NADHIRA DAN BOYFRIEND
NADHIRA DAN BOYFRIEND
Oleh: Telly D.
“Kebahagiaan sejati terletak dalam kehangatan hubungan yang tulus.” (Daswatia Astuty)
Ketika seseorang menyebut “boyfriend,” biasanya terlintas gambaran kita tentang hubungan romantis dan kedekatan emosional yang mendalam. Istilah ini digunakan untuk seorang pria yang terlibat dalam hubungan istmewa, dimana keduanya saling berbagi perasaan dan mendukung satu sama lain dalam berbagai aspek kehidupan. Pikiran kita melayang ke aktivitas bersama, seperti kencan, liburan, atau momen-momen spesial yang dihabiskan berdua.
Boyfriend dalam konteks tulisan ini mengacu pada hubungan istimewa yang terjalin antara Nadhira, dan pamannya uncle Shami. Bukan dalam arti romantis, istilah ini digunakan dengan nada penuh kasih untuk menggambarkan kedekatan dan kehangatan yang keduanya miliki.
Nadhira cucuku
Kamu masih berusia dini. namun, di matamu uncle Shami adalah sosok yang begitu istimewa, orang yang kamu sambut dengan kebahagiaan murni setiap kali datang mengunjungimu di apartemen tempatmu dibesarkan.
“Boyfriend datang!” begitu canda ayahbunda dan orang-orang dewasa di sekitarmu, untuk memperjelas hubungan istimewa itu dan kamu tersenyum cerah dan tertawa riang seolah senang, menyetujui dan bahagia dengan candaan itu.
Menurut cerita ibunda Zieha, jika pintu terbuka dan sosok uncle Shami muncul di ambang pintu, seketika suasana berubah. Kamu yang sementara sibuk bermain, tiba-tiba terdiam. Matamu yang jernih segera menangkap kehadiran uncle Shami.
Kamu bukannya langsung berlari menyambutnya, kamu justru berhenti sejenak, tersipu malu. Wajah kecilmu memerah, dan senyum tipis mengembang perlahan di bibir mungilmu. Ada sesuatu yang begitu manis dalam tingkah laku Nadhira, seolah ada perasaan rindu yang tertahan di dalam dirimu, dan kamu memendamnya dalam rasa malu yang lucu. Kondisi itulah yang membuat ibundamu menyebut uncle Shami adalah boyfriendmu.
Memerlukan waktu beberapa detik untuk membuat keberanianmu muncul. Perlahan-lahan, kamu mendekat, tapi tidak dengan kecepatan yang biasa. Kakimu melangkah ragu-ragu, sambil sesekali menunduk dan memandang uncle Shami. Namun, di balik keraguan itu, senyummu mulai melebar, dan matamu bersinar dengan kegembiraan yang tak bisa kamu sembunyikan lagi. Ada semacam percikan kebahagiaan yang menyelimuti wajahmu, seolah kamu tahu bahwa saat-saat indah akan segera tiba.
Saat jarak di antara kamu semakin dekat, Nadhira akhirnya tak lagi bisa menahan diri. Dengan tangan kecilmu yang terbuka lebar, kamu berlari ke arah uncle Shami. Tawa riangmu mengisi ruangan, menggantikan rasa malu yang tadi menyelimuti. Senyum lebar dan matamu yang berbinar-binar memancarkan cinta yang begitu tulus, sementara uncle Shami menyambutnya dengan pelukan hangat yang selalu kamu rindukan. Di momen itu, semua rasa malu lenyap, digantikan oleh kebahagiaan murni yang hanya bisa dirasakan oleh kamu begitu menyayangi sosok yang kamu panggil “uncle.”
Setiap kali uncle Shami datang berkunjung, Nadhira merespons dengan kegembiraan. Matamu berbinar dan senyummu lebar menggambarkan betapa besar rasa cintamu terhadap sosok pamanmu. Tangan kecilmu selalu terangkat tinggi, menandakan keinginan untuk digendong, sementara tawa riangmu mengisi ruangan dengan kehangatan.
