January 2, 2023 in Catatan Harianku, Uncategorized

Jangan Takut Bermimpi

Jangan Takut Bermimpi
Oleh Telly D

‘’Hanya ada satu hal yang membuat mimpi tidak mungkin tercapai, ketakutan akan kegagalan.” (Paulo Coelho)

Apakah anda punya mimpi? Mimpi besar atau mimpi kecil? Tentu punya, rasanya semua orang punya impian yang ingin dicapai. Mimpi yang membuat orang berupaya keras untuk mencapainya bahkan mengorbankan waktu, tenaga, dan harta yang dimiliki demi terwujudnya mimpi itu.

Namun tidak selalu mimpi itu dapat menjadi kenyataan, banyak mimpi yang tercecer, kehilangan energi, menguap atau berbanding terbalik dengan harapan yang ingin diwujudkan. Membuat banyak orang takut bermimpi karena tidak ingin keinginan sebatas mimpi saja.

Sebaliknya orang yang punya kadar optimis tinggi, petarung sejati suka mengatakan bermimpilah terus, karena mimpi punya kekuatan yang menggerakkan.

Berpindahlah dari satu mimpi ke mimpi yang lain, tidak peduli mimpi besar atau mimpi kecil. Tidak ada yang menghalangi untuk memiliki mimpi. Mimpi gratis tidak dibayar bahkan bebas pajak.

Banyak cara untuk mewujudkan mimpi, yang perlu dilakukan bermimpi dengan cara tepat sehingga cepat atau lambat dapat terwujud dengan kerja keras, melangkah terus tahap demi tahap.

Dulu saya punya mimpi kecil, mimpi sederhana hanya ingin menikah dengan menggunakan baju adat Buton. Saya sangat terpesona dengan hiasan kepala dan baju pengantin Buton. Saya membayangkan betapa eloknya jika saya dapat menggunakannya.

Sesungguhnya bukan hanya itu alasannya. Saya ingin mempertegas bahwa saya ibu yang melahirkan keturunan yang mewariskan darah Buton. Baju pengantin Buton sangat mempertegas strata sosial dari orang yang menggunakannya. Menurut saya itulah kehormatan yang akan saya dedikasihkan sebagai isteri.

Mimpi itu mendapat tantangan. Sekalipun pasangan hidup saya orang Buton, namun keluarga saya orang Bugis, ibu saya sangat Bugisnis. Akan sulit mendapat restu jika satu paket dengan berpakaian Buton.

Saya mengalah tidak menggunakan baju pengantin Buton demi menyelamatkan mimpi saya yang jauh besar dan lebih perioritas, yaitu mendapat restu menikah. Saya menikah dengan berpakaian kebesaran orang Bugis mengikuti strata keluarga besar saya.

Namun mimpi kecil itu saya tulis dan catat dalam buku harian, saya ukir di dalam kepala saya sebagai pengingat yang menyemangati saya terus untuk mewujudkan.

Mengapa saya mencatatnya? Saya pernah membaca hasil penelitian yang mengatakan, 75 dari 100 orang yang menuliskan mimpinya di atas kertas berhasil meraih apa yang dia inginkan.

Saya melakukan evaluasi diri, menganalisis kemampuan dan kelemahan yang saya miliki, saya tiba pada hasil yang rasional bahwa mimpi itu dapat saya wujudkan jika saya terus fokus mencapai apa yang saya inginkan.

Fokus adalah kemampuan untuk memusatkan semua energi yang dimiliki kepada satu sasaran tertentu dan mempertahankan hingga akhirnya sasaran tersbut tercapai.

Kunci keberhasilan dari pada sebuah fokus bukan terletak pada kekuatan yang dimiliki tetapi seberapa terpusat dan konsisten kekuatan tersebut. Fokus membuat saya tidak berhenti bermimpi.

Saya terus berusaha membuka peluang untuk mewujudkan. Awalnya saya hanya berusaha memakainya dalam acara foto keluarga, namun gagal. Keluarga kami berdiam antar negara, antar provinsi susah mengumpulkan jika hanya untuk foto keluarga. Hal itu cuma dipandang sebagai hal yang remeh temeh, mesti ada alasan besar. Peluangnya hanya ada jika ada hajatan perkawinan dimana kami kumpul bersama.

