March 4, 2022 in Jelajah Nusantara, Uncategorized

Lembah Harau, Grand Canyon atau Lembah Yosemite ?

Lembah Harau
Grand Canyon atau Lembah Yosemite?
Oleh Telly D

‘’Bila kamu belum pernah terdampar dalam lembah yang indah, kamu belum pernah tahu semegah apa bumi yang kamu pijak.’’ Ungkapan yang sangat arogan berpihak pada keindahan lembah.

Saya memiliki rasa penasaran pada lembah Harau. Setiap orang menuliskan keindahannya selalu dinyatakan dalam tagline Lembah Harau seindah Grand Canyon, atau lembah Yosemite di Amerika.

Sumber : Dokumen Pribadi

Apakah demikian?. Saya belum pernah mengunjungi kedua tempat ini namun Saya memiliki informasi yang cukup tentang lembah Grand Canyon dan lembah Yosemite di Amerika.

Grand Canyon adalah salah satu Taman Nasional pertama di Amerika Serikat. Sebuah ngarai tebing terjal yang terbentuk oleh sungai Colorado di Utara Arizona. Ngarai ini merupakan satu dari tujuh keajaiban dunia dan sebagian besar ngarainya berada di taman Nasional Grand Canyon.

Sedangkan lembah Yosemite, adalah Taman Nasional Amerika yang terletak di Sierra Nevada, sebelah Timur California Amerika Serikat. Taman Nasional ini termasuk dalam salah satu situs warisan dunia yang dikenal karena tebing Granit, air terjun, sequoita raksasa, serta keberagaman hayati. Lembah ini memiliki luas 3.080,74 km2 sehingga lebih dari 3,7 juta orang mengunjungi taman nasional ini setiap tahun.

Betapa keindahan Lembah Harau punya Nama Besar, bisa disandingkan keindahannya dengan tujuh keajaiban dunia dan situs warisan dunia. Alasan itu menarik dan sudah cukup untuk Saya datang memastikan kebenaran nama besar itu.

Saya memulai perjalanan dari Bandara Sukarno-Hatta Jakarta menuju Bandara internasional Minangkabau Padang, Sumatera Barat selama 1 jam 40 menit dengan pesawat udara.

Kemudian meneruskan perjalanan dengan mengendarai mobil ke Kabupaten Lima Puluh Kota sejauh 139,2 km dengan waktu tempuh 3 jam 51 menit.

Lembah Harau letaknya dekat Payakumbuh, di kecamatan Harau kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat.

Kata Harau sendiri berasal dari kata “parau,” istilah lokal yang bermakna “suara serak.”

Hal ini berhubungan dengan cerita dahulu bahwa penduduk di lembah ini sering menghadapi banjir, tanah longsor, dan bencana alam lainnya. Jika sementara dalam kondisi bencana, pendududk panik berteriak histeris membuat kegaduhan, untuk mengatasi tebing yang tinggi sehingga suara mereka yang meminta tolong tidak tertelan alam. Teriakan-teriakan membuat suara penduduknya parau.

Suara parau menjadi ciri khas, sehingga daerah tersebut dinamakan “Orau.” Lambat laun lembah itu berubah nama menjadi “Arau,” hingga akhirnya lebih dikenal dengan sebutan “lembah Harau,” lembah yang penduduknya bersuara parau.

Ketika tiba di kawasannya, Saya terhipnotis dengan keindahannya. Saya menemukan diri dikepung diantara 2 tebing yang tingginya 150-500 meter. Menjulang tinggi ke langit, sehingga kepala mesti didongakkan jika ingin melihat puncaknya.

Jadi sangat berbeda, Saya suka menikmati keindahan lembah dari atas ketinggian, Ini malah sebaliknya menikmatinya dari bawah mendongak ke atas ketinggian. Terasa betapa kecilnya Saya ada berdiri di antara dua tebing terjal itu.

Sumber : Dokumen Pribadi

Tebing yang terjal tegak lurus, vertikal dengan sudut 90 derajad ditumbuhi tanaman yang bergelayut di sepanjang dinding tebingnya. Hijau karena suburnya seperti taman vertikal yang sengaja dibuat alam untuk memaksa mulut berdecak kagum.

Air jatuh dari atas tebing tinggi itu, mengalir di selah-selah tanaman dan lekuk tebing yang memanjang berkeliling dalam kawasannya. Dinding tebing itu memenjarakan bak baluwarti dari dunia luar.

