Mengais Senja Di Dermaga Arkais
Mengais Senja
Di Dermaga Arkais
Oleh Telly D
Arkais (kuno) Saya sebut untuk dermaga kecil yang usang dan purba yang ada di tepi pantai dalam kawasan industri PT. Irian Marine Product Development (IMPD). Terletak di jalan Udang No 6 Sorong 98414 Papua Barat, dimana putera Saya bekerja.
PT. Irian Marine Product Development (IMPD) berdiri di atas tanah seluas 3 hektar, namun hanya 1/3 dari luas tanah yang dipakai untuk bangunan dan semua aktivitas industrynya. Selebihnya digunakan sebagai tempat parkir, lapangan, dan taman yang terhampar luas.
Taman yang bersih, terawat dengan baik. Di ujung taman yang luas inilah di balik rimbunan pohon pelindung dan pohon pisang, dermaga Arkais itu berada, sepi tidak menjadi tempat umum, terisolasi dalam lingkungan industri.
Ada jalan yang dibeton dapat dilewati mobil mengarah ke dermaga ini. Dermaga ini sebagai tempat armada kapal penangkap ikan milik PT. Irian Marine Product Development (IMPD) mendarat, untuk bongkar muatan keperluan internal.
Saya sementara di lapangan tempat berlatih memanah, ketika Saya melihat sebuah dermaga Arkais kecil dari jauh mengintip. Saya tergoda, tidak mampu menahan kaki untuk melangkah mendekat ke dermaga itu.
Unik, dermaga ini sudah tidak terpakai, sudah lama dilupakan. Sekali pun dermaganya sudah arkais, namun masih memiliki konstruksi struktur utama yaitu struktur bangunan bagian atas (balok dan lantai) dan struktur bangunan bagian bawah (tiang pancang). Masih kuat dan aman dijalani di atas koridor dermaga, hanya sudah tidak terawat.
Dermaga kecil dan khusus, diadakan untuk melayani kapal PT. Irian Marine Product Development (IMPD) tentu didasarkan pada ukuran kapalnya yang berlabuh untuk diikat ketika kegiatan bongkar muat berlangsung agar tetap aman.
Melihat kondisinya, maka dermaga ini termasuk jenis dermaga pier deck, terletak di garis pantai dan lokasinya tegak lurus dengan garis pantai.
Saya melihat dermaga itu masih memiliki fender (penghalang anti-tabrakan saat kapal berlabuh). Landing deck, struktur utama dermaga dan platform untuk bongkar muat. Bridge (jembatan) penghubung antara kapal dan dermaga dan jalur yang dilalui pejalan kaki. Dolphin (tempat perahu diikat sehingga perahu tidak dapat bergerak bebas di dalam air).
Dermaga kecil itu menyimpan keindahan pemandangan yang tidak kalah menariknya. Letaknya yang diapit oleh dua dermaga atau pelabuhan besar.
Di sebelah kanannya dengan pelabuhan jembatan Puri tempat kapal penangkap ikan mendarat dan tempat penjualan ikan terbesar di Sorong Papua Barat.
Di sebelah kirinya terlihat Pelabuhan Rakyat Sorong. Pelabuhan besar yang melayani lalu lintas kapal-kapal besar. Dermaga kecil yang sangat strategis.
Beberapa orang menggunakannya untuk berenang dan memancing. Sekali pun airnya tidak sejernih tempat yang lain, karena telah terkontaminasi dengan sisa bahan bakar buangan semua kapal yang berlayar di tempat itu.
Dermaga kecil dengan pemandangannya lengkap, ada laut luas terhampar membiru, ada kapal-kapal besar dan perahu nelayan berlayar hilir mudik atau diparkir berjejer-jejer dengan ukuran dan warna yang beragam, ada burung camar yang terbang di angkasa membuat suasana sangat alamiah.
Saya duduk di bibir dermaga, mengoyang-goyangkan kaki yang terjuntai, memotret sambil menikmati indahnya senja dari sela-sela puncak tiang kapal kayu yang merapat di pelabuhan jembatan Puri. Tenang bersama hembusan angin pantai yang membawa aroma garam.
Menikmati senja dengan diam-diam di tempat kecil nikmatnya mengalir diam-diam dalam senyap. Mengisi semua cawan gairah, mengaktifkan semua syaraf-syaraf tepi. Sensasi yang digetarkan sensasi sentimental.
Saya jadi percaya cerita orang bahwa angin pantai yang membawa aroma garam punya kemampuan alamiah membakar gairah primitif. Alam yang indah pandai melenakan untuk mabuk asmara.
Matahari selalu setia kembali ke peraduannya. Senja pun selalu setia meyambutnya. Ini cerita rutin namun senja selalu membawa cerita yang berbeda setiap hari.
Ketenangan pelukan senja membuat sinar matahari yang terik menjadi sejuk. Alam ikut menikmati, kesejukan yang ditebar. Indahnya karunia Allah jika pandai mensyukurinya.
Ketika hari semakin gelap, Saya sudah harus meninggalkan dermaga kecil ini. Saya berharap jika kunjungan Saya berikutnya tentu sudah ada perubahan baru.
Saya berkhayal di sini sudah berdiri resort-resort indah milik PT. Irian Marine Product Development. Tempat peristirahatan bagi tamu-tamu yang berkunjung sehingga dapat menikmati senja dengan tenang setiap sore.
Putra Saya datang mengajak dan merangkul Saya untuk melangkah pulang. Saya membisikkan khayalan Saya dan kami berpelukan dengan bahagia di atas dermaga itu.
Gairah kami terbakar, memiliki mimpi yang menggairahkan membawa petualangan baru untuk diwujudkan.
Sorong, Oktober 2021.
March 25, 2024 at 11:39 pm
Angel Almajhoub
Outstanding feature
January 30, 2022 at 7:20 am
Marti
Masyaa Alloh….lukisan dan untaian kata yg luar biasa jadi terbawa ke suasana yg indah serasa menikmati senja nun jauh di sana.
Salam sehat dan sukses selalu ibu🙏
January 29, 2022 at 11:29 pm
Yenita
Alhamdulillah walaupun belum lihat langsung serasa saya hadir di sana Bu.
January 28, 2022 at 11:37 pm
Mukminin
Masya Allah indah sekali dan kisah perjalanan yg membuat pembaca hadir di sana. Slmt Bu Telly saya mimpi ke sana
January 28, 2022 at 3:07 pm
Mi'radiyah
Masya Allah.. ciptaan Allah yang luar biasa, digambarkan dengan untaian kalimat yang luar biasa
January 28, 2022 at 9:57 am
Tya
Keren view gambarnya..sehat2 ibu haji
January 28, 2022 at 9:09 am
Wijaya Kusumah
Semoga omjay bisa main ke sana
January 28, 2022 at 8:49 am
Mega Mawangi
Beautiful place.. Imagine can be there sometime..
Sehat selalu ibu sayang. Wait for the next story.. 😍😍
January 28, 2022 at 8:30 am
Titik
Puji Tuhan, Ibu sudah berpesiar ke Sorong, Papua. Bisa melihat tempat putranya bekerja. Senangnya…. Sehat-sehat ya, Ibu.
Salam dari Jogja <3
January 28, 2022 at 8:04 am
edow
Suasana tenang & damai, deskripsinya luar biasa sehingga langsung membayangkan untuk duduk di kala senja sambil mendengarkan deru ombak di dermaga arkais 🙂