Menikmati Udon Tuna Kuah

Menikmati Udon Tuna Kuah
Oleh: Telly D.
Udara di Sorong siang itu terasa lembab, diwarnai hembusan angin laut yang membawa aroma garam khas perairan Papua Barat. Di antara suara gemuruh mesin pendingin dan suara gemercik air yang jatuh dari balok es, aku duduk di sebuah meja kayu sederhana di salah satu sudut industri pembekuan udang. Semangkuk udon tuna kuah mengepul di hadapanku, mengeluarkan aroma lezat yang seolah-olah menyapa dan berkata, “Selamat menikmati.” Namun, yang membuatnya lebih istimewa adalah sosok yang berdiri di dapur putraku sendiri, yang kini menjabat sebagai direktur industri ini dan juga sang koki yang memasaknya.
Aku tersenyum penuh kebanggaan saat dia datang membawa mangkuknya sendiri dan duduk di hadapanku. Dulu, di dapur kecil rumah kami, aku hanya mengajarinya dasar-dasar memasak, mengiris bahan, dan memahami keseimbangan rasa. Kini, dia telah berkembang jauh lebih dari yang pernah kubayangkan, tidak hanya menguasai dunia bisnis tetapi juga seni kuliner yang menghidangkan kehangatan dalam setiap mangkuk udon ini.
Aku mengambil sumpit, mengangkat helaian udon yang tebal dan kenyal. Begitu diseruput, teksturnya yang lembut tapi tetap elastis menari di lidahku, menyatu dengan kuah dashi yang kaya umami. Tuna ekor kuning, yang baru saja ditangkap pagi ini dan diolah dengan penuh ketelitian, memberikan cita rasa segar yang tidak bisa ditiru oleh ikan mana pun. Tiap gigitan menghadirkan kelembutan yang hampir meleleh di mulut, dipadukan dengan sedikit sentuhan kecap asin dan aroma jahe yang menyegarkan.
Sambil menikmati setiap suapan, aku memandangi pemandangan di sekitarku. Pekerja sibuk lalu-lalang, beberapa membawa bungkusan udang yang telah dibekukan, sementara yang lain berbicara tentang tangkapan hari ini. Udara di dalam ruangan ini dingin karena pendingin raksasa, tetapi semangkuk udon tuna di tanganku adalah sumber kehangatan yang sempurna. Rasanya seperti sebuah pelukan dalam bentuk makanan.

Hidangan Udon Tuna Kuah. Foto: Dokumen Pribadi
Kelezatan udon tuna kuah yang berasal dari bahan-bahan segar, juga kesederhanaan dan keseimbangan rasa. Mie yang kenyal berpadu dengan daging ikan yang lembut, kuah yang umami dengan sedikit manis, serta aroma segar dari daun bawang yang ditaburkan di atasnya. Tiap elemen menyatu dalam harmoni, seperti simfoni laut yang mendamaikan.

Beberapa Bahan yang Diginkan untuk Membuat Udon Tuna Kuah. Foto: Dokumen Pribadi
Bagi yang ingin menghadirkan pengalaman kuliner ini di rumah, berikut adalah resep autentik udon tuna kuah ala Jepang yang bisa anda coba.
Bahan-bahan:
200 gram mi udon,
150 gram tuna ekor kuning segar, potong tipis,
500 ml kaldu dashi (bisa dari kombu dan katsuobushi),
1 sdm kecap asin,
1 sdt mirin (opsional),
1 sdt miso putih (opsional untuk rasa lebih kompleks),
1/2 sdt garam.
1/2 sdt gula,
1/2 sdt jahe parut,
1 batang daun bawang, iris tipis,
1 sdm minyak wijen,
1 lembar nori, potong tipis untuk taburan,
Wijen panggang untuk hiasan.
Cara Memasak:
Rebus mi udon sesuai petunjuk di kemasan, lalu tiriskan.
Dalam panci, panaskan kaldu dashi, tambahkan kecap asin, mirin, miso, garam, gula, dan jahe parut. Biarkan mendidih dengan api kecil agar semua rasa menyatu.
Panaskan minyak wijen dalam wajan, lalu panggang tuna ekor kuning sebentar hingga sedikit kecokelatan di bagian luar, tetapi masih lembut di dalam.
Masukkan mi udon ke dalam mangkuk, tuangkan kuah panas di atasnya.
Letakkan potongan tuna panggang di atas mi.
Taburkan daun bawang, nori, dan wijen panggang sebagai pelengkap.
Sajikan segera selagi panas.
Setelah mangkukku hampir kosong, aku menyesap sisa kuah yang tersisa, membiarkan kehangatan terakhir meresap ke dalam tubuhku. Namun, lebih dari sekadar menikmati makanan lezat ini, kebahagiaan sejati datang dari melihat putraku menyajikan hasil tangannya sendiri dengan penuh percaya diri dan kehangatan.
Rasanya seperti melihat pohon kecil yang dulu kutanam kini tumbuh tinggi dan berbuah lebat. Dari dapur kecil di rumah hingga dapur industri yang besar, perjalanan ini mengajarkanku bahwa makanan bukan hanya sekedar rasa. Namun, juga adalah cinta, warisan, dan perjalanan seseorang menuju kedewasaan.
Di Sorong, di tengah kesibukan industri pembekuan udang, aku menemukan momen yang tak terduga momen di mana makanan tidak hanya mengisi perut, tetapi juga menghargai perjalanan dan kesempurnaan cita rasa. Jika ada satu hal yang bisa dipetik dari pengalaman ini, itu adalah bahwa dalam setiap suapan makanan yang dibuat dengan hati, terdapat kisah yang menunggu untuk diceritakan.
Sorong, 30 Januari 2025
January 31, 2025 at 11:42 pm
Astuti
Ewako 1 buku lsgi tentang .Meraih Bahagia Setiap Saat.
January 31, 2025 at 11:30 pm
Hariyanto
Pembaca ikut merasakan , walau dalam kecapan liur membayangkan tuna berkuah hangat…….hmmmm. lezato. Salam Bunda
January 31, 2025 at 11:12 pm
Much. Khoiri
Ini tulisan yang berisi, bahkan ada resep memasak. Mantap suratap.
January 31, 2025 at 9:29 pm
Lina
Mantull Bunda. Keren menewen setiap untaian kalimatnya. Sungguh puitis. Ikut merasakan juga kebahagiaan yang Bunda rasakan. Maknyuuus