September 11, 2023 in Haji dan Umrah, Uncategorized

Jabal Rahmah. Di Sini Langit dan Bumi Bersatu

Jabal Rahmah. Di Sini Langit dan Bumi Bersatu

Oleh Telly D


“Di Jabal Rahmah, dosa-dosa tak lebih kuat dari kemurahan Allah yang tiada batas.” (Telly D)

Jabal Rahmah bukit yang sangat fenomenal. Merupakan titik konvergensi antara sejarah, spiritualitas, ilmu pengetahuan, dan sosial. Tempat merangkul keragaman manusia dan menghubungkan mereka dengan esensi keberadaan, keagungan Allah, dan keabadian iman.

Jabal Rahmah? Jemaah haji atau umrah tentu mengenalnya. Sebuah gunung yang terletak di Makkah. Letaknya 300 meter dari sisi timur Padang Arafah. Dari Makkah hanya memerlukan 20 menit untuk sampai di sana jika berkendaraan mobil.

Jabal Rahmah, berada dalam kawasan Arafah di mana ibadah wukuf dilakukan. Jabal Rahmah tidak sekadar gunung batu di tengah padang pasir. Ia adalah sejarah, yang syarat memori kejadian yang membentuk esensi manusia.

Diyakini sebagai tempat pertemuan Nabi Adam dan Hawa setelah diturunkan dari surga dan terpisah selama 200 tahun. Di Jabal Rahmah, mereka dipertemukan kembali menemukan rahmat kasih sayang serta pengampunan dari Yang Maha Kuasa.

Tempat ini juga tempat Nabi Ibrahim AS bermimpi tiga kali diperintahkan Allah untuk menyembelih putranya Nabi Ismail AS.

Namun, daya tarik Jabal Rahmah tidak terbatas pada kisah masa lalu. Ia adalah tempat pengabulan doa, pada tanggal 9 Zulhijah pada penanggalan Hijriah. Lebih dari dua juta umat Islam dari berbagai pelosok dunia berkumpul untuk melaksanakan puncak ibadah haji, ibadah wukuf. Doa dan zikir dilantunkan kepada Allah dengan intensitas luar biasa dimana manusia merenung dengan hati penuh penyesalan dan pengharapan.

Jabal Rahmah pada Tgl 9 Zul Hijjah. Foto: Dokumen Pribadi


Dalam hadis ini, Nabi Muhammad SAW dengan tegas menggambarkan bahwa inti dari ibadah Haji adalah wukuf di Arafah. “Al-Haji adalah ‘Arafah.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, dan Ibnu Majah).

Ini menunjukkan bahwa momen wukuf di Arafah memiliki makna yang sangat dalam dan penting dalam konteks ibadah Haji secara keseluruhan.

Jabal Rahmah telah menjadi saksi dari ribuan tangisan, tawa, dan rintihan manusia yang mengalir menuju Allah. Di sinilah langit dan bumi bersatu, dimana doa-doa diterima sebagaimana janji-Nya.

Jabal Rahmah pada Tgl 9 Zul Hijjah. Foto: Dokumen Pribadi


Tidak hanya itu, Jabal Rahmah juga merupakan tempat di mana ayat terakhir Al-Quran turun kepada Nabi Muhammad SAW. Di saat kesempurnaan wahyu Allah diringkas dalam beberapa kata yang menerangkan larangan untuk makan hewan tertentu, himbauan untuk tidak melalukan undi nasib dan menekankan bahwa agama Islam adalah agama yang paling sempurna. (QS.Al-Maidah 3)

Jabal Rahmah menjadi tempat terakhir penyampaian-Nya kepada manusia. Hal ini menjadi pengingat bahwa Islam adalah ajaran yang lengkap dan kesempurnaan-Nya mencakup semua dimensi kehidupan.

Naik Unta di Jabal Rahmah. Foto: Dokumen Pribadi


Jabal Rahmah jantung spiritual dunia Islam. Ia adalah tempat di mana masa lalu dan masa kini saling berpaut. Di sini rahmat, pengampunan, dan kedamaian dirasakan dengan begitu nyata.
Di sini manusia menemukan dirinya dalam getaran spiritual yang begitu spektakuler. Titik spiritual yang mengikat kisah awal manusia dengan iman dan pengharapan.

Dalam konteks geologi Jabal Rahmah berada dalam Zona Pegunungan Batu Kapur Arab, memberikan wawasan tentang formasi geologi dan proses geodinamika yang telah membentuknya selama ribuan tahun. Bukit ini adalah hasil dari erosi alami dan proses tektonik yang melibatkan endapan batuan kapur.

Selain itu, perjalanan spiritual jamaah haji dan umrah ke Jabal Rahmah juga memunculkan aspek psikologis dan sosial yang menarik. Tempat ini menjadi medan di mana ribuan individu berkumpul dalam tujuan bersama. Pengalaman ini menciptakan ikatan sosial dan saling pengertian antar jamaah yang mencerminkan makna umat Islam yang bersatu.