Saya membuka peluang ketika anak wanita saya menikah, namun juga tidak terwujud. Anak wanita saya menikah di istana Tamalate yang berada satu lingkungan dengan istana raja Gowa Balla Lompoa. Istana ini memegang teguh adat Bugis Makassar. Semua seremonial harus dengan tata cara adat bugis Makassar termasuk kostum yang dikenakan pengantin.

Saya tidak menyerah, saya langitkan mimpi saya. Saya terus berdoa. Tidak ada kekuatan bumi yang mampu menghalangi jika ada kehendak dari sang Maha Kuasa. Siapa sangka saya tertolong dengan perayaan tujuh belas Agutus di Istana Negara dimana presiden Jokowi dan Ibu negara menggunakan kostum suku Buton.

Semangat saya terbakar untuk mewujudkannya. Keindahan hiasan kepala wanitanya semakin menyalakan mimpi saya.

Ketika hal ini saya bicarakan dalam keluarga saya mendapat reaksi negatif ’’itu cuma cocok untuk pengantin bukan ibu pengantin,” mimpi saya dibiarkan tergeletak dianggap keinginan yang mengada-ada.

Saya mengabaikan pikiran negatif itu dan saya meminta putra saya untuk mengadakan kostum pakaian adat Buton dengan kemampuan yang dia miliki.

Barang itu tiba tepat hanya beberapa jam sebelum saya menggunakannya. Saya menggunakan dengan sangat terburu-buru. Tak terasa 35 tahun perjalanannya baru mimpi sederhana itu bisa terwujud.

Ketika saya melangkah dalam iring-iringan pengantin dimana putra saya menggunakan pakaian pengantin adat Buton, dan saya berjalan mendampinginya juga dengan hiasan kepala yang saya impikan bertahun-tahun, bisa dibayangkan betapa bahagianya. Orang-orang mengagumi keindahannya sekalipun tentu ada saja orang yang mengatakan terlalu berlebihan.

Saya bahagia bukan hanya karena telah mewujudkan mimpi itu jadi nyata namun lebih dari itu saya bangga menemukan diri saya tangguh dalam memperjuangkan keinginan.

Jangan pernah takut bermimpi, banyak cara untuk membuatnya terwujud jadi nyata. Cara saya mewujudkan mimpi kecil termasuk mimpi besar yaitu menulis atau mencatat semua mimpi saya, tidak berhenti bermimpi, melakukan evaluasi diri, abaikan pikiran negatif, fokus capai apa yang diinginkan dan jangan lupa berdoa.

Akhirnya saya mesti mengakui bahwa saya seorang pemimpi yang berpindah dari satu mimpi ke mimpi yang lain. Sekarang saya berupaya mewujudkan mimpi besar saya jadi penulis sehingga saya punya legasi jika kelak meninggal.

Jangan takut bermimpi jika diupayakan terus selalu ada jalan untuk mewujudkan jadi nyata.

Makassar, 1 Januari 2023




6 Comments

  1. January 14, 2024 at 9:59 am

    Sumintarsih

    Reply

    Benar sekali, Bunda sebagai pejuang mimpi. Sangat menginspirasi.

  2. January 3, 2023 at 6:19 am

    Miradiyah

    Reply

    Ikut berbangga sebagai orang Buton. Alhamdulillah, dapat pelajaran berharga dari tulisan ini. Terimakasih tuangan inspirasinya Bu

  3. January 2, 2023 at 10:32 pm

    Hariyanto

    Reply

    Terimakasih Bu Telly sudah memberi contoh dan peta cara meraih mimpi……konsistensi dan kesabaran tergambar jelas untuk.mewujudkan mimpi memakai gaun adat Buton saja perlu waktu 35 tahun…..tulisan yang sangat menggugah …salam literasi Bunda Telly

  4. January 2, 2023 at 10:11 pm

    Kiki S.Rejeki

    Reply

    Masya Allah bu Telly. Begitu menginspirasi. Jadi penyemangat saya.. makasih bu Telly.

  5. January 2, 2023 at 10:08 pm

    Sri Rejeki

    Reply

    Masya Allah bu Telly. Begitu menginspirasi. Jadi penyemangat saya.. makasih bu Telly.

  6. January 2, 2023 at 9:47 pm

    Much Khoiri

    Reply

    Tulisan catatan harian yang sangat bagus, tentang pentingnya membangun dan mewujudkan mimpi (dreams).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

By browsing this website, you agree to our privacy policy.
I Agree