February 19, 2022 in Jelajah Nusantara, Uncategorized

Fort Marlborough – Saksi Jejak Kolonial di Bumi Bengkulu

Fort Marlborough - Saksi Jejak Kolonial di Bumi Bengkulu
Fort Marlborough - Saksi Jejak Kolonial di Bumi Bengkulu

Fort Marlborough
Saksi Jejak Kolonial di Bumi Bengkulu
Oleh Telly D

Melihat kokoh dan besarnya Fort Marborough yang ada, menunjukkan betapa berharganya Bumi Bengkulu untuk dipertahankan dan dikuasai kekayaannya selama masa Kolonial.

Fort Marlborough di Bengkulu merupakan benteng terbesar dan terkuat di Asia setelah benteng St George di Madras pada zaman Kolonial Inggris.

Lokasi Fort Marlborough dekat dengan wisata pantai Tapak Paderi yang terkenal dengan pemandangan sunsetnya. Jaraknya hanya sekitar 100 meter. Terletak di jalan Benteng, kebun Keeling Teluk Sagara kota Bengkulu 38116.

Papan Bertuliskan Cagar Budaya Benteng Marlborough
Sumber : Dokumen Pribadi

Didirikan oleh East India Company (EIC) tahun 1714-1719 dibawah pimpinan gubernur Joseph Callet, memiliki fungsi awal sebagai benteng pertahanan militer dari serangan musuh.

Namun dalam perkembangan selanjutnya Fort Marlborough digunakan sebagai tempat untuk mengurusi ekonomi, politik, sosial budaya, ideologi, pertahanan, dan juga keamanan pemerintahan Inggris.

Pemberian nama Fort Malborough merupakan kenangan kepada seorang komandan militer Inggris bernama John Churchill yang terkenal sebagai “The First Duke Of Marlborough”. Benteng ini mengganti Fort York yang sebelumnya telah ada di Bengkulu.

Memiliki luas 44.000 meter persegi, di atas permukaan laut. Ukuran fisiknya sekitar 240×170 meter, ketinggian dinding bervariasi dari 8 sampai 8,50 meter dengan ketebalan 1,85 sampai 3 meter yang dikelilingi parit.

Benteng ini memiliki historis panjang dalam pemetaan perjuangan melawan penjajahan. Fort Marlborough masih berfungsi sebagai benteng pertahanan militer hingga masa Hindia Belanda tahun 1825-1942, Jepang tahun 1942-1945, dan pada perang kemerdekaan Indonesia.

Sejak Jepang kalah hingga tahun 1948, benteng itu manjadi markas Polri, namun pada tahun 1949-1950, benteng Marlborough diduduki kembali oleh Belanda. Setelah Belanda pergi tahun 1950, benteng Marlborough menjadi markas TNI-AD. Pada tahun 1977, benteng ini diserahkan kepada Depdikbud untuk dipugar dan dijadikan bangunan cagar budaya Nomor: KM.10/PW.007/ MKP/2004 seperti sekarang ini.

Fort Marlborough memiliki daya tarik tersendiri.memiliki bangunan langka desain abad ke-17, dan masih dipertahankan bentuk aslinya sekali pun telah direnovasi.

Dilihat dari atas, Fort Marlborough terlihat seperti kura-kura. Kepala kura-kura adalah pintu utama, badannya adalah benteng itu sendiri. Bentuk ini merupakan tipikal benteng dari Eropa.

Berdiri sambil menikmati Fort Marlborough
Sumber : Dokumen Pribadi

Pertama Saya menapaki Fort Marlborough. Pintu bentengnya terbuat dari besi tebal yang dilengkapi jeruji besi. Saya disambut dengan jembatan kayu yang kokoh yang dibangun di atas parit, di tengah-tengah benteng.

Saya harus melewati jembatan untuk sampai ke bangunan utamanya. Di halaman depannya ada meriam besar terpasang menghadap ke laut.

Benteng ini terdiri atas 2 tingkat. Untuk menuju ke lantai dua ada jalan yang menghubungkan, di keempat sudutnya ada dipasang meriam besar.

Terdapat 4 meriam yang diletakkan di tempat terpisah. Dua diletakkan di sebelah utara dan dua lainnya diletakkan di sebelah timur.

Di dalam benteng terdapat beberapa baris bangunan dengan atap berbentuk segi tiga. Bangunan tersebut memiliki teras dengan barisan tiang besi. Catatan yang ada mengatakan bangunan ini dulu difungsikan sebagai barak, penjara, dan kantor.

Di lantai bawah menyatu dengan halaman, taman, dan gedung. Terdapat puluhan ruangan dan beberapa meriam yang dipasang berjejer-jejer.

