Bukan Sekedar Medali Emas
Bukan Sekedar Medali Emas
Oleh : Telly D
Kita baru saja meledakkan pekik kemenangan ketika laga final bulu tangkis ganda putri dimenangkan oleh pasangan Greysia Polii dan Apriyani Rahayu dari pasangan Chen Qingchen/Jia Yifan (China) dengan skor 21-19 dan 21-15.
Sebuah pertarungan bergengsi di Olimpiade Tokyo 2020. Kita jadi saksi sejarah itu diukir. Menjadi pasangan ganda puteri pertama di Indonesia yang memenangkan medali emas.
Kita ikut bangga dan haru ketika bendera merah putih dinaikkan dan lagu Indonesia Raya bergema di Stadion Musashino Forest Sport Plaza. Melihat bendera merah putih naik lebih tinggi dari bendera bangsa lain, memberi sensasi kenikmatan bangga berbangsa.
Tidak ada yang mampu menyangkal betapa heroiknya suasana itu. Pasangan ganda putri Indonesia memenangkan laga pamungkas itu dengan perkasa. Tidak memberi ruang sedikit pun lawan untuk mengembangkan permainannya. Semua langkah dihadang dan semua bola disergap. Permainan yang mematikan selesai dengan 2 set langsung.
Tidak mengherankan jika kemenangan itu membuat euforia dimana-mana. Sangat membanggakan bercampur haru. Kemenangan itu bukan lagi sekedar kemenangan medali emas untuk kedua pasangan ini. Kemenangan ini telah menjadi kemenangan yang syarat makna untuk rakyat Indonesia.
Bagi saya kemenangan datang di saat yang tepat. Di saat bangsa ini berbulan-bulan didera kesedihan dan duka mendalam akibat pandemi Covid -19. Kemenangan itu memantik senyum dan keriangan. Menyalakan tungku kegembiraan dan mengisi cawan kebahagiaan yang sebelumnya telah kosong.
Bagi negara tentu menyangkut kehormatan bangsa. Olah raga digunakan sebagai promosi bangsa. Perolehan medali emas menaikkan urutan Indonesia yang tadinya urutan di bawah 60 menjadi urutan di atas 30.
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo menggunakan momentum itu membakar harga diri dan kehormatan bangsa ini dengan memberi apresiasi menelepon untuk menyatakan selamat.
Semua orang pada meramal bahwa kemenangan itu akan membuat pasangan ini disibukkan dengan menerima hadiah sebagai ungkapan terima kasih dari berbagai pihak.
Perolehan medali emas itu mengangkat nama keluarga dan asal usul pasangan ganda ini ke permukaan. Jurnalis ikut menikmati kemenangan ini dengan tulisan asal usul kedua pasangan ini.
Keluarga dan pemerintah daerah tempat asal kedua pasangan ini mendadak jadi sibuk melayani pertanyaan para jurnalis. Cerita masa lalu dan prestasi dirilis dan diviralkan di berbagai media massa.
Orang berlomba-lomba mengganti statusnya dengan kemenangan kedua pasangan ini betapa keduanya telah menjadi kebanggaan semua orang.
Kemenangan yang diraih di saat bangsa ini akan merayakan hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 76. Semua orang sependapat bahwa itu adalah kado ulang tahun untuk bangsa Indonesia.
Sekali pun jauh hari sebelumnya Najwa Shihab sudah mengeluarkan narasi bahwa kita sudah mendapat hadiah ulang tahun senilai 182 triliun rupiah. Angka itu didapat dari kerugian negara akibat korupsi dalam kurun waktu tahun 2001-2015 sebanyak 203,9 triliun rupiah dikurangi dengan hasil pengembalian tangkapan KPK 21,26 triliun rupiah.
Ade Armando yang selalu berpihak dan mengampanyekan keberagaman membangun NKRI, dengan leluasa menggunakan logikanya untuk menunjuk kemenangan ini sebagai contoh nyata kemenangan ke Bhineka Tunggal Ika an .
Pasangan ganda dan pelatih berbeda agama dan kepercayaan mengisyaratkan Indonesia kuat jika melakukan semangat kebersatuan.
Para budayawan mengatakan olah raga adalah sarana yang tepat untuk membangun rasa kebersamaan dan tidak mengenal ras, suku, agama. Semua dapat berpadu untuk bekerja sama.
Penggiat sepak bola menggunakan momentum kemenangan itu untuk mengatakan bahwa persepak bolaan Indonesia bisa sehebat olah raga bulu tangkis jika meraka punya klub-klub yang mencari atlit yang berbakat dan membinanya. Punya turnamen dan kompetisi ketat sehingga punya ruang dan kesempatan untuk saling menjajal dan mengukir prestasi yang telah dicapai.
Para pemerhati dan penggiat pendidikan juga mengunakan momentum ini untuk mengatakan bahwa olah raga dapat jadi sarana membangun karakter anak bangsa sehingga ulet, tidak gampang menyerah, bekerja keras dan membangun jiwa sportivitas, mengakui kelebihan orang seperti yang dipertontonkan pasangan emas ini.
Semua ingin terlibat dalam larutan kebahagiaan kemenangan. Bahkan beberapa orang merasa dan bertingkah paling berjasa dalam memberi dukungan untuk kemenangan ini, sekali pun hanya sebagai penggembira.
Tidak heran jika baliho ucapan selamat dari berbagai partai termasuk beberapa anggota legislatif dipajang dominan mengatakan selamat dengan foto dirinya lebih besar dan dominan dibanding foto sang pemenang.
Betapa nikmatnya kemenangan itu, semua orang mengelu-elukan. Kita memang perlu sekali-sekali mengulum gula-gula dan menikmati rasa manisnya, namun kita juga harus sadar bahwa rasa manis yang berlebihan hanya akan membawa kelenaan sementara.
Mari terjaga dan mempersiapkan diri lagi untuk arena laga yang lain yang selalu menanti untuk dimenangkan karena demikianlah hidup ini berpindah dari satu arena ke arena yang lain. Keluar jadi pemenang jika tidak mau jadi pecundang.
Makassar, 4 Agustus 2021 (H26)
Leave a Reply