MANDI DAN IMAJINASI
MANDI DAN IMAJINASI
Oleh: Telly D.
“Imajinasi adalah jendela pertama menuju dunia pengetahuan.” (Daswatia Astuty)
Nadhira, Rajawali Kecilku
Di usiamu yang baru akan menginjak dua tahun, kamu telah menunjukkan prilaku literasi yang luar biasa. Kamu seorang seniman cilik yang pandai menciptakan dunia kecil di mana saja termasuk di dalam bak mandi. Setiap kali mandi, kamu membersihkan diri sambil menghidupkan imajinasimu. Mainan-mainan kecil menjadi tokoh-tokoh dalam cerita, kamu membuat bak mandi menjadi panggung tempat tokoh-tokoh ceritamu itu beraksi.
Saat air mengalir, mainan-mainan kecilmu ikut serta dalam cerita yang kamu ciptakan. Dengan cermat, kamu memandikan boneka-boneka kecilmu, seolah mereka adalah teman sejati yang juga membutuhkan perhatian. Sabun berbuih dan air hangat menjadi latar belakang cerita di mana Nadhira menjadi tokoh utama, pemandu setiap gerakan dan dialog yang terjadi di sana.
Meskipun kosa katamu masih terbatas, tetapi ceritamu mengalir tanpa henti, seperti aliran air yang mengaliri tubuhmu. Sambil mandi kamu bermain di air, Nadhira mengembangkan rasa percaya diri dalam berkomunikasi dan bercerita. Setiap boneka yang kamu mandikan, kamu ajak bicara dengan penuh kelembutan, kamu menunjukkan kepedulian dan perhatian yang tulus.
Perkembangan literasi Nadhira tercermin dalam setiap cerita kecil yang kamu rangkai, meskipun sederhana. Kamu sedang menyusun kisah-kisah tentang petualangan yang hanya kamu yang bisa memahaminya dengan sempurna, namun itu sudah cukup untuk menunjukkan betapa kayanya imajinasi dan pemikiran yang kamu miliki.
Dialog Antara Nadhira dan Mainan Cara Nadhira Mengekspresikan Dirinya. Foto: Dokumen Pribadi
Bak mandi yang penuh busa menjadi lautan tempatmu berlayar bersama kapal mainanmu. Dalam cerita imajinasimu, boneka-boneka kecilmu menjadi pelaut pemberani, berlayar melawan badai busa. Dengan sapuan tangan kecilmu, kamu ciptakan ombak yang menggulung, sambil bercerita tentang petualangan yang hanya kamu yang pahami.
Setiap percikan air adalah bagian dari dialog antara dirimu dan mainanmu, menjalin cerita yang hanya ada dalam benakmu. Walau kata-kata yang diucapkannya masih belum sempurna, semangat dan ekspresi wajahmu menceritakan kisah yang penuh makna.
Kamu telah menemukan cara untuk mengekspresikan dirimu, Seperti seorang penulis yang tengah merangkai naskah, kamu menggunakan mainan-mainan kecilmu sebagai karakter dalam cerita yang kamu ciptakan.
Gerakan tanganmu yang lincah memandikan boneka-boneka itu seperti sutradara yang mengarahkan adegan. Kamu belum bisa menulis, tetapi dalam pikiranmu, setiap tindakan adalah kalimat, setiap permainan adalah paragraf. Dunia air dan busa itu adalah bukumu, tempat kamu menulis kisah-kisah kecil dengan penuh kreativitas.
Di dalam bak mandi yang penuh busa, gerakan literasi dimulai dari hal-hal kecil dan sederhana. Setiap percikan air yang kamu buat adalah tanda-tanda awal dari kemampuan berpikir naratif dan kreativitas yang berkembang. Kamu bermain, belajar, menyerap dunia di sekelilingmu, dan mengekspresikannya dalam bentuk yang paling alami bagi anak seusiamu. Keceriaanmu saat bermain di air adalah bukti bahwa literasi bisa dimulai dari waktu mandi yang penuh kebahagiaan.
Dengan demikian, waktu mandi yang tampak sepele itu menjadi momen berharga bagi perkembangan Nadhira. Kamu mengasah kemampuan bercerita, belajar tentang empati, dan mengembangkan kreativitasn. Kamu sedang tumbuh menjadi anak yang literate, bahkan di usia yang masih sangat dini, melalui permainan yang tampaknya sederhana tetapi penuh makna.
Momen mandi menjadi kesempatan bagi Nadhira untuk belajar mengatur urutan kejadian; pertama memandikan mainannya, lalu merendamnya dalam air, dan akhirnya mengeringkannya. Dengan cara ini, kamu belajar memahami alur cerita, konsep sebab-akibat, dan pentingnya detail dalam setiap tindakan. Meskipun bagi orang dewasa tampak seperti permainan sederhana, bagi kamu, ini adalah latihan awal dalam keterampilan berbahasa dan bercerita yang akan terus berkembang seiring waktu.
Setiap permainan sederhana yang kamu lakukan adalah batu pijakan menuju pemahaman yang lebih dalam tentang dunia. Nadhira sementara membangun fondasi bagi kemampuan bahasa dan kognitifmu, sekaligus mengasah kreativitasmu. Seperti benih kecil yang tumbuh menjadi pohon yang kuat, Nadhira sedang berkembang menjadi anak yang tidak hanya cerdas tetapi juga penuh imajinasi dan kebahagiaan
Tahukah kamu cucuku, kamu mengajarkan pada nenek Puang Ina bahwa literasi tidak hanya tentang membaca dan menulis. Literasi adalah cara berpikir, cara memahami dunia, dan cara mengekspresikan diri.
Makassar, September 2024
Leave a Reply