January 2, 2023 in Catatan Harian Nadhira, Uncategorized

Pertemuan Nadhira dan Puang Kho

Pertemuan Nadhira dan Puang Kho

Oleh Telly D

Makassar tanggal 27 Desember 2022.

Puang Kho adalah seorang penulis, dosen dari Universitas Negri Surabaya (Unesa). Nama sesungguhnya adalah Much Khoiri.  Lebih jauh lagi dia adalah guru yang membimbing nenek (Puang Ina) menulis.

Puang Ina menyapanya dengan panggilan  ‘Cikgu’  sapaan yang tepat sebagai seorang guru. Much Khoiri menyapa Puang Ina dengan ‘Mbakyu’ sapaan suku Jawa untuk kakak wanita. Usia Puang Ina memang lebih tua dari usia Much Khoiri.

Kemarin, tanggal 25 Desember 2022, dalam acara Mapparola rangkaian perkawinan kedua orang tua Nadhira yang telah tertunda selama 2 tahun, Much Khoiri telah diangkat menjadi saudara Puang Ina secara adat.

Hal ini membuat Puang Ina ingin Nadhira bertemu dan menyapanya seperti tradisi budaya keluarga kita suku Bugis jika keponakan atau cucu menyapa saudara ayah atau ibunya.

Puang Kho bersuku Jawa. Dalam lingkungan budayanya dia biasa disapa dengan Pakde atau Pakle, namun saya tetap  ingin Nadhira menyapanya dengan Puang Kho sebagai identitas cucu yang berasal dari tanah Bugis.

Sapaan sangat penting dilakukan dengan tepat, sebab banyak makna yang terkandung dalam sapaan. Dapat bermakna memperjelas identitas atau jati diri, menghormati atau memuliakan, menunjukkan level yang bersangkutan dalam hubungan atau silsilah kekeluargaan bahkan juga bermakna strata sosial. Sehingga sejatinya menjadi perhatian yang mesti dipahami dan dilatihkan dengan baik oleh Nadhira.

Hari ini pertemuan resmi pertama Nadhira dengan Puang Kho. Sekalipun Puang Kho sebenarnya sudah tahu kelahiran Nadhira dari awal, dan telah mengikuti setiap perkembangan dan prosesi yang telah Nadhira lakukan melalui media Whatshap.

Kemarin secara sepintas Puang Kho telah melihat wajah Nadhira bahkan telah menjawil pipi Nadhira yang bulat, putih dan kemerah-merahan itu dengan mengatakan ‘’Lucunya anak ini.”

Masih pagi sekali Nadhira sudah disiapkan untuk pertemuan ini. Dimandikan supaya wangi, dipakaikan baju yang menarik.  Diselimuti dengan selimut dan dibaringkan di kereta bayi dan didorong masuk ke kamar hotel Puang Kho.

Pada acara Mapparola, kita dan semua undangan termasuk Puang Kho menginap di hotel Imperial Aryaduta, sama dengan tempat dimana kegiatan itu berlangsung.

Puang Kho menginap dikamar 831. Puang Kho sudah siap menanti kehadiran Nadhira. Ketika pintu kamar dibuka Puang Kho berjalan mendekati kereta dorong Nadhira, mencoba membuka komunikasi dengan Nadhira, menatap dan mengajak Nadhira berbicara, menyentuh dan menggenggam tangan Nadhira, mengusap pipi dan kepala Nadhira.

Nadhira bereaksi mengoyang-goyangkan kepala ke kiri dan ke kanan, kesenangan sambil memamerkan senyum terbaik yang tanpa gigi itu.

Karena reaksi yang Nadhira perlihatkan ditambah pesona senyum Nadhira, Puang Kho meminta izin untuk menggendong Nadhira.

“Biasa menggendong bayi?” Puang Ina bertanya untuk memastikan perlu bantuan atau tidak.

‘’Biasa Mbakyu, anak-anak kami saya yang menggendong, memandikan sebelum ibunya sehat untuk melakukannya,’’ ucap Puang Kho memberi keyakinan tidak perlu dibantu.

Dengan kemampuan yang baik, Puang Kho mengangkat Nadhira dari kereta bayi. Mencium sebelum menimang Nadhira dengan penuh kasih sayang.

Nadhira ditimang dan didendangkan shalawat nabi. Nadhira bereaksi senang dan mendengarnya dengan tekun. Sekali-sekali Nadhira menggerakkan tangan meninju-ninju udara dan menggerakkan kaki juga menendang-nendang udara. Nadhira riang mendengar shalawat itu. Tatapan mata Nadhira lekat mengamati Puang Kho yang bershalawat.

اَللّٰهُمَّ صَلِّ صَلَاةً كَامِلَةً وَسَلِّمْ سَلَامًا تَامًّا عَلىٰ سَيِّدِنَا مُحَــمَّدِ  ࣙالَّذِيْ تَنْحَلُّ بِهِ الْعُقَدُ وَتَنْفَرِجُ بِهِ الْكُرَبُ وَتُقْضٰى بِهِ الْحَوَائِجُ وَتُنَالُ بِهِ الرَّغَائِبُ وَحُسْنُ الْخَوَاتِمِ وَيُسْتَسْقَى الْغَمَامُ بِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ وَعَلىٰ اٰلِهِ وِصَحْبِهِ فِيْ كُلِّ لَمْحَةٍ وَ نَفَسٍ بِعَدَدِ كُلِّ مَعْلُوْمٍ لَكَ

Allâhumma shalli shalâtan kâmilatan wa sallim salâman tâmman `alâ sayyidinâ Muḫammadinil-ladzi tanḫallu bihil-`uqadu wa tanfariju bihil-kurabu wa tuqdlâ bihil-ḫawâiju wa tunâlu bihir-raghâ’ibu wa ḫusnul-khawâtimi wa yustasqal-ghamâmu biwajhihil-karîmi wa `alâ âlihi wa shaḫbihi fî kulli lamḫatin wa nafasin bi`adadi kulli ma`lûmilak(a).

