November 9, 2022 in Catatan Harian Nadhira, Uncategorized

Kabar Kehadiranmu

Kabar Kehadiranmu
Oleh Telly D

Tanggal 15 Maret 2022, Makassar, Indonesia.

Pagi yang cerah, hujan yang mengguyur sepanjang malam membersihkan berbagai jenis polutan dalam udara, membuat udara pagi yang dihirup demikian segar. Masih tersisa ranting pohon yang patah dan daun yang berserakan di jalanan yang basah akibat hujan bercampur angin kencang semalaman.

Matahari mulai bersinar, pancaran sinarnya menyebar di penjuru langit. Cahayanya yang kemerahan membias di sela-sela daun pohon Matoa depan rumah induk kita di jalan Monumen Emmy Saelam III/27 Makassar.

Kehidupan mulai terjaga, sinar matahari pagi menyebar kehangatan mengusir udara dingin. Saya baru saja membuka pintu dan menikmati udara pagi. Menikmati burung-burung kecil yang meloncat dan bercicit meluruskan kakinya yang semalam terlipat dalam sarang yang kecil dan dingin.

Di waktu yang bersamaan di Medinah, dari Hotel Frontel Al-Harithia, putra bungsu saya Ichsan Ma’rifat dan isterinya Zieha (ayah dan ibumu) mengirim kabar ke Indonesia menggunakan komunikasi video call dalam Hand Phone.

Kedua orang tuamu sangat gembira, dari Al Madinah Al Munawarrah berusaha mengabarkan bahwa mereka dalam kondisi sehat-sehat saja. Mereka sementara melaksanakan ibadah Umrah selama 12 hari melalui Zuma Travel & services PTE LTD Singapore.

Kabar kesehatan adalah kabar yang selalu menjadi kabar utama dua tahun terakhir ini ini. Pandemi Covid-19 yang melanda dunia membuat perjalanan umrah Ayah dan Ibu di bawah bayang-bayang kecemasan.

Pandemi Covid-19, membuat dunia mengenal “Lock Down” tidak dibenarkan ada kunjungan antar Negara. Ayah dan Ibumu memutuskan menikah dalam kondisi Pandemi Covid-19 itu.

Sepanjang Lock Down mereka tersekap di Singapore. Kami hidup terpisah selama itu. Ayah dan ibumu berdiam di Singapore, dan saya beserta keluarga besar kita tetap di Indonesia.

Aktivitas ibadah Umrah termasuk aktivitas yang ditutup selama pandemi, ditakutkan ikut meningkatkan penyebaran Virus Corona yang mematikan. Umrah yang sementara diikuti ayah dan ibumu adalah umrah pertama setelah ditutup 2 tahun. Prosedur untuk melakukannya pun juga sangat ketat termasuk mesti telah melakukan vaksin Covid plus booster.

Virus Covid-19 sangat mematikan, korban jiwa yang berjatuhan tidak sedikit bahkan statistiknya memperlihatkan jumlah korban kematiannya jauh lebih fantastik dibandingkan dengan jumlah korban Perang Dunia II yang sangat mengerikan itu.

Jika kamu dewasa kelak, kamu bisa membaca jejak digital betapa mencekamnya kondisi ketika pandemi Covid-19 ketika itu dengan berbagai variannya yang melanda dunia.

Kemudian ayahmu memberi kabar kedua, kabar yang tidak kalah membahagiakan. Rasa bahagianya dipercaya oleh Allah SWT menjadi orang tua. Cinta ayah dan dan ibumu membuahkan hasil, test pack mememberi keyakinan bahwa ibumu sementara hamil, ada embrio yang memulai kehidupan menjadi janin di rahimnya.

Ada kamu yang mulai bertumbuh dirahimnya. Usiamu ketika itu sudah ditaksir 8 minggu, atau 2 bulan lebih. Sehingga pada saat itu juga kelahiranmu di dunia dengan kemajuan ilmu pengetahuan sudah bisa diramal yaitu di bulan Oktober 2022.

Allhamdulillah alladzi bi ni’matihi tatimmus shalihat (segala puji bagi Allah yang dengan kenikmatan-Nya menjadi sempurna semua amal shalih).

Kehadiranmu membawa era baru bagi keluarga besar kita. Dua tahun keluarga kita dirundung duka yang mendalam. Kematian saudara ayahmu atau tantemu Wa Ode Adityarini Aqidah Absahi Djadir Daeng Malebbi (Maret tahun 2020) akibat kecelakaan mobil yang menggenaskan di Boston, Amerika Serikat ditambah dengan pandemi yang berkepanjangan (2020-2022) membuat keluarga besar kita hidup dalam tekanan rasa pilu dan duka yang mendalam.

Kehadiranmu adalah kabar gembira pertama dalam keluarga, betapa memhagiakannya. Kehadiranmu memberi alasan kuat untuk saya sebagai nenekmu berjuang hidup lebih optimis, karena ada kamu yang membawa harapan baru.

