July 28, 2023 in Haji dan Umrah, Uncategorized

Masjid Abu Bakar As-Siddiq: Saksi Bisu Awal Perjuangan Islam

Masjid Abu Bakar As-Siddiq: Saksi Bisu Awal Perjuangan Islam

Oleh Telly D


“Kepemimpinan yang baik adalah keteladanan dalam kebaikan, keadilan, dan pengabdian kepada umat.”


Di Pagi yang sama setelah saya berziarah ke Masjid Ghamama, saya meneruskan perjalanan ke Masjid Abu Bakar yang berada dalam satu area dengan Masjid Ghamama, tepat di bagian samping kanan, agak kebelakang.

Masjid Abu Bakar dibangun pada zaman Khalifah Umar bin Khattab pada tahun 634 Masehi. Awalnya dibangun di atas rumah Abu Bakar As-Siddiq dari bahan sederhana seperti batu dan tanah liat kemudian direnovasi dan diperluas pada masa pemerintahan Khalifah Utsman bin Affan. Seiring dengan berjalannya waktu beberapa kali direnovasi sehingga seperti sekarang ini. Masjid ini memiliki bentuk sederhana dengan atap datar dan dinding yang ditutupi dengan batu hitam.

Masjid Abu Bakar memiliki nilai sejarah yang penting bagi umat Islam, tempat di mana Abu Bakar As-Siddiq memimpin salat sebagai khalifah pertama setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW.

Masjid ini juga menjadi tempat persembunyian Nabi Muhammad SAW dan Abu Bakar As-Siddiq selama hijrah ke Madinah dari Makkah pada tahun 622 Maseh.

Masjid ini menjadi saksi bisu dari sejarah awal perkembangan Islam di Madinah, dan merupakan warisan berharga yang terus dijaga dan dilestarikan oleh umat Islam sebagai bagian dari sejarah dan peradaban.

Masjid Abu Bakar As-Ssidiq. Foto: Dokumen Pribadi


Ziarah ke tempat ini membawa saya kembali ke masa lalu yang penuh perjuangan, keberanian, dan pengorbanan.

Ketika memandang Masjid Abu Bakar As-Siddiq, saya mengagumi arsitekturnya. Arsitektur yang mempesona, menawan dan indah. Saya tak bisa menahan diri untuk tidak terpesona.

Masjid Abu Bakar menampilkan kekokohan dan keelokan dalam setiap detailnya. Menaranya terlihat begitu kuat dan tegap. Kubahnya melengkung dengan elegan memberikan kesan kemuliaan dan keabadian.

Pintu masuk masjid yang tertutup dihiasi dengan ukiran halus memancarkan keanggunan dan mengundang untuk melangkah memasuki ruang suci. Setiap goresan di dindingnya menyampaikan kisah dan makna yang dalam.

Sayang, saya hanya dapat mengagumi dan terpesona dari luar. Pintunya tertutup, sehingga saya tidak dapat masuk untuk beribadah dan berdoa di dalamnya, atau sekedar mengetahui bagaimana arisitektur di dalam masjid.

Sekalipun hanya di luar, suasana suci dan hikmah tetap terasa begitu kuat. Dinding-dindingnya memancarkan kedamaian, sementara penziarah yang berdatangan terus, teratur berjalan mengitari atau duduk mengagumi keindahannya dari luar. Suasana yang menciptakan rasa kebersamaan dan khusyuk dalam nuansa yang sangat religius.

Masjid Abu Bakar bukan hanya sebuah bangunan fisik, tetapi juga simbol keagungan Islam. Tempat ini menyatukan umat Muslim dalam ibadah, mengajak untuk mencari ketenangan jiwa dan mendekatkan diri kepada Allah.

Saya merasakan keheningan dan inspirasi yang memenuhi hati. Keberadaannya mengingatkan saya akan kebesaran Tuhan dan memicu saya melakukan refleksi diri yang mendalam.

Pelataran Masjid Abu Bakar As-Ssidiq. Foto: Dokumen Pribadi


Dengan segala keindahannya dan makna yang terkandung, saya merasa terhormat dan diberkati dapat mengunjungi Masjid Abu Bakar. Tempat ini memberikan manfaat spiritual bagi saya yang tak terhingga dan mengajarkan nilai-nilai agama yang tinggi.