Bangunan Bastion (Menara pantau) ada di setiap sudut. Ada ruang tahanan, merupakan ruangan yang menyeramkan, ruang persenjataan yang masih berisi beberapa meriam dan senjata peninggalan Inggris yang pada masanya digunakan untuk peperangan.

Terowongan Lubang Jepang
Sumber : Dokumen Pribadi

Di dalam benteng terdapat sebuah terowongan dengan lebar 2 meter dan panjang kurang lebih 6 meter, dikenal dengan nama Lubang Jepang. Terowongan di bawah tanah berfungsi sebagai jalur aman untuk keluar masuk benteng.

Berdasarkan cerita pemandu, terowongan ini pada mulanya sangat panjang bahkan ujung dari terowongan ini memiliki beberapa cabang yang berujung di pantai Paderi, pantai Zakat, dan instana gubernur. Seiring berjalannya waktu, terowongan ini runtuh tertutup tanah, yang tersisa hanya sepanjang 6 meter.

Ada satu ruangan yang menarik karena dulu dihuni Ir. Soekarno. Saya bisa melihat ruangan yang digunakan mengintrogasi Ir. Soekarno. Di ruangan ini ada kisah pertemuan Soekarno dan Fatmawati tertulis.

Berfoto di Fort Marlborough.
Sumber : Dokumen Pribadi

Fatmawati adalah isteri sang proklamator yang menjahit bendera pusaka yang dikibarkan pada 17 Agustus1945.

Untuk menarik wisatawan, beberapa barang dimasukkan dalam museum dan diberi keterangan sejarah. Termasuk foto-foto dan potongan koran yang masih disimpan.

Di dalam benteng terdapat makam warga Inggris. Makam para residen gubernur ada di sini. Kini dijadikan objek wisata di sekitar Fort Marlborough.

Beberapa meriam dan puluhan peluru menjadi bukti bahwa benteng ini pernah memegang peran penting dalam sejarah perjuangan melawan penjajah.

Benteng Marlborough pernah dibakar oleh rakyat Bengkulu sehingga penghuninya mengungsi ke Madras, mereka kemudian kembali setelah diadakan perjanjian.Thomas Parr penguasa Inggris yang berkuasa tahun1805 terkenal kekejamannya akibat aturan taman paksa kepada rakyat Bengkulu.

Meriam Fort Marlborough
Sumber : Dokumen Pribadi

Di bagian tengah benteng terdapat lapangan besar yang berfungsi sebagai halaman dalam. Waktu yang paling tepat berkunjung ke sini adalah waktu sore. Bisa menikmati indahnya sunset pantai Paderi sambil melihat kota Bengkulu dari atas benteng.

Fort Marlborough sangat indah di senja hari. Letaknya sangat strategis sehingga dapat menikmati paduan budaya dan alam sambil belajar sejarah.

Untuk masuk ke Benteng ini Saya hanya menerlukan membayar tiket Rp 3.000,-. Benteng ini buka setiap hari dari pukul 08.00 WIB hingga 17.00 WIB.

Fort Marlborough tidak cukup kokoh memasung kebebasan anak negeri untuk merdeka. Justru sebaliknya, semakin menumbuhkan kekukuhan untuk bersemangat melepas belenggu pemasungan ini.

Makassar, Februari 2022

Terima kasih kepada Marjono yg menemani perjalanan ini




4 Comments

  1. October 12, 2023 at 3:45 pm

    Darrell

    Reply

    Hello there

    Defrost frozen foods in minutes safely and naturally with our THAW KING™.

    50% OFF for the next 24 Hours ONLY + FREE Worldwide Shipping for a LIMITED time.

    Buy now: https://thawking.co

    Thanks and Best Regards,

    Darrell

  2. September 19, 2023 at 6:51 pm

    Dusty

    Reply

    Get The Worlds Greatest Magic Sand Free Beach Mat!

    Watch sand, dirt & dust disappear right before your eyes! It’s perfect for beach, picnic, camping or hiking.

    Act Now And Receive A Special Discount For Our Magic Mat!

    Get Yours Here: https://magicmats.co

    Sincerely,

    Dusty

  3. August 2, 2023 at 2:16 am

    Una

    Reply

    Get The Worlds Greatest Magic Sand Free Beach Mat!

    Watch sand, dirt & dust disappear right before your eyes! It’s perfect for beach, picnic, camping or hiking.

    Act Now And Receive A Special Discount For Our Magic Mat!

    Get Yours Here: https://magicmats.co

    Best,

    Una

  4. February 20, 2022 at 10:49 pm

    Andi Nur Haeni

    Reply

    Alhamdulillah, dapat ilmu Sejarah yang sangat bermanfaat setelah membaca tulisan Ibu Das, jujur ilmu ini belum pernah saya dapat di bangku sekolah.
    Terima kasih relay berbagi Ilmu yang sangat bagus Bu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

By browsing this website, you agree to our privacy policy.
I Agree