January 18, 2022 in Jelajah Nusantara, Uncategorized

Senja di Taman Faith Bukit Sorpus

Senja di Taman Faith Bukit Sorpus
Senja di Taman Faith Bukit Sorpus

Senja
Di Taman Faith Bukit Sorpus
Oleh Telly D

Kota Sorong dianugerahi kekayaan alam yang indah. Tidak hanya kekayaan wisata bahari namun juga kekayaan wisata alam. Laut biru terhampar luas, demikian juga dengan bukit-bukit hijau yang menjulang tinggi, melimpah memanjakan mata.

Sore ini Saya memerlukan “hang out” sejenak dari pekerjaan dan hingar bingar kota. Saya berpikir untuk mengunjungi wisata alam yang terdekat, menikmati senja sambil belajar memotret.

Letak kota Sorong yang menghadap ke Barat, dengan laut dan dermaga yang membentang seluas mata memandang, berkombinasi dengan matahari yang bersinar cerah. Laut yang berwarna biru, langit dengan udara yang bersih berwarna biru hampir pasti senja di Sorong selalu menarik.

Saya memilih Taman Faith Bukit Sorpus karena destinasi ini berada dalam kota Sorong, tidak memerlukan waktu yang lama untuk menjangkaunya. Hanya 20 menit lewat belakang Sorpus atau lewat sebelah hotel Belagri kota Sorong.

Taman Faith Bukit Sorpus adalah tempat wisata baru, belum banyak yang mengenalnya. Saya mendengar namanya disebut oleh beberapa penyelam teman ngobrol.

Rupanya Taman Faith Bukit Sorpus popular dijadikan tempat nongkrong anak muda dalam masa pandemi di sore menjelang petang ketika pulang kerja.

Jalanan ke Taman Faith Bukit Sorpus, juga sudah beraspal dan ramai. Sepanjang jalan sudah berjejer-jejer rumah penduduk dengan mayarakat yang ramah, saling mengenal satu sama lain.

Taman Faith Bukit Sorpus ketika Saya mengunjunginya baru saja dibuka, belum ada tempat parkirnya, sehingga harus berinisiatif sendiri mencari tempat parkir yang tepat, toiletnya pun belum ada. Hanya dengan membayar RP 15.000 Saya sudah bisa masuk dan menikmati semuanya.

Menikmati senja sambil berayun
sumber : dokumen pribadi

Taman Faith Bukit Sorpus memang hanya di fokuskan untuk menikmati senja sehingga satu-satunya fasilitas yang ada di taman bukit itu adalah fasilitas untuk menikmati senja.

Ada panggung terbuka yang lebar memanjang mendominasi taman itu, berterap-terap yang terbuat dari papan kayu yang diletakkan tepat di pinggiran tebing, menghadap ke Barat.

Di atas panggung yang lebar itu ada kursi-kursi melingkari meja yang diletakkan untuk tempat duduk menanti senja.

Di sekeliling panggung juga disiapkan beberapa dangau pendukung terbuat dari bambu dengan atap dari rumbia sebagai tempat nongkrong sambil minum kopi panas atau teh hangat dan makan pisang goreng. Bagus untuk tempat main gaplek.

Ada fasilitas minuman hangat dan dingin dengan beraneka jenis kue dan gorengan yang ditawarkan. Fasilitas yang ada sangat sederhana, namum pemandangan alamnya yang istimewa.

Dari Taman Faith Bukit Sorpus kita bisa melihat keindahan kota Sorong dari ketinggian. Melihat bukit-bukit yang berjejer berwarna hijau sambil menanti senja, tanpa ada penghalangnya. Pemandangan yang indah sangat memanjakan mata.

Di atas panggung ketika itu lagi ramai. Ada pemotretan ‘’pra wedding‘’ yang mengambil senja sebagai latar belakangnya.

Saya bersabar menunggu, menyenangkan diri dengan hanya berdiri di sisi yang tidak menjadi area pemotretan.

Saya menanti senja sambil membaca artikel ‘’Berkarya Saat Senja’’ dari Kitab Kehidupan tulisan Much Khoiri.

Putra saya yang fotografer melihat kondisi ini, terinspirasi memotret diam-diam dengan latar belakang senja. Potret yang indah sangat natural.

Menikmati Senja
sumber : dokumen pribadi

Menjadi bahan diskusi ketika pulang. Putra Saya puas dengan hasilnya, menurut dia sangat mendalam maknanya. Foto itu di share dalam lingkungan terbatas termasuk ke penulisnya. Dengan tagline Menanti senja, di usia senja berkarya di saat senja.

Saya tidak pernah menyangka bahwa tiga penggalan kata dalam potret itu, menjadi api yang mengobarkan semangat Saya untuk benar-benar berkarya di usia senja.

Saya terinspirasi melakukan aktivitas yang belum pernah Saya lakukan. Usia senja ternyata dapat jadi awal petualangan karya baru.

Tiga penggalan kata itu juga menginspirasi Saya untuk ke kota senja Kaimana. Saya bisa sempurnakan tiga penggalan kata itu menjadi empat penggalan. Menanti senja, di kota senja, di usia senja, berkarya di usia senja.

Taman Faith Bukit Sorpus yang sederhana ternyata menjadi tempat yang memantik semangat Saya untuk berpetualang memanfaatkan waktu Saya yang masih tersisa.

Senja di Taman Faith Bukit Sorpus, senja menginspirasi Saya tidak peduli dengan usia. Saya mengikat tali sepatu dan memanggul ransel untuk mulai berpetualang mengunjungi tempat-tempat yang jauh sambil memotret dan menulis catatan perjalanan untuk berkarya di usia senja.

Demikian cara kerja tangan pemilik kehidupan.Bekerja tanpa kenal logika, mengalir begitu saja sesuai kehendakNya , tidak ada kekuatan bumi yang mampu menahannya. Saya hanya diminta menjalaninya dan mensyukurinya.

Jangan pernah meremehkan hal yang sederhana.

Sorong, November 2021




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

By browsing this website, you agree to our privacy policy.
I Agree