Beragam perhatian yang kamu minta pada uncle Shami, dari meminta digendong, bermain bersama, naik di punggung, berenang dan bermain di pantai, nyaris semua kemampuan yang kamu miliki ingin kamu perlihatkan pada uncle Shami.
Nadhira Naik ke Punggung Ancle Shami. Foto: Dokumen Pribadi
Setiap kali uncle Shami menggendongmu, dunia Nadhira menjadi lebih luas. Dari ketinggian bahu uncle Shami, kamu bisa melihat segala sesuatu dengan sudut pandang yang berbeda, mungkin kamu merasa lebih besar, lebih kuat, dan lebih berani.
Nadhira Telungkup di Punggung Ancle Shami. Foto: Dokumen Pribadi
Lalu, ada momen ketika uncle Shami sedang push-up. Nadhira dengan cekatan menaiki punggungnya, seolah punggung itu adalah bukit yang siap ditaklukkan. Setiap gerakan naik-turun dari tubuh uncle Shami membuat Nadhira tergelak-gelak, suaramu menggema riang di seluruh ruangan. Di setiap hitungan, tawa Nadhira semakin keras, seolah seluruh dunia adalah tempat bermain yang penuh kegembiraan.
Nadhira Duduk di Punggung Ancle Shami. Foto: Dokumen Pribadi
Duduk di punggung uncle Shami saat ia push-up tidak sekadar permainan bagi Nadhira, melainkan petualangan kecil yang penuh tawa dan canda. Tubuh mungilmu bergerak mengikuti ritme, dan setiap kali uncle Shami mengangkat tubuhnya, Nadhira merasa seolah sedang melayang, merasakan sensasi yang begitu menyenangkan. Tak ada yang lebih menggembirakan bagi Nadhira selain berada di sana, menunggangi “gunung” uncle Shami yang bergerak naik-turun tanpa henti.
Nadhira Naik Tangga Prosotan Ditemani Ancle Shami. Foto: Dokumen Pribadi
Bagimu momen-momen ini adalah sumber kebahagiaan. Setiap tawa dan gelak yang keluar dari bibir mungilmu adalah ungkapan rasa cinta dan kedekatan dengan uncle Shami. Di punggung uncle Shami, Nadhira menemukan dunia sendiri, dunia yang penuh tawa, keamanan, dan cinta. Kebahagiaani ini akan selalu kamu kenang dengan penuh sukacita.
Nadhira Dibiarkan Naik Sendiri di Tangga Prosotan Dipandu Ancle Shami. Foto: Dokumen Pribadi
Demikian halnya jika kamu ke kolam renang bersama uncle Shami, wajah kecilmu segera berseri-seri dengan kegembiraan yang tak terbendung. Air yang jernih seolah memanggilmu, dan dengan semangat yang menggebu, kamu menaiki tangga dan meluncur dari perosotan ke dalam air, disambut oleh uncle Shami yang selalu siap menangkapmu.
Setiap cipratan air dan tawa yang riuh membuat momen itu terasa seperti petualangan tak berujung. Berenang bersama uncle Shami menjadi saat-saat di mana Nadhira merasa bebas, berenang ke sana kemari dengan riangnya, sementara uncle Shami selalu berada di sampingmu untuk memastikan memberikan rasa aman dan kegembiraan.
Nadhira Meluncur di Prosotan Dipandu Ancle Shami. Foto: Dokumen Pribadi
Tak hanya di kolam renang, kegembiraan Nadhira terus berlanjut saat kamu berdua pergi ke pantai. Di sana, Nadhira dan uncle Shami berubah menjadi arsitek-arsitek kecil, membangun kastil pasir yang megah. Dengan tangan mungilmu, Nadhira dengan penuh antusias menggali, menyusun, dan menghias istana pasirnya, sementara uncle Shami ikut membantu dengan penuh canda tawa. Setiap kali ombak datang dan menghancurkan bangunan kastilmu, Nadhira tidak pernah kecewa, malah tertawa dan segera mengajak uncle Shami untuk membangunnya kembali, seolah tak ada yang bisa merusak kegembiraan kalian berdua.
