang memperlambat perjalanan. Saya memulai dengan mengecek jadwal keberangkatan kapal feri, sehingga dapat memilih jadwal yang sesuai dengan rencana perjalanan. Jadwal keberangkatan kapal feri ada di situs web atau aplikasi dari perusahaan yang mengoperasikan jembatan penyeberangan.
Suasana di Atas Dek Ferry. Foto: Dokumen Pribadi
Melayani penumpang yang melintasi Jembatan Penyeberangan Merak-Bakauheni, PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) menyediakan beberapa kapal feri dengan kapasitas berbeda-beda.
Berdasarkan informasi dari website resmi PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), terdapat beberapa jenis kapal feri yang melayani penumpang dan kendaraan, di antaranya adalah.
KM. Gunung Dempo, kapal feri dengan kapasitas 3.600 penumpang dan 1.160 kendaraan.
KM. Sinabung, kapal feri dengan kapasitas 3.000 penumpang dan 950 kendaraan.
KM. Kelud, kapal feri dengan kapasitas 2.600 penumpang dan 760 kendaraan.
KM. Wilis, kapal feri dengan kapasitas 2.400 penumpang dan 800 kendaraan.
Selain kapal feri di atas, PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) juga menyediakan kapal penumpang cepat atau speedboat yang melayani penumpang tanpa kendaraan. Jumlah kapal feri dan speedboat yang beroperasi dapat berubah sewaktu-waktu tergantung pada kebutuhan dan kondisi lalu lintas di lokasi.
Untuk memulai perjalanan, saya menyiapkan dokumen identitas, tiket pesawat, tiket kapal feri sebelum berangkat. Saya memastikan bahwa membawa dokumen identitas yang sah dan tiket kapal feri yang telah dibeli sebelumnya.
Saya memastikan kendaraan dalam kondisi baik dan sesuai dengan persyaratan perusahaan yang mengoperasikan jembatan penyeberangan. Memeriksa keadaan kendaraan, termasuk ketersediaan bahan bakar dan kelayakan teknis, sehingga dapat melakukan perjalanan dengan aman dan nyaman.
Saya menyiapkan perlengkapan yang sesuai dengan kondisi cuaca di perairan selat Sunda. Kondisi cuaca di selat Sunda dapat berubah-ubah dan terkadang dapat menjadi tidak stabil.
Oleh karena itu membawa perlengkapan yang sesuai dengan kondisi cuaca, seperti pakaian hangat atau payung/jas hujan.
Sehingga perjalanan jembatan penyeberangan Merak-Bakauheni dapat berlangsung dengan aman, nyaman, dan lancer.
Saya juga menyiapkan fisik untuk menempuh perjalanan yang cukup jauh. Memastikan diri dalam kondisi sehat dan fit. Memastikan telah melakukan reservasi kapal feri terlebih dahulu untuk memastikan ketersediaan tempat. Saya tidak lupa menyiapkan protokol kesehatan selama perjalanan, seperti masker dan membawa cairan pencucui tangan.
Terakhir, memastikan membawa kamera atau ponsel, dengan kamera untuk mengabadikan momen indah selama perjalanan.
Ketika saya tiba di jembatan penyeberangan Merak-Bakaheuni saya takjub melihat akktivitas penyeberangan yang ada. Saya tidak membayangkan demikian ramai dan padatnya.
Kendaraan berjumlah ratusan dari semua jenis kendaraan. Kendaraan pribadi sampai angkutan umum. Dari mobil sedan sampai truk tronton beririringan, hiruk pikuk antri dengan tertib sehingga semua berjalan lancar dan sangat efesien.
Jembatan ini terdiri atas empat jalur kendaraan yang dapat menampung hingga 30.000 kendaraan per hari. Selain itu, jembatan ini juga dilengkapi dengan jalan pedestrian yang memungkinkan pejalan kaki untuk menyeberang dengan aman dan nyaman.
Fasilitas yang tersedia di sekitar jembatan penyeberangan Merak Bakauheni cukup lengkap, seperti tempat parkir kendaraan, rest area, toilet, dan warung makan.
Menikmati pemandangan di sekitar jembatan, terdapat beberapa titik parkir di sekitar jembatan yang disediakan. Di sana juga terdapat tempat berjualan oleh-oleh khas daerah sekitar jembatan.
Pihak pengelola jembatan dan pemerintah setempat secara rutin melakukan pengawasan dan pembersihan di sekitar jembatan dan selat.
Di sepanjang jembatan juga terdapat tempat sampah dan fasilitas toilet yang dapat digunakan oleh pengunjung. Namun, pengunjung juga diharapkan untuk menjaga kebersihan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan.
Pelayanan yang ada di kapal ferry yang melayani penyeberangan dari Merak ke Bakauheni cukup memadai. Selain kapal yang beroperasi secara teratur dengan jadwal yang teratur, para penumpang juga dilengkapi dengan fasilitas dasar seperti kursi, toilet, dan tempat penyimpanan barang.
Pihak kapal juga menjaga keamanan dan keselamatan penumpang dengan menyediakan peralatan keselamatan seperti jaket pelampung dan melakukan pengumuman keselamatan sebelum kapal berangkat. Selain itu, para kru kapal juga ramah dan siap membantu jika terdapat kendala selama perjalanan.
Selain sebagai jalan utama untuk transportasi, jembatan ini juga menjadi salah satu objek wisata yang populer bagi para wisatawan. Pemandangan yang terlihat dari jembatan ini sangat indah, terutama saat matahari terbenam atau terbit. Jembatan ini menjadi tempat berfoto yang menarik.
Ada banyak pemandangan yang menarik untuk difoto. Selama dalam perjalanan di jembatan penyeberangan Merak-Bakauheni.
Suasana Cave di Atas Ferry. Foto: Dokumen Pribadi
Beberapa sudut pandang yang menjadi objek foto menarik antara lain.
Pemandangan Selat Sunda yang luas dengan kapal-kapal yang sedang berlayar di tengahnya.
Jembatan penyeberangan Merak-Bakauheni dari berbagai sudut pandang, baik dari atas jembatan maupun dari bawah jembatan.
Pemandangan kota Merak atau Bakauheni dari atas jembatan.
Pemandangan matahari terbit atau terbenam di Selat Sunda.
Aktivitas para nelayan di sekitar pelabuhan.
Selain itu, dapat memperhatikan detail-detail menarik di sekitar jembatan, seperti arsitektur jembatan, lampu penerangan jembatan, atau hiasan-hiasan yang ada di sepanjang jembatan.
Akhirnya saya tiba juga di Bandar Lampung setelah seharian melakukan perjalanan ini. Melelahkan namun kelelahannya terbayar dengan pengalaman yang saya peroleh.
Perjalanan melintasi jembatan penyeberangan Merak-Bakheuni adalah perjalanan yang menarik dan memberi pengalaman yang banyak dan memperkaya kecintaan saya pada tanah air dengan mengenal banyak hal.
Indahnya jembatan penyeberangan Merak-Bakauhi bukan sekedar lalulintas transportasi, namun juga jadi objek wisata dan fotografi yang sangat mempesona. Betapa nikmat dan bersyukurnya menjadi anak negeri pemilik dari semua keindahan itu.
Sai Bumi Rua Jurai, Awal Desember 2022
Leave a Reply