May 30, 2021 in Catatan Harianku, Uncategorized

Hati Seluas Samudra

Hati Seluas Samudera

Oleh Telly D                                                

Dekat rumahku ketika kecil ada sekolah SD yang terbaik dan sangat populer.  Muridnya sebagian besar  anak-anak dari perumahan pegawai atau anak-anak pejabat  kabupaten yang berdiam dekat sekolah itu. Sekolah itu sangat diminati, jadi pilihan pertama masyarakat untuk menyekolahkan anaknya.

Namun oleh ayah dan ibu, saya dipilihkan bersekolah di sekolah yang bukan sekolah terbaik itu. Sekolah yang jauh jaraknya dari rumah, dan memerlukan saya berjalan  satu jam untuk mencapainya.

Sekolah itu muridnya terdiri atas anak petani, nelayan, dan saudagar. Sebagian besar anak-anak orang tak mampu. Bervariasi latar belakang muridnya.

Saya sangat keberatan. Rasanya tak bergengsi apalagi bersekolah tidak bersama-sama dengan teman sekompleks perumahan kami. Saya merasa malu bersekolah di situ.

Ayah  mengatakan lingkungan sekolah yang dipilihkan,  sangat baik untuk membentuk karakter saya jadi orang yang mulia  (santun, rendah hati, pandai menghargai orang, dan yang utama tidak sombong dan tidak suka pamer, kelebihan khususnya orang tuanya bukan anak pejabat).

Ini kata Ayahku ketika membujukku;

“Ilmu itu gampang nak, bisa  didapatkan dimana-mana, tidak harus di sekolah terbaik. Jika kamu tidak tahu, banyak yang bisa memberi tahu atau kamu bisa baca buku …sehingga kamu  jadi tahu“.

“Keterampilan juga itu gampang  nak… Jika kamu tidak terampil, dapat dilatihkan di mana-mana, maka kamu dapat  menjadi terampil”.

“Namun karakter yang baik itu susah, karena tidak bisa hanya diberitahu  dan dilatihkan, namun mesti dibiasakan dalam kurun waktu yang lama… dengan siapa kamu bergaul memberi sumbangan  besar pada karakter yang  mau dibiasakan itu……bergaul dengan anak-anak yang rendah hati, yang hidup dalam kekurangan, yang terbelakang, yang tidak memiliki apa-apa, dengan latar belakang yang berbeda…  kau bisa  belajar banyak dan itu memperhalus budimu. Minimal kau tahu mensyukuri apa yang kau miliki, maksimalnya kau tidak sombong”.

Tidak ada yang bisa dimiliki jika sombong, selain bermulut besar dan berkepala besar. Namun jika kamu berbudi mulia maka kamu punya hati terbuka luas seluas samudera, yang karena luasnya kau bisa memiliki apa saja yang kamu inginkan. Orang mau melakukan apa saja buat pemilik hati yang lapang.

Benar kata Ayahku dengan bersekolah di tempat yang sederhana dengan guru-guru yang bersahaja menumbuhkan karakter yang luar biasa baiknya pada diriku. Saya menerima manfaatnya.

 Akhirnya ketika saya pindah ke kota besar saya juga hanya memilih sekolah yang biasa saja, malah sekolahku selalu kena banjir setiap tahun, memang bukan sekolah favorit tapi makna kehidupan yang sebenarnya, getarannya lebih bisa saya rasakan di sekolah itu.

Tradisi ini saya teruskan, Anak-anakku pun hanya bersekolah di sekolah yang sederhana dan biasa saja. Namun tidak menghalangi langkah besarnya menjadi penerima bea siswa full bright untuk bersekolah di belahan bumi lain di Amerika, pada salah satu universitas terbaik di negeri itu, sukses jadi alumni terbaik dengan predikat cumlaude.

Terima kasih Ayah. Kini saya menyadari manfaat dari pilihan dan percakapan kita dulu. Saya selalu menjaga kebanggaan yang ayah katakan bahwa lebih bangga memiliki anak yang berbudi mulia  daripada pintar namun berprilaku buruk.

Makassar , 30 Mei 2021




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

By browsing this website, you agree to our privacy policy.
I Agree