Di pantai, Nadhira juga menikmati momen-momen berlarian di pasir bersama uncle Shami. Kaki kecilmu yang basah oleh air laut meninggalkan jejak di pasir, dan setiap langkahmu disertai tawa riang yang tak ada habisnya. Bermain pasir dengan uncle Shami, merasakan kelembutan butiran pasir di antara jari-jarimu, adalah salah satu bentuk kebahagiaan yang sederhana namun begitu berharga. Bagi Nadhira, setiap detik yang kamu habiskan di samping uncle Shami, baik di kolam renang maupun di pantai, adalah kenangan manis yang membentuk dunia kecilmu penuh cinta dan tawa.
Cucuku tersayang
Tahukah kamu bahwa hubungan istimewa yang terjalin antara dirimu dengan uncle Shami memiliki keistimewaan tersendiri dalam konteks psikologi perkembangan. Hal itulah yang membuat nenek Puang Ina sangat berterima kasih pada apa yang dilakukan oleh uncle Shami.
Melalui interaksi yang penuh kasih sayang dan canda tawa, Nadhira belajar merasakan kehadiran sosok dewasa yang memberikan rasa aman dan dukungan emosional. Dalam masa perkembanganmu kedekatan ini penting untuk membentuk kepercayaan diri dan rasa percaya pada dunia sekitarmu. Cucuku, setiap pelukan hangat, tawa, dan perhatian dari uncle Shami menegaskan kepada Nadhira bahwa kamu dicintai dan diterima sepenuhnya, yang akan menjadi dasar kuat bagi perkembangan emosionalmu di kemudian hari.
Selain itu, aktivitas fisik yang kamu lakukan bersama, seperti berenang, bermain pasir, dan bahkan permainan seperti naik di punggung uncle Shami saat push-up, membantu Nadhira mengembangkan keterampilan motorik dan koordinasi tubuh. Melalui gerakan-gerakan ini, kamu belajar mengenali batasan fisikmu, mengembangkan keseimbangan, dan memperkuat otot-ototmu.
Namun, yang lebih penting, Nadhira juga belajar menikmati aktivitas fisik dengan cara yang menyenangkan, sehingga tubuhmu tidak hanya tumbuh dengan sehat, tetapi juga terintegrasi dengan pengalaman positif yang menyenangkan.
Hubungan ini juga memberikan Nadhira pelajaran tentang ikatan sosial dan emosional yang sehat. Melalui interaksi yang konsisten dan menyenangkan dengan uncle Shami, Nadhira belajar bagaimana menjalin hubungan yang positif dengan orang lain. Nadhira belajar tentang kerja sama, empati, dan bagaimana membangun kepercayaan dalam sebuah hubungan. Nadhira tanpa sadar merasakan kebebasan yang tak terbatas. Lebih dari itu, hubungan emosional dengan uncle Shami memperkuat rasa percaya diri Nadhira. Nadhira belajar bahwa ada seseorang yang selalu ada untukmu, yang selalu memberikan perhatian dan cinta tanpa syarat.
Pengalaman-pengalaman ini akan membekas dalam dirimu, membantu membentuk cara pandangmu tentang hubungan sosial dan membangun fondasi untuk interaksi yang sehat di masa depan. Dengan kehadiran uncle Shami, Nadhira bukan hanya menikmati masa kecil yang penuh tawa, tetapi juga mendapatkan bekal penting untuk pertumbuhan emosional dan sosial.
Makassar, 11 Agustus 2024
September 7, 2024 at 8:26 am
Sahril
Keren bu, luar biasa
September 3, 2024 at 9:36 am
Sri Rahayu
Kebayang betapa bangganya Nadhira mempunyai Eyang Uti seperti Bunda Telly…
September 3, 2024 at 9:35 am
Sri Rahayu
Bisa kebayang bangganya Nadhira mempunyai Eyang Uti (Bhs. Jawa) seperti Bunda Telly… Hebat Bunda…
September 3, 2024 at 4:35 am
Much. Khoiri
Catatan yang bagus tentang Nadhira. Jika suatu saat Nadhira membacanya, dia pastilah akan terharu.dot.com