August 27, 2021 in Catatan Harianku, Uncategorized

Foto Keluarga  Memakai Toga – Mimpi yang Menginspirasi

Foto Keluarga  Memakai Toga - Mimpi yang Menginspirasi

Foto Keluarga  Memakai TogaMimpi yang Menginspirasi

Oleh Telly D

Foto keluarga menggunakan toga, adalah mimpi yang menginspirasi untuk bekerja keras dan bersemangat mewujudkan masa depan yang diinginkan.

Orang suka mengatakan mimpi adalah bunga tidur. Mimpi untuk memiliki masa depan yang sukses menurut saya bukan sekedar bunga tidur, melainkan visi dan aspirasi hidup.

Ketika saya kecil ayah menyebut mimpi adalah cita-cita dan setelah saya besar ayah menyebutnya visi. Buat saya apapun sebutannya mimpi membuat saya mengalami banyak pengalaman baru.

Saya masih duduk di bangku sekolah dasar ketika mimpi itu dimulai.

Ayah baru saja selesai bercerita. Pengalaman menghadiri wisuda sarjana salah seorang sahabat karibnya. Cara ayah bercerita membuat kami semua terpesona dengan kesakralan wisuda sarjana itu.

‘’Para sarjana berkumpul di ruang khusus yang megah, acara wisuda sarjana punya seremonial khusus bahkan mereka memakai baju-baju khusus yang bernama toga. Mereka dinaikkan satu persatu di atas panggung untuk menerima ijazah langsung dari rektor, pemimpin tertinggi di Universitas. Mereka dielu-elukan, semua orang terpesona dan bangga melihatnya’’, kata ayah ketika memulai ceritanya.

Ayah juga menyampaikan suasana hatinya yang ikut bangga dan bahagia melihat sahabat karibnya mampu sampai di kondisi yang membanggakan itu. Waktu itu tidak semua orang mampu mencapai jadi seorang sarjana.

Kami semua terdiam apalagi setelah ayah memperlihatkan foto mereka yang berdiri di samping sahabatnya yang memakai toga.

Kami kagum dan ikut terlarut merasakan kebanggaan yang ayah rasakan itu.

Sekonyong-konyong ibu memecah kekaguman kami dengan mengatakn ‘’Kita akan punya foto keluarga yang memakai toga”, ucap ibu menyudahi diskusi itu dari ujung meja.

‘’Baju toga hanya dipakai jika menyelesaikan pendidikan sarjana’’, lembut suara ayah mencoba memberi penjelasan. Memastikan bahwa ibu tidak salah menyimak.

‘’Iya semua akan bersekolah sampai sarjana’’, ibu menjawab dengan semangat. Rupanya ibu memanfaatkan momentum itu untuk bermimpi. Bermimpi semua anaknya menjadi sarjana.

Mimpi untuk foto keluarga memakai toga, ibu deklasikan malam itu. Sejak itu ibu punya pekerjaan tambahan selalu menyelipkan mimpi foto bersama pakai toga dalam setiap pembicaraan masa depan.

Semakin sering ibu kampanyekan semakin menguat mimpi itu bahkan bertambah muatannya menjadi ‘’Foto keluarga dengan semua anak dan menantu memakai toga’’.

Beberapa saudara saya keberatan. ‘’Wah itu berat” katanya protes. Waktu itu di kabupaten saya hanya ada satu sarjana pertanian lulusan IPB.

‘’Target itu terlalu tinggi’’, yang lain menimpali.

‘’Itu berarti kami harus sarjana dan pasangan hidup kami juga harus sarjana’’, saudara yang lain mulai merasakan tekanannya.

Namun ibu menjawab dengan ringan, ‘’jika ada yang tidak sarjana, maka tentu tidak ada wajahnya dalam foto keluarga’’.

‘’Belajar yang baik supaya bisa bersama foto keluarga memakai toga’’.

‘’Foto keluarga yang memakai toga memang foto yang disiapkan bagi orang yang bekerja keras menyelesaikan pendidikannya, bukan untuk pemalas yang bermain-main dengan masa depan’’, kata ibu tegas sekali.

Mimpi yang selalu didengung-dengungkan benar-benar menginspirasi kami semua. Cerita lucunya jika ada di antara kami yang lalai atau bermalas-malasan kuliah kami selalu memberi semangat dengan mengatakan, ‘’ jangan malas belajar kecuali kalau tidak mau ikut foto keluarga memakai toga‘’, atau ‘’pergi cari keluarga yang lain sekarang sebelum foto keluarga dicetak’’.

Hal yang lebih lucu lagi jika ada di antara kami yang tertarik dengan teman yang akan dijadikan pasangan hidup, yang memiliki kemungkinan besar tidak bisa menyelesaikan pendidikan sarjananya, selalu diingatkan.

‘’Hati-hati jatuh cinta, kecuali jika mau menerima pasangannya tidak ada dalam foto keluarga’’.

Saya pernah menanyakan pada ibu, ‘’apa resikonya jika saya tidak ada  dalam foto keluarga yang pakai toga itu’’.

Ibu menjawab, ‘’siapkan jawaban mulai sekarang”. Hal itu akan menjadi sejarah hidup bahwa saya tidak mampu mencapai apa yang saudara saya yang lain dapat mencapainya.

‘’Siapkan diri menjadi penonton dengan keberhasilan orang’’. Tentu saya tidak ingin karena itu sama dengan mengatakan saya pecundang dalam mengejar masa depan. Kalimat pecundang atau gagal adalah kalimat kontra yang ibu suka pakai jika cerita keberhasilan atau pemenang.

Ibu saya tekun menjaga fokus ini. Setiap ada di antara anaknya yang menyelesaikan pendidikan S1 atau akan diwisuda, ibu selalu mengingatkan untuk tidak menyewa toga, menjahitnya sendiri. Kami harus memiliki toga sendiri-sendiri.

Bertahun-tahun ibu tekun menyimpan satu persatu toga kami. Menunggu saat yang ibu nantikan itu, betapa seriusnya ibu saya tentang mimpi ini. Beliau mencontohkan kembali kuliah bersama ayah.

Ada masa dalam keluarga kami dimana kami duduk satu meja belajar bersama dalam rangka mengejar impian kami.

Mimpi ibu baru terwujud pada ulang tahun ibu tanggal 13 Juli 2002 Ketika salah seorang adik saya yang bungsu baru menikah yang berarti ibu telah mendapatkan menantu terakhir yang sarjana.

Akhirnya waktu yang diimpikan itu jadi kenyataan. Kami semua ikut berfoto keluarga. Semua anak dan menantu menggunakan toga masing-masing. Heboh suasananya bercampur haru.

Kebahagian kami ternyata bukan hanya karena kami mampu berfoto menggunakan toga, namun lebih dari itu kebahagiaan kami karena kami mampu mewujudkan impian ibu jadi kenyataan.

Apa yang dulu hanya sebatas cerita dan mimpi-mimpi sekarang jadi kenyataan. Ketika foto itu dibuat sebagian besar kami sudah menyelesaikan pendidikan magister (S2). Kakak saya yang bercita-cita menjadi dokter ketika mimpi itu dideklarasikan  telah menjadi dokter ahli (spesialis). Kami telah melampaui batas apa yang diimpikan ibu.

Foto keluarga memakai  toga  adalah foto yang memiliki nilai historis yang panjang dalam keluarga. Saya menggantungnya di ruang keluarga. Setiap saya menatapnya saya selalu disemangati untuk meyakini impian dapat terwujud asal mau tekun dan berupaya terus menerus.

Makassar Agustus 2021




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

By browsing this website, you agree to our privacy policy.
I Agree