Suasana sejuk dan udara basah, bau lumut yang tercium berpadu dengan suara kicau burung, desau angin lembah, gesekan daun dan suara air gemercik mengalir, dan suara hempasan air yang jatuh dari ketinggian. Luar biasa! sungguh ngarai yang sangat indah, susah dicari padanannya.

Itu masih keindahan sepotongnya, sepotong yang lain adalah lembah itu bertingkat-tingkat ke bawah. Di bawah ada lembah, dan di bawahnya ada lembah lagi, dan tepat di dasar lembah itu Saya melihat dari atas, di kejauhan ada sungai yang mengalir dengan air yang jernih hijau toska.

Dari ketinggian kita bisa melihat hamparan kampung, rumah penduduk, sawah dan ladang, ternak-ternak yang merumput, bertingkat-tingkat ke bawah dasar lembah. Suatu pemandangan yang indah dan menakjubkan.

Saya tidak hanya terhipnotis dengan kemegahan tebingnya. Saya juga terpesona dengan air terjun yang ada di tempat ini. Ada 4 aliran sungai dan 3 air terjun (Sarasah Bunta, Sarasah Aie Luluh, Sarasah Murai) dengan daya tarik yang memanjakan mata dan cerita-cerita mitos atau kepercayaan penduduk.

Bunta Waterfall atau Sarasah Bunta dengan air yang segar dari dataran tinggi. Sarasah Bunta mempunyai air terjun mengalirkan air tawar indah beruntai-untai. Apabila terpancar sinar matahari membias seperti bidadari yang sedang mandi sehingga dinamakan Sarasah Bunta.
Air terjun Sarasah Bunta pertama kali dibuka tanggal 14 Agustus 1926 oleh Asisten Residen Lima Puluh Kota F. Rinner bersama Tuanku Laras Datuk Kuning Nan Hitam. Prasasti penanda ini mengisyaratkan keindahan air terjun Sarasah Bunta.

Aie Luluh Waterfall, atau Sarasah Aie Luluh, airnya mengalir melewati gunung batu dan di bawahnya mempunyai kolam permandiam alam yang asri. Ada kepercayaan mandi atau membasuh muka di sini dapat mengobati penyakit dan muka terlihat cantik dan awet muda.

Murai Waterfall atau Sarasah Murai, air terjun yang pada siang hari digunakan burung murai mandi sambil memadu kasih sehingga masyarakat menamakan Sarasah Murai. Ada kepercayaan jika mandi di tempat ini akan mudah untuk mendapatkan jodoh.

Lembah Harau cagar alam seluas 669 hektar. Hasil survei tim geologi asal Jerman tahun 1980 menemukan jenis bebatuan di daerah ini identik dengan yang ditemukan di dasar laut berupa batuan breksi dan konglomerat. Legenda masyarakat di sekitar lembah ini juga meyakini bahwa lembah ini dulunya lautan yang daratannya naik kepermukaan.

Ada 3 kawasan resort di Lembah Harau terdiri atas: resort Aka Barayu, resort Sarasah Bunta, dan resort Rimbo Piobang. Resort Aka Berayu memiliki keindahan air terjun dan kolam renang ditambah nuansa alam yang asri. Selain itu berpotensi untuk olah raga panjat tebing karena memiliki batu yang terjal dan mampu memantulkan suara (echo).

Kecuraman tebing di tempat ini mencapai 90 derajat dengan ketinggian 150-500 meter, dikelilingi tebing granit terjal berwarna warni. Terdapat 300 lokasi panjat tebing, membuatnya jadi surga pemanjat tebing dan surga fotografer.

Mensejajarkan Lembah Harau dengan Grand Canyon atau taman Yosemite bukan hal yang ngawur dan sembrono. Lembah Harau tidak kalah dengan Grand Canyon dan taman Yosemite.

Sumber : Dokumen Pribadi

Bedanya, jika Grand Canyon adalah tempat dengan tebing-tebing tandus yang tingginya mencapai puluhan meter, maka lembah Harau tebingnya di selimuti dengan pepohonanan dan jenis paku-pakuan yang hijau.

Lembah Harau memiliki tebing terjal dari batu granit, keberagaman hayati, dan air terjun tepat seperi taman Yosemite. Bedanya, taman Yosemite dijaga keasliannya sehingga sekitar 95% daerahnya dibuat menjadi area yang liar. Orang tidak boleh buang sampah sembarangan, menyentuh binatang yang hidup di dalamnya, menyentuh tanaman yang ada, memindahkan atau menyentuh pohon yang telah tumbang pun tidak dibenarkan karena ada denda yang besar sehingga orang hanya boleh berkemah, arung jeram, hiking, dan menikmati pemandangan air terjun tertinggi di Amerika Utara, Yosemite Falls, dan Mariposa Grove yang terkenal yang merupakan rumah bagi lebih dari 200 pohon sequoia. Beberapa di antaranya berusia lebih dari 1.500 tahun.