Jabal Rahmah juga memiliki signifikansi linguistik dalam sejarah Islam. Tempat menjadi lokasi terakhir di mana ayat-ayat terakhir Al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Peristiwa ini menjadi puncak dari wahyu Ilahi yang membawa petunjuk dan pedoman bagi umat manusia.
Sehingga tidak salah ungkapan bahwa Jabal Rahmah adalah tempat di mana dimensi keagamaan, geologi, dan sosial saling berpadu. Ini adalah titik konvergensi antara spiritualitas, sejarah, dan ilmu pengetahuan.

Berziarah ke tempat ini tidak hanya dari sudut pandang agama, tetapi juga ilmiah, dapat merasakan daya tarik yang luar biasa dari tempat ini, mencerminkan kompleksitas dan kedalaman dari perjalanan manusia menuju makna yang lebih tinggi.

Hal itu juga yang membuat jabal Rahmah memiliki banyak julukan. Jabal Rahmah bermakna gunung kasih sayang. Jabal Taubah yaitu gunung taubat (pengampunan) dan Jabal Dua yang berarti gunung untuk berdo’a.

Saya termasuk orang yang tidak mau kehilangan kesempatan untuk berwisata religi ke Jabal Rahmah menikmati suasana yang ada ketika selesai melakukan ibadah haji ataupun ibadah umrah.

Jabal Rahmah jantung spiritual dunia Islam. Ia adalah tempat di mana masa lalu dan masa kini saling berpaut. Di sini rahmat, pengampunan, dan kedamaian dirasakan dengan begitu nyata.
Di sini manusia menemukan dirinya dalam getaran spiritual yang begitu spektakuler. Titik spiritual yang mengikat kisah awal manusia dengan iman dan pengharapan.

Dalam konteks geologi Jabal Rahmah berada dalam Zona Pegunungan Batu Kapur Arab, memberikan wawasan tentang formasi geologi dan proses geodinamika yang telah membentuknya selama ribuan tahun. Bukit ini adalah hasil dari erosi alami dan proses tektonik yang melibatkan endapan batuan kapur.

Selain itu, perjalanan spiritual jamaah haji dan umrah ke Jabal Rahmah juga memunculkan aspek psikologis dan sosial yang menarik. Tempat ini menjadi medan di mana ribuan individu berkumpul dalam tujuan bersama. Pengalaman ini menciptakan ikatan sosial dan saling pengertian antar jamaah yang mencerminkan makna umat Islam yang bersatu.

Jabal Rahmah juga memiliki signifikansi linguistik dalam sejarah Islam. Tempat menjadi lokasi terakhir di mana ayat-ayat terakhir Al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Peristiwa ini menjadi puncak dari wahyu Ilahi yang membawa petunjuk dan pedoman bagi umat manusia.
Sehingga tidak salah ungkapan bahwa Jabal Rahmah adalah tempat di mana dimensi keagamaan, geologi, dan sosial saling berpadu. Ini adalah titik konvergensi antara spiritualitas, sejarah, dan ilmu pengetahuan.

Berziarah ke tempat ini tidak hanya dari sudut pandang agama, tetapi juga ilmiah, dapat merasakan daya tarik yang luar biasa dari tempat ini, mencerminkan kompleksitas dan kedalaman dari perjalanan manusia menuju makna yang lebih tinggi.

Hal itu juga yang membuat jabal Rahmah memiliki banyak julukan. Jabal Rahmah bermakna gunung kasih sayang. Jabal Taubah yaitu gunung taubat (pengampunan) dan Jabal Dua yang berarti gunung untuk berdo’a.

Saya termasuk orang yang tidak mau kehilangan kesempatan untuk berwisata religi ke Jabal Rahmah menikmati suasana yang ada ketika selesai melakukan ibadah haji ataupun ibadah umrah.

Di Puncak Jabal Rahmah. Foto: Dokumen Pribadi


Tinggi Jabal Rahmah hanya 454 m, tidak memerlukan alat dan kecakapan khusus mendakinya jika keadaan tidak ramai dan berdesakan 15-20 menit saya sudah dapat tiba di puncaknya.

Ada anak tangga yang dibangun oleh pemerintah Arab Saudi yang konon jumlahnya +106 anak tangga. Saya tidak pernah menghitungnya. Untuk mencapai puncaknya bisa melalui tangga atau langsung mendaki bebatuan di bukit tersebut. Ada jalan setapak yang bisa memandu sampai di puncak.

Area Jabal Rahmah. Foto: Dokumen Pribadi


Puncak Jabal Rahmah ditandai dengan monumen putih dari beton persegi panjang dengan lebar 1,8 meter dan tinggi 8 meter.

Ini area yang dianggap sebagai tempat pertemuan Nabi Adam dan Hawa. Bebatuan dan batuan alam membentuk latar belakang yang dramatis, mengingatkan saya akan perjalanan panjang Nabi Adam dan Hawa dalam memohon pengampunan Allah sehingga dapat dipertemukan. Dari puncak Jabal Rahmah saya bisa memandang ke bawah.

