December 31, 2022 in Jelajah Nusantara, Uncategorized

Menara Siger (mahkota) Lampung

Menara Siger (mahkota) Lampung
Oleh Telly D

Pernahkah Anda melewati jalur penyeberangan Merak-Bakauheni? Jika pernah, maka Anda tahu di mana letak menara Siger yang menjadi titik Nol Sumatra. Menara ini berada di Jalan Lintas Sumatra, Bakauheni, Kecamatan Bakauheni, Kabupaten Lampung Selatan.

Ketinggian menara mencapai 32 meter, berlantai enam, tampak dari kejauhan. Jika menara Siger sudah terlihat itu isyarat bahwa sebentar lagi ferry penyeberangan akan merapat di Bakauheni.

Menara Siger tegak berdiri bak melambai mengucapkan selamat datang pada setiap orang yang menginjakkan kaki di negeri Sai Bumi Ruwa Jurai atau little Indonesia, negeri yang dihuni oleh berbagai suku dari Indonesia.

Di ujung puncak menara itu ada benda tunggal berwujud sebuah mahkota (siger) logam berwarna keemasan yang memiliki detail bentuk yang sangat khas. Berkilau kekuningan terlihat dari jauh diterpa sinar matahari.

Siger yang bercokol di puncak menara itu membuat menara terkenal dengan nama ‘’Menara Siger’’ menara mahkota maksudnya.

Sekalipun menara Siger baru di resmikan penggunaannya 30 April 2008, namun telah dibangun sejak tahun 2005 dengan biaya 15 Milyar rupiah, mempercayakan Anshori Djausal sebagai arsitekturnya.

Tanggal 8 Desember 2022, dalam perjalanan melintasi penyeberangan Merak-Bakauheni, saya memerlukan waktu mendongakkan kepala untuk mengagumi Menara Siger dari atas geladak Ferry penyeberangan. Menara yang kokoh, tegak berdiri di atas perbukitan seolah menjadi ’Mercu Suar’ menuntun arah memasuki dermaga. Saya berupaya mengambil gambar dari sudut yang tepat.

Awalnya saya terkesan bahwa ini hanya benda atau perangkat adat dalam ritual tradisional masyarakat Lampung. Namun setelah melihat bahwa logo Siger itu dipasang dimana-mana di Propinsi Lampung, menyadarkan saya bahwa siger menjadi simbol kehormatan dan status sosial seseorang dalam masyarakat Lampung. Karena kekhasan bentuknya, Siger menjadi simbol kedaerahan yang melekat pada Provinsi Lampung.

Saya jadi ingat simbol mahkota ratu Inggris yang dipasang di mana-mana dalam wilayah kekuasaan monarki tertua Britania Raya. Sama seperti Siger di Lampung bahkan lebih arogan.

Saya menemukan simbol Mahkota ratu Inggris ada dalam uang, tugu, menara, gapura, kantor-kantor pemerintah, ornamen katedral, ornamen rumah, ruko, pagar rumah, sampai dalam bentuk aksesoris seperti gantungan kunci untuk souvenir pernikahan, lukisan, patung, boneka, dan masih banyak lainnya.

Mahkota memang hanya hiasan kepala, namun karena yang mengenakannya raja, ratu, atau dewa, maka mahkota jadi barang yang berharga, bernilai tinggi dan memiliki sejarah panjang juga bermakna dalam dan beragam.

Mahkota menjadi simbol kemasyhuran penguasa, kekuasaan, legitimasi, keabadian, kemakmuran, serta kehidupan sebelum meninggal. Mahkota ratu Inggris terkenal kemahalannya dan hanya digunakan pada waktu tertentu dalam jamuan makan kenegaraan, resepsi diplomatik, dan seremonial kenegaraan.

Misalnya, Mahkota St. Edward yang disimpan di Tower of London, hanya digunakan untuk upacara penobatan. Mahkota tersebut terbuat dari hampir 5 pon emas padat dengan lebih dari 444 batu mulia. Nilainya sendiri diperkirakan mencapai 57 juta dolar.

Atau Imperial State Crown dengan nilai yang fantastik terbuat dari emas dan dihiasi dengan 2.868 berlian, 17 safir, 11 zamrud, 269 mutiara, dan 4 rubi. Serta berisi beberapa permata paling terkenal di dunia, termasuk Black Prince’s Ruby, Stuart Sapphire 104 karat, dan berlian Cullinan II 105,6 karat. Para ahli memperkirakan mahkota itu bernilai 3,4 sampai 5,7 miliar dolar AS atau mencapai Rp 85 triliun.

Hal yang sama juga berlaku untuk Siger Lampung. Pada zaman dahulu Siger juga terbuat dari emas murni bernilai mahal dan hanya boleh digunakan oleh keturunan Saibatin (bangsawan) sama dengan mahkota para raja-raja.

Namun, seiring dengan perkembangan zaman dan adanya pemekaran wilayah, Siger mengalami perubahan dan pembaruan dalam bentuk dan penggunaannya.

Tidak lagi hanya sang ratu atau keturunan kerajaan saja yang bisa memakai mahkota indah ini, hampir semua orang sudah bisa memakainya sesuai kebutuhan dan kemampuan masing-masing.