Lembah Harau kondisi alami kawasannya berada dalam ancaman kemusnahan, sampah plastik, dan kemasan makanan dan minuman berserakan di mana-mana, tanaman dan beberapa jenis tumbuhannya sudah di jarah dan diperjual belikan, sepanjang pinggir jalanan dalam kawasannya banyak didirikan warung-warung jualan separuh permanen yang memberi kesan semrawut dan kumuh, beberapa daerah kawasannya sudah berubah wajah menjadi wahana bemain keluarga dan rumah-rumah homestay.

Sumber : Dokumen Pribadi

Takjub pada keindahan alam adalah takjub pada kekuatan Zat yang telah menciptakannya. Siapa pun yang merenungi pesonanya akan tersadar betapa besar dan melimpahnya keagungan Zat yang telah menciptakan pesonanya. Olehnya itu mari kita rawat dan pelihara sebagai wujud cinta dan rasa syukur pada Zat yang maha Agung itu.

Makassar, Februari 2022.
Terima kasih kepada Nana Hapsari telah menemani di perjalanan.




13 Comments

  1. March 5, 2022 at 11:48 pm

    Hariyanto

    Reply

    Lrmbah yang mrnakjubkan ditulis dengan penuh ketakjuban membuat pembaca bertambag takjub….lembah eksotis…lembah harau…..kereen Bu. Salam

    1. March 13, 2022 at 5:03 am

      daswatiaastuty

      Reply

      Terima kasih pak, setia memberi semangat

  2. March 5, 2022 at 8:33 pm

    Harnys

    Reply

    Takjub pd Keagungan Allah swt, Sang Pencipta, Sang Arsitektur tiada banding…
    Moga wajah ayu mempesona dan keindahan Lembah Harau tdk menjadi kisah dongeng yg hanya dpt dinikmati lewat gambar/ lukisan ataupun tulisan.
    Paparan menarik & penuh makna.
    Insyaallah senantiasa diberi nikmat syukur & iman….aamiin. Salam sehat sekeluarga utk ibunda hebat😘

    1. March 13, 2022 at 5:02 am

      daswatiaastuty

      Reply

      Terima kasih bu Suharni. Menyemangati saya menulis

  3. March 5, 2022 at 4:46 pm

    Harwasono

    Reply

    Mjdah2an lembah harau bisa dipertahankan keindahan dan keaslian, tdk tertutupi oleh bangunan2 baru

    1. March 13, 2022 at 5:02 am

      daswatiaastuty

      Reply

      Mas Har lov U terima kasih

  4. March 5, 2022 at 4:19 pm

    Nana

    Reply

    Tulisannya keren…sy smpe terhanyut seakan2 saat membaca sdg jalan2 lg menikmati udara d lembah harau…terimakasih ibu..memberi sy kesempatan bs membersamai perjalanan k lembah harau….

    1. March 13, 2022 at 5:01 am

      daswatiaastuty

      Reply

      Mbak Nana tetima kasih sdh menemani saya ke Lembah Harau jd kenangan abadi

  5. March 5, 2022 at 12:43 pm

    Syamsuddin, S.Pd

    Reply

    Apa yang ditulis oleh Ibu Daswatia selalu menarik, membawa pembaca seolah-olah sedang berada bersama Ibu menikmati keindahan alam yang sedang dikisahkan. terima kasih atas kesediaan nya berbagai. Cukup lah cerita ini menjadi hidangan bagi kita kita yang tidak berkesempatan kesana. Semoga Ibu selalu sehat dan bahagia

    1. March 13, 2022 at 5:00 am

      daswatiaastuty

      Reply

      Terima kasih selalu menyemangati saya

  6. March 5, 2022 at 5:51 am

    Mukminin

    Reply

    Masya Allah eksotik sekali. Tulisan yg memukau dan menghipnotis pembaca seah milihat sendiri di Lembah Harau. Terima kasih telah berbagi ciptaa Allah yg Maha Indah yg wajib kita lestarikan

    1. March 13, 2022 at 4:59 am

      daswatiaastuty

      Reply

      Cak Inin terima kasih

    2. March 13, 2022 at 5:04 am

      daswatiaastuty

      Reply

      Cak Ini thaks you
      Selalu setia membaca tulisan saya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

By browsing this website, you agree to our privacy policy.
I Agree