MBAK MAH, GURU KEHIDUPAN
MBAK MAH, GURU KEHIDUPAN
Oleh: Telly D.
“Ketulusan dalam memberi, tanpa mengharapkan imbalan, adalah kekuatan terbesar dalam hidup. Seperti air yang mengalir tanpa henti, kasih sayang yang tulus akan menemukan jalan untuk menyentuh hati dan mengubah dunia di sekitarnya.”
Saya sedang berlibur di rumah keluarga, sebuah rumah yang penuh kehangatan dan cerita. Di tengah suasana yang penuh tawa dan canda, saya bertemu dan berkenalan lebih mendalam dengan Mbak Mah, seorang perempuan yang bagi banyak orang di keluarga ini adalah sosok yang tak tergantikan. Mbak Mah bukan hanya sekadar pengasuh, tapi telah menjadi pilar utama dalam keluarga ini.
Mbak Mah adalah seorang wanita separuh baya yang bagi saya, lebih dari sekadar sosok biasa. Kemungkinan usianya berada di sekitar 40 tahunan, namun wajahnya yang tirus dan matanya yang tajam seakan menyimpan segala cerita kehidupan yang telah dijalaninya. Perawakannya kecil, langsing, dan penuh semangat. Kakinya selalu tampak tangkas, bergerak cepat ke sana kemari, seperti tak pernah lelah meski hari hampir menjelang malam.
Penampilannya memang sederhana, jauh dari kesan mewah. Mbak Mah tidak terlalu peduli dengan tren mode atau tampil bergaya. Ia lebih nyaman dengan pakaian sehari-hari yang praktis, cukup bagi dirinya untuk beraktivitas di rumah, dan bagi saya, penampilan yang apa adanya justru semakin memperlihatkan kecantikan yang alami, yang tak perlu dibungkus oleh apa pun.
Awalnya, saya mengenalnya sebagai seorang pengasuh anak bungsu keluarga ini. Anak yang dulu masih kecil, Namun, seiring berjalannya waktu, hubungan antara Mbak Mah dan keluarga ini tumbuh begitu mendalam. Keterikatan mereka melampaui batas pekerjaan seorang pengasuh biasa. Selama bertahun-tahun, Mbak Mah telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan mereka. Anak yang dulu diasuhnya kini sudah dewasa, telah menyelesaikan pendidikan S1-nya, dan menjadikan Mbak Mah sebagai bagian dari perjalanan hidupnya.
Namun, ketika ibu mereka dalam keluarga ini kini telah tiada, adalah Mbak Mah yang terus, dengan penuih kesetiaan dan rasa tanggung jawab. Seolah tak ada perbedaan, ia menjalankan tugas sebagai pengasuh, dan penanggung jawab, dalam keluarga ini dengan sepenuh hati. Bagi mereka, Mbak Mah adalah lebih dari sekadar seorang pembantu atau pengasuh. Ia ibarat seorang ibu yang hadir dalam segala suka dan duka, memberikan cinta tanpa pamrih, dan merawat dengan penuh kasih sayang.
Saya belajar banyak hal dari Mbak Mah, tak hanya tentang kehidupan keluarga, tetapi juga tentang makna sejati dari cinta, ketulusan, dan tanggung jawab. Setiap langkahnya penuh dedikasi. Saat saya berbincang dengannya, saya sering merasa seperti mendengar sebuah kisah kehidupan yang penuh nilai-nilai luhur yang mungkin banyak orang lupakan dalam kesibukan dunia ini.
Cinta yang diberikan Mbak Mah bukan cinta yang bisa diukur dengan materi. Cinta yang ia tularkan adalah cinta yang tulus, tanpa pamrih. Dalam setiap sentuhan kasih sayangnya, ia tidak pernah mengharapkan sesuatu sebagai balasan. Mbak Mah mengajarkan kepada saya bahwa cinta sejati adalah cinta yang mengalir tanpa syarat, tidak mengenal lelah, dan tidak berharap kembali. Cinta yang memberikan ruang untuk orang lain tumbuh dan berkembang dengan kebebasan penuh.