Puang Ina juga terdiam, suasana hening, meresapi suara-suara bening Puang Kho yang mengisi udara pagi dengan shalawat Nabi. Suara itu menyusup perlahan-lahan mengisi ruang di dalam hati, membuat kami juga ikut mendesiskan shalat Nar’iyah dan ikut menyelesaikan shalawat itu sampai tuntas.

Kemudian Puang Kho mendoakan Nadhira, doa Nabi Muhammad SAW untuk diberii cahaya.

اللَّهُمَّ اجْعَلْ فِي قَلْبِي نُورًا وَفِي لِسَانِي نُورًا وَاجْعَلْ فِي سَمْعِي نُورًا وَاجْعَلْ فِي بَصَرِي نُورًا وَاجْعَلْ مِنْ خَلْفِي نُورًا وَمِنْ أَمَامِي نُورًا وَاجْعَلْ مِنْ فَوْقِي نُورًا وَمِنْ تَحْتِي نُورًا اللَّهُمَّ أَعْطِنِي نُورًا 

Allahummaj’al fi qalbi nuran wa fi lisani nuran waj’al fi sam’i nuran, waj’al I bashari nuran, waj’al min khalfi nuran, wamin amami nuran, waj’al min fauqi nuran, wa min tahti nuran, allahuumma a’thini nuran.

Ya Allah, jadikanlah di dalam hatiku cahaya dan di dalam lisanku (juga) cahaya. Jadikanlah di dalam pendengaranku cahaya dan di dalam penglihatanku (juga) cahaya. Jadikanlah dari belakangku cahaya dan dari depanku (juga) cahaya. Jadikanlan dari atasku cahaya dan dari bawahku (juga) cahaya. Ya Allah, berilah aku cahaya.”

Dalam doa tersebut jelas sekali disebut adalah hati. Hati yang bercahaya yang letaknya berada di bagian pusat tubuh manusia adalah hati yang bersinar dan memberi efek terang pada seluruh tubuh.

Juga menyebutkan lisan, pendengaran, penglihatan, belakang, depan, atas, dan bawah agar semuanya bercahaya. Intinya, menjadi manusia yang benar-benar bercahaya. Manusia yang hatinya bercahaya akan merasakan luas dan lapang di dalam dadanya (Muhammad SAW).

Tanda-tandanya dapat dilihat pada:  “Al-inabah ila dar al-khulud, wa at-tajafa‘an dar al-ghurur, wa al-isti’dad lil maut qabla nuzulih” (HR At Tirmidzi) yakni, kembali ke negeri keabadian (akhirat), menjauh dari negeri ketertipuan (dunia), dan bersiap-siap menjemput kematian sebelum datang kematian itu.

Menjadi manusia bercahaya memang tidak mudah. Selain harus membersihkan hati dari segala kotorannya, setiap pancaindra juga harus digunakan dengan cara yang baik yaitu, dengan menghiasi tubuh dengan segala bentuk tutur kata dan perilaku yang baik.

Dengan makna lain, jika cahaya identik dengan segala kebaikan, manusia yang bercahaya adalah manusia yang baik lahir dan batinnya. Keduanya memancarkan cahaya kebaikan yang memberikan petunjuk bagi manusia lainnya keluar dari segala kesesatan. Dia bisa menjadi panutan bagi manusia lain yang ingin keluar dari kegelapan dan kesesatan.

Kebalikan dari cahaya adalah gelap atau kegelapan yang identik dengan kejelekan, kejahatan, dan kesesatan. Manusia yang tidak memiliki atau kehilangan cahaya akan hidup dalam kegelapan karena jauh dari kebaikan dan kebenaran. Jauh dari iman, jauh dari sifat dan perilaku yang baik. Ia tidak mampu memberikan petunjuk dan tentu dia tidak dapat dijadikan panutan atau pemimpin.

Pertemuan yang sangat berkesan. Penuh dengan zikir, harapan-harapan dan doa. Banyak hikmah yang dapat dipelajari.

Hubungan guru murid itu sejatinya demikian, dibuhul dengan  ikatan kasih sayang bisa lebih jauh menjadi sahabat sejati atau saudara seperti yang Puang Ina contohkan bersama Puang Kho.

Persahabatan bukan tentang harta dan kekuasaan, persahabatan adalah tentang kebersamaan dan kesetiaan. Persahabatan tidak pernah diajarkan di sekolah, Nadhira dapat memahami arti persahabatan, jika Nadhira belajar memahami arti kehidupan.

Sahabat dapat menjadi saudara kandung yang dilahirkan dari orang tua berbeda. Meskipun tidak ada hubungan darah, namun,  tidak menutup kemungkinan persahabatan bisa lebih kental dibandingkan dengan saudara sedarah yang sebenarnya.

Makassar, 27 Desember 2022


.




One Comment

  1. January 5, 2023 at 1:20 am

    Much Khoiri

    Reply

    Tulisan ini bagus dlm menggambarkannya. Isinya juga bergizi. Mantaps

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

By browsing this website, you agree to our privacy policy.
I Agree