Secara umum, variasi bentuk Siger berkembang seiring perkembangan tradisi di dalam masyarakat adat di Lampung. Hal ini terlihat dari perbedaan bentuk Siger dalam masyarakat adat Saibatin dan Pepadun.

Menara Siger. Sumber : link

Siger berfungsi sebagai pengenal atau identitas diri dari masyarakat Lampung. Gambar Firaun juga selalu menunjukkan dirinya penguasa Mesir dengan mengenakan mahkota atau hiasan kepala dengan uraeus (kobra) di dahi (Ancient Egypt Online).

Demikian pula melalui buku, penulis memperkenalkan dirinya untuk dihargai dan di hormati. Buku adalah identitas dan mahkota seorang penulis. Lain halnya dengan wanita muslim memakai mahkota ‘rasa malu.’ Rasa malu yang ada pada dirinya yang membuat dirinya terhormat dan dimuliakan.

Lebih jauh warna mahkota pun memiliki lambang dan makna tertentu. Mahkota Firaun yang berwarna putih melambangkan kendali atas wilayah Mesir Hulu. Mahkota Merah melambangkan kendali atas wilayah Mesir Hilir, Makkota Biru (blue Crown) melambangkan Mesir sementara melakukan pertempuran atau upacara. Atef Blue yang dihiasi bulu burung unta yang dilingkari dengan atap matahari kecil.
Mesir melakukan ritual keagamaan, dan yang langka digunakan dan terkesan horror adalah hiasan Kepala Nemes, topeng yang bermakna kematian dan sarkofagus (peti mati), sama dengan Siger.

Siger dalam adat Saibatin yang mendiami daerah pesisir memiliki tujuh lekukan yang bermakna tujuh adoq (gelar adat dalam masyarakat Saibatin) yaitu suttan/dalom/pangeran (kepaksian/marga), raja jukuan/depati, batin, radin, minak, kimas, dan mas/itton.

Adapun Siger dalam adat Pepadun memiliki sembilan lekukan yang melambangkan adanya sembilan marga (abung siwo megou).

Selain perbedaan dari kedua masyarakat adat tersebut, masuknya kebudayaan Hindu-Buddha dan Islam juga ikut memperkaya variasi bentuk Siger yang ada di wilayah tertentu.

Menurut riwayat sejarah, bentuk Siger yang pertama kali berkembang dalam budaya Lampung adalah sigokh tuha, yang memiliki lima lekukan.

Sudah ada sejak masa kerajaan Hindu-Budha, yaitu Kerajaan Sekala Brak. Kena pengaruh Islam yang diduga berasal dari Kesultanan Banten dan Cirebon terlihat dalam bentuk Siger yang berkembang dalam adat Melinting yang mirip dengan Siger Saibatin tetapi memiliki aksen berupa rumbai-rumbai yang menyerupai cadar.

Siger Lampung memiliki makna, bentuk, warna, dan berbagai hiasan aksesorisnya juga menyiratkan makna tertentu, yaitu persatuan dan kesatuan suku, sub suku, dan keturunan masyarakat Lampung Pepadun dan Saibatin. Siger adalah simbol pemersatu masyarakat Lampung.

Ini berarti mahkota sekaligus perlambang perlindungan yang diberikan. Jika mahkota bunga berfungsi melindungi alat kelamin bunga (benangsari dan kepala putik sebelum terjadi penyerbukan). Mahkota bunga berfungsi menjaga generasi berikut.

Mahkota buku, melindungi generasi dengan membangun kebiasaan membaca, kebiasaan yang dapat membentuk generasi yang cerdas, kreatif, inspiratif, dan inovatif. Bahkan dapat memberi kemampuan pada SDM untuk dapat membangun prestasi bangsa, membangun kehidupan bangsa serta negara lebih maju.

Siger atau mahkota Lampung, simbol melindungi masyarakat Lampung dari perpecahan antara suku, masyarakat adat Saibatin dan Pepadun.

Akhirnya dapat dikatakan bahwa mahkota memiliki dua mata koin sebagai simbol kemasyhuran penguasa, kekuasaan, legitimasi, keabadian, kemakmuran, namun juga berfungsi sebagai perlindungan generasi yang akan datang.

Bagaimana dengan anda. Apa yang telah anda lakukan untuk melindungi bangsa ini?

Lampung, 8 Desember 2022




2 Comments

  1. December 31, 2022 at 6:58 am

    Daeng ardi

    Reply

    Terkesima saya membacanya.. susunan kata demi kata Begitu sempurna, saling terkait dan penuh dengan informasi.. makasih Bu Telly.. Baru saya tau begitu besar arti dan makna sebuah menara dan mahkota..

  2. December 31, 2022 at 6:39 am

    Abdisita

    Reply

    Terima kasih sharing nya. Pada dasarnya kita sesama muslim adalah bersaudara selama kita bersyahadat. Dan sesama bangsa Indonesia selama mengakui Pancasila sebagai ideologi bangsa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

By browsing this website, you agree to our privacy policy.
I Agree