Area sekitar Masjid Abu Bakar dijaga dengan baik, jalan-jalan di sekitar masjid bersih dan tertata dengan baik. Selain itu, fasilitas umum seperti tempat wudu, toilet, dan tempat sampah juga dijaga kebersihannya untuk kenyamanan jamaah.

Lingkungan sekitar masjid dipenuhi dengan suasana religius yang terasa kuat. Para jamaah yang datang untuk beribadah memberikan kesan keheningan dan khusyuk. Orang-orang berjalan dengan santun dan penuh rasa hormat terhadap tempat suci tersebut.

Masjid Abu Bakar, seperti masjid-masjid lainnya di Madinah, menarik jamaah dari berbagai negara dan budaya. Kehadiran pengunjung dari berbagai latar belakang budaya dan etnis menciptakan kekayaan keberagaman yang memperkaya pengalaman ziarah dan memperluas pemahaman kita tentang Islam sebagai agama global.

Di sekitar Masjid Abu Bakar, terdapat juga pedagang dan toko-toko kecil yang menjual berbagai jenis barang kebutuhan dan suvenir agama. Pengunjung dapat menemukan buku-buku, pakaian, perhiasan, atau item lainnya yang berkaitan dengan Islam. Hal ini menambah warna dan kehidupan di sekitar masjid, sambil memberikan kesempatan bagi para pengunjung untuk mendapatkan kenang-kenangan.

Lingkungan sekitar Masjid Abu Bakar menciptakan atmosfer yang mendukung ibadah, refleksi diri, dan kedamaian spiritual. Pengunjung dapat merasakan kedamaian dan ketenangan di tengah keramaian, serta merasakan kekuatan dan kebesaran agama Islam dalam lingkungan yang penuh dengan nilai-nilai keagamaan.

Ziarah ke tempat-tempat bersejarah memiliki tujuan yang lebih dari sekadar perjalanan fisik, yakni menghormati dan merenungkan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Saya dapat mempelajari peran penting yang dimainkan oleh Khalifah Abu Bakar dalam menjaga keutuhan dan kemajuan umat Muslim pada saat-saat kritis setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW.

Salah satu Pintu Masjid Abu Bakar As-Ssidiq. Foto: Dokumen Pribadi


Ziarah ke Masjid Abu Bakar memberikan kesempatan untuk mengambil inspirasi dari kepemimpinan dan karakter beliau. Abu Bakar dikenal sebagai Khalifah yang bijaksana, adil, dan tegas. Kepemimpinannya yang penuh kebijaksanaan dan dedikasi terhadap agama Islam menjadi teladan bagi kita semua.

Ya Allah, Tuhan Yang Maha Pengasih

Engkau Maha Mengetahui betapa agungnya kedudukan Abu Bakar di sisi-Mu, dan betapa hinanya hamba ini.

Hamba memohon kepada-Mu dengan penuh kerendahan hati untuk memberikan hamba kesempatan meraih safaat (syafa’ah) seperti yang telah engkau berikan kepada Abu Bakar As-Siddiq, sahabat terdekat Rasulullah dan Khalifah pertama umat Islam.

Ya Allah, Engkau adalah Pemilik dan Pemberi safaat. Hamba mengakui bahwa hanya dengan rahmat dan kehendak-Mu, hamba dapat menggapainya.
.
Ya Allah, dalam kerendahan hati, hamba berlindung kepada-Mu dan memohon kepada-Mu agar Engkau mempertimbangkan amal perbuatan hamba, dan ampunilah dosa-dosa hamba.

Ya Allah, hamba memohon kepada-Mu, dengan segala kerendahan hati dan ketulusan, agar Engkau menjadikan hamba sebagai orang-orang yang beruntung di akhirat.

Ya Allah, terimalah doa ini dengan rahmat-Mu yang melimpah. Ampunilah dosa-dosa hamba, berikanlah hamba petunjuk dan hidayah-Mu,
Aamiin Ya Rabbal ’alamin.

Madinah. 1 Mei 2023




One Comment

  1. July 30, 2023 at 2:12 am

    Mukminin

    Reply

    Alhamdulillah Luar Biasa. Baroakh

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

By browsing this website, you agree to our privacy policy.
I Agree