Pentigraf 2 – Mangut Lele
Pentigraf 2
Mangut lele
Oleh Telly D
Sejak Pandemi Covid-19, nyaris 2 tahun keluarga Pak Shaleh yang berdiam di Jakarta tidak pernah pulang ke Yogyakarta untuk bersilaturahim. Keluarga ini sangat taat dengan aturan pemerintah yang menganjurkan untuk mengurangi aktivitas di luar rumah. Namun ketika aturan bepergian telah dilonggarkan maka keluarga Pak Shaleh tidak mampu menahan diri untuk bersegera menengok keluarga.
Alasan menghemat biaya Pak Shaleh dan keluarga (isteri dengan 3 orang anak) ke Yogya dengan mengendarai mobil yang dikemudikan sendiri. Silaturahim berjalan lancer, mereka sangat bahagia dapat bertukar kabar dengan keluarga. Dalam perjalanan pulang isteri Pak Shaleh ingin bernostalgia dengan menikmati kuliner Mangut Lele, sekali pun ketiga anaknya tidak setuju. Warung Mangut Lele yang disasar warung yang sangat melegenda dan terkenal kelezatan lelenya. Warung di atas kolam ikan lele. Mangut lele yang dihidangkan betul-betul lezat, ikan lele yang besar dan segar dimasak dengan bumbu dan cara masak yang tepat. Lidah mereka berdecap-decap menikmatinya. Keringat mereka berleleran memberi isyarat nikmatnya Mangut Lele itu berpadu dengan nasi yang mengepul, puas sekali.
Setelah selesai makan mereka berjalan ke parkiran mobil sambil masih terus membicarakan kenikmatan Mangut Lele yang baru saja mereka rasakan. Di parkiran, mobil mereka terhalang dengan slang besar yang melintang menuju kolam ikan. Mata mereka serentak menelusuri asal slang besar itu. Slang itu berasal dari mobil tangki yang di parkir. Mata mereka terbelalak, serentak tenggorokan mereka tersedak, mereka saling memandang tanpa suara ketika selesai membaca tulisan yang ada di tangki mobil itu ‘’Mobil Tinja.’’
Makassar, Maret 2022
Leave a Reply