Saya juga belajar tentang ketulusan dari Mbak Mah. Ketika melihatnya merawat keluarga ini dengan penuh perhatian, saya tahu bahwa ia melakukan semuanya dengan hati yang ikhlas. Ia tidak mengenal lelah atau mengeluh. Di setiap pagi, saat sinar matahari mulai menyapa bumi, Mbak Mah sudah sibuk menyiapkan segala sesuatu untuk keluarga ini. Bukan karena itu kewajibannya, tapi karena ia merasa bagian dari mereka. Di setiap senyumnya, ada ketulusan yang tulus mengalir dari hati. Ketulusan yang mungkin tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata, namun bisa dirasakan dengan penuh dalam.
Dedikasi dan tanggung jawab Mbak Mah juga menginspirasi saya. Sebagai seorang yang telah menjadi bagian dari keluarga ini, ia memahami betul bahwa tugasnya bukan hanya sekadar menjaga anak-anak, tetapi juga menjaga keharmonisan dan kesejahteraan keluarga. Setiap keputusan yang ia buat, setiap langkah yang ia ambil, selalu dipikirkan dengan penuh perhatian dan tanggung jawab. Ia menjalankan amanah ini seperti seorang ibu yang penuh cinta terhadap anak-anaknya.
Satu hal lagi yang tak pernah saya lupakan tentang Mbak Mah adalah kemampuannya di dapur. Meskipun penampilannya sederhana, masakannya selalu mengagumkan. Setiap hidangan yang ia buat selalu memiliki rasa yang khas, kaya akan cita rasa yang menggugah selera. Sambelnya, terutama menjadi pembicaraan di antara semua orang yang mencicipinya. Tak hanya pedas yang menghangatkan mulut, tetapi ada kedalaman rasa yang sulit dijelaskan, seperti sebuah rahasia yang hanya ia yang tahu bagaimana menyusunnya.
Ia tidak pernah banyak bicara soal resep atau trik memasak, tetapi masakannya selalu berhasil membuat siapa saja yang mencicipinya ingin menambah porsi. Tidak ada yang berlebihan dalam masakannya, semua terasa pas, seperti setiap bahan disusun dengan penuh pertimbangan. Itu adalah seni memasak yang hanya bisa dicapai oleh mereka yang telah mengalaminya sepanjang waktu, yang melakukannya dengan penuh ketulusan dan keikhlasan.
Mbak Mah adalah sosok yang mengajarkan saya bahwa kesederhanaan bukanlah kelemahan, melainkan kekuatan tersendiri. Dalam kebiasaannya yang tampak biasa, ia mampu memberikan kehangatan, rasa, dan kenyamanan yang jauh lebih dari yang terlihat di permukaan. Dalam setiap sendok sambel yang pedas namun enak, saya merasakan cinta dan dedikasi yang luar biasa. Ia mungkin tak pernah mengungkapkan betapa besar peranannya di keluarga ini, tetapi melalui masakannya yang penuh rasa, Mbak Mah memberikan lebih dari cukup untuk kami semua.
Saya belajar banyak dari Mbak Mah. Ia mengajarkan saya bahwa hidup bukan hanya tentang apa yang kita dapatkan, tetapi juga tentang apa yang bisa kita berikan kepada orang lain. Dedikasi tanpa batas, kasih sayang yang tidak meminta imbalan, dan tanggung jawab yang tidak pernah lari dari amanah. Mbak Mah adalah guru kehidupan saya, meskipun saya belum pernah duduk di bangku sekolah dengannya, namun setiap hari, ia mengajarkan saya pelajaran-pelajaran berharga yang tak bisa didapatkan di ruang kelas manapun.
Kehidupan yang dijalani Mbak Mah adalah hidup yang penuh makna. Ia adalah contoh nyata dari seorang perempuan yang mengabdikan hidupnya untuk keluarga, memberi tanpa menghitung jumlah, dan terus mengasihi tanpa henti. Di balik ketulusan dan dedikasinya, saya melihat seorang wanita yang luar biasa, seorang ibu, sahabat, dan guru kehidupan yang sesungguhnya.
Laguna, November 2024
Leave a Reply