Taman Nasional Komodo – Pulau Padar, mendaki ratusan anak tangga demi pemandangan indah di puncak
Taman Nasional Komodo (2)
Pulau Padar, mendaki ratusan anak tangga demi pemandangan indah di puncak
Oleh Telly D
Pulau Padar (Padar Island) adalah pulau ketiga terbesar di TN Komodo. Letaknya di antara Pulau Komodo dan Pulau Rinca, letak yang strategis menjadi tempat wisata utama.
Pulau ini lebih dekat ke Pulau Rinca daripada ke Pulau Komodo, hanya dipisahkan oleh Selat Lintah. Sekali pun demikian, Pulau Padar tidak dihuni oleh orang atau komodo.
Pulau Padar memiliki daya tarik lain selain satwa Komodo. Pesona pemandangan alam yang luar biasa, punya 4 teluk yang dapat dinikmati dari ketinggian puncak gunung. Untuk menikmati keindahannya harus mau melewati jalur trekking dengan anak tangga yang lebih 300 buah.
Selain itu Pulau Padar juga memiliki padang savana yang luas, banyak satwa liar yang hidup di dalamnya. Pantainya indah untuk berenang dan berperahu. Tempat yang sangat baik untuk menyelam (scuba diving) dan snorkeling.
Pulau Padar masuk dalam Situs Warisan Dunia UNESCO, berada dalam wilayah Taman Nasional Komodo, bersama dengan Pulau Komodo, Pulau Rinca, dan Gili Motang.
Topografi Pulau Padar terjal dengan gunung-gunung vulkanik dalam laut yang curam dan bukit-bukit yang berhadapan dengan teluk laut yang dalam.
Padar memiliki iklim kering dengan semak-semak dan pepohonan padang rumput yang menutupi pulau, menciptakan kondisi bukit savana yang indah.
Ketika kapal layar Saya merapat di Pulau Padar, Saya bisa memulai petualangan. Tidak ada pilihan lain selain melakukan trekking kurang lebih 45 menit bahkan lebih untuk bisa tiba di puncaknya.
Waktu yang tepat mendaki adalah pagi sekali atau sore sekali untuk mendapatkan momen matahari terbit (sun rise) atau mata hari terbenan (sun set).
Jika mendaki di siang hari, gambar yang diambil memang pencahayaan bagus namun udara panas akan memanggang tubuh selama dalam perjalanan panjang itu. Jalur trakking, jalur yang terbuka kena mata hari langsung.
Medan yang dilalui lumayan susah dan sempit, tidak bisa berjalan bersisian. Jika ceroboh, akan terpeleset dan jatuh ke laut.
Diperlukan stamina atau kekuatan fisik yang sehat untuk melewati seluruh jalur trekking disamping mempersiapkan mental dengan sebaik-baiknya.
Saya menggunakan sepatu trekking yang nyaman, menggunakan topi dan kacamata hitam, mengoleskan badan dengan tabir surya supaya tidak lecet legam terbakar matahari bahkan Saya harus membawa persediaan air sendiri supaya tidak dehidrasi setelah pendakian.
Ketika tiba di puncak maka semua kelelehan Saya terbayar lunas dengan pemandangan alam yang indah. Empat danau bersisian dibatasi dengan dinding tebing yang tinggi dan bukit-bukit yang berlekuk-lekuk dengan air danau berkilau bak mutiara.
Bentangan bukit nan luas dan pemandangan hijau nan sejuk membuat semakin betah. Laut yang biru menghampar di bawah dengan perahu dan kapal-kapal yang berlayar di atasnya. Memerlukan waktu yang banyak untuk meresapi kenikmatannya.
Bisa mengambil gambar dari puncak Padar, adalah salah satu hal yang paling mengagumkan. Ini akan menjadi momen yang tidak pernah terlupakan. Kilauan siluet matahari terbenam atau terbit pun semakin membuat keindahan pulau Padar menjadi lebih berarti.
Di sekitar pulau ini terdapat juga pula-pulau kecil yang memiliki keunikan panorama masing-masing. Di pulau Padar juga terdapat hamparan pink beach yang dapat digunakan untuk sekedar berenang, bermain air, atau pun ber-snorkeling ria.
Menuruni bukit itu memang tidak sesulit ketika mendaki, namun harus tetap hati-hati agar tidak tergelincir dan jatuh. Setelah puas menikmati keindahan pulau Padar, Saya kembali ke kapal layar dan melanjutkan petualangan ke pulau berikutnya di kawasan Taman Nasional Komodo.
Makassar, Maret 2022
Leave a Reply