Ketika mendengar berita itu, saya hanya mampu berbisik syukur. Saya kembali masuk ke kamar dan merebahkan diri di tempat tidur, meresapi getaran bahagia yang mengalir hangat, tidak ada kata yang dapat mewakili rasa bahagia saya selain tetesan air mata.

Saya menangis haru dan bahagia berpelukan dengan kakekmu menyambut kabar kehadiranmu di pagi hari yang cerah itu. Ketika itu saya hanya berdua dengan kakekmu mendiami rumah induk kita di Indonesia.

Sebenarnya kehadiranmu sangat beresiko, usiamu baru berada di trisemester pertama, di bawah 14 minggu termasuk kondisi yang tidak disarankan untuk ibu hamil naik pesawat apalagi melaksanakan umrah yang menggunakan banyak kekuatan fisik.

Banyak keajaiban yang terjadi. Ibumu dalam pemeriksaan kesehatan jamaah umroh di Singapore tidak terdeteksi sementara hamil. Demikian juga vaksin yang diberikan punya resiko mengugurkan janin yang masih usia dini. Tampaknya keajaiban memayungi langkah hidupmu.

Ayah bundamu ketika melaksanakan ibadah umroh. Sumber : Dokumen pribadi

Kamu memutar balikkan kecemasan kami. Justru kehadiranmu memberi energi baru kepada ibu, menyemangatinya untuk kuat melaksanakan ibadah umrah sekalipun ada janin dalam rahimnya bertumbuh.

Kamu janin yang bertumbuh dengan baik, tidak membuat masalah. Duabelas hari kamu bertumbuh selama ibadah umrah itu di Medinah dan di Mekah dengan tenang-tenang saja, sehingga ibumu tetap dapat melaksanakan ibadah umrahnya dengan khusuk tanpa gangguan. Dari awal kamu hadir tidak membuat kesulitan.

Cucuku, (saya mulai menggunakan kata ini) kamu sangat beruntung, memulai berkembang hidup di tanah Medinah, Tanah Haram. tanah yang penuh berkah dan syafaat. Allah memberi kemuliaan dan berbagai keutamaan, kepada siapa saja yang mengunjungi dan hidup di atas bumi tanah haram itu.

Ini awal yang baik. Kabar gembiramu datang dari kota ini. Kota tujuan hijrah Rasulullah. Dalam hidup ini, dalam waktu-waktu tertentu orang-orang muslim yang beriman melakukan hijrah dari hal yang buruk menjadi semakin baik, hijrah kecil maupun hijrah besar, hijrah fisik maupun hijrah bathin menuju ke kemuliaan yang abadi.

Umrah, salah satu jihad wanita muslim. Kamu bertumbuh di rahim wanita yang sementara berjihad, bayangkan zikir dan lafal doa, mengalir terus menyertai dan mengisi denyut jantung dan nadi kehidupanmu.

Kamu telah mengikuti ritual ibadah umrah sejak janin, ritual merendahkan diri dan memuji kebesaran maha pencipta. Ritual kesetiaan hamba kepada penciptanya. Ritual pengakuan sebagai pengikut Muhammad.

Saat ini yang dapat saya lakukan hanya mendoakan dirimu dan diri ibumu sehingga selalu dalam kondisi sehat. Sebagian besar proses pertumbuhanmu sangat bergantung pada kondisi internal ibumu (baik kondisi fisik, maupun kondisi psikisnya).

Kamu tentu memulai beradaptasi menjadi satu kesatuan dengan ibumu. Semua kebutuhan ibumu dan dirimu, dicukupi melalui proses fisiologis yang sama. Apa pun yang diperoleh ibumu mengalir pula ke dalam jasad dirimu sebagai janinnya.

Bukan hanya proses-proses kehidupan yang positif saja, akan tetapi juga menyangkut segi-segi negatif. Kesejahteraan ibumu, baik secara jasmani maupun rohani, akan melimpahkan kesejahteraan dan mengalir pada dirimu. Demikian kuatnya ikatan ibu dan anaknya.

Saya tenang sekalipun berdiam di negara yang terpisah, karena mengetahui bahwa kedua orang tuamu memiliki kesadaran penuh akan amanah yang dititipkan Allah SWT padanya sehingga saya percaya mereka mampu memelihara amanah itu dengan baik. Tentu dia memulai memilih yang terbaik bagi janin yang ada di rahimnya.

Tidak ada yang dapat saya janjikan menyambut kehadiranmu selain berdoa untuk keselamatanmu bersama kedua orang tuamu. Kabar kehadiranmu membuat saya merasa istimewa dalam kasih sayang, kegembiraan, kehangatan, kepedulian, dan cinta.

Makassar, 15 Maret 2022




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

By browsing this website, you agree to our privacy policy.
I Agree