Jamaah Haji dan Tenda-tenda di Mina. Foto: Dokumen Pribadi


Ketika saya mendaki di musim haji, akan terlihat padang Arafah yang dipenuhi tenda-tenda putih dan lautan manusia yang berpakaian ihram berwarna putih. Bahkan Jabal Rahmah dipenuhi jamaah bak kue bolu yang dikerumuni jutaan semut putih.

Jutaan tenda terhampar bejejer menyesaki padang Arafah dan jutaan manusia berkumpul dari berbagai pelosok negara untuk bersama-sama melakukan ibadah wukuf. Atmosfir Padang Arafah dan Jabal Rahmah sangat spektakuler, tenggelam oleh lautan zikir dan do’a. saya suka merinding dan berpikir apa seperti itu kondisi Padang Mahsyar jika kelak kami dibangkitkan?

Melihat hal itu saya merenung dari puncak Rahmah. Saya merenung hubungan Arafah dan Jabal Rahmah keduanya mengandung makna pertaubatan dan pengampunan.

Di Arafah, jemaah Haji dapat melakukan ibadah wukuf, merenungkan dosa-dosa mereka, berdoa untuk pengampunan, dan bertaubat kepada Allah. Di Jabal Rahmah, tempat pertemuan Nabi Adam dan Hawa setelah keluar dari surga. Ini adalah contoh pertobatan dan pengampunan pertama dalam sejarah manusia.

Kedua tempat ini mengingatkan saya tentang pentingnya merenungkan kesalahan, memohon pengampunan, dan kembali kepada Allah.

Arafah juga mengingatkan saya pada kisah Nabi Ibrahim dan keluarganya, terutama tindakan Ibrahim meletakkan Nabi Isma’il di tempat yang kini dikenal sebagai Bukit Rahmah untuk disembelih.

Di sisi lain, Jabal Rahmah menghubungkan saya dengan sejarah Nabi Adam dan Hawa, mengingatkan akan kesalahan pertama manusia dan bagaimana Allah memberikan pengampunan kepada mereka. Kedua kisah ini menyoroti peran pertaubatan dan pengampunan.

Jabal Rahmah. Foto: Dokumen Pribadi


Baik Arafah maupun Jabal Rahmah menekankan kerendahan hati di hadapan Allah. Di Arafah, jemaah Haji mengenakan pakaian ihram yang sederhana, menunjukkan kesetaraan dan kerendahan hati di hadapan Tuhan.

Di Jabal Rahmah, tempat di mana dosa-dosa pertama kali diampuni. Saya melihat kerendahan hati Nabi Adam dan Hawa saat mereka merenungkan perbuatan mereka dan memohon pengampunan.

Keduanya membawa pesan tentang pengampunan Allah yang luas. Wukuf di Arafah isyarat pada saya bahwa Allah Maha Pengampun dan Siap Menerima Pertaubatan. Jabal Rahmah menunjukkan bahwa Allah memberikan pengampunan kepada mereka yang tulus bertaubat dan kembali kepada-Nya.

Hubungan antara Jabal Rahmah dan wukuf di Arafah melampaui jarak fisik di antara keduanya. Keduanya memiliki makna yang dalam, dalam konteks pertaubatan, pengampunan, dan upaya manusia untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Sejarah dan spiritualitas ini mengikat keduanya sebagai bagian yang penting dari perjalanan spiritual umat Islam selama ibadah Haji.

Namun jika saya ke Jabal Rahmah ketika ziarah di musim umrah keadaannya sangat berbeda. Tenda-tenda di Padang Arafah sudah tidak ada, saya hanya bisa menemukan blok-blok jejak tenda didirikan yang ditandai dengan jejeran bangunan kamar mandi/toilet dan wastafel tempat berwudhu.

Kondisi itu membuat saya bisa menikmati naik unta sebelum mendaki Jabal Rahmah. berfoto sebagai kenangan bahwa saya pernah ke sana.

Banyak aktivitas yang Jemaah lakukan ketika berziarah ke Jabal Rahmah. Orang-orang yang datang ke Jabal Rahmah umumnya melakukan berbagai hal.

Ada yang merenungkan sejarah pertemuan Nabi Adam dan Hawa serta makna pertaubatan dan pengampunan. Ini terlihat dari mereka melakukan doa dan munajat, memohon pengampunan, keberkahan, dan petunjuk dari Allah.

Beberapa orang terlihat membaca ayat-ayat Al-Quran di tempat ini sebagai bentuk ibadah dan kontemplasi, berziarah ke area di sekitar bukit untuk merasakan aura spiritual dan kesucian tempat ini. Ada yang duduk atau berlutut di tanah, mengekspresikan kerendahan hati mereka di hadapan Allah dan mengenang pertemuan Nabi Adam dan Hawa.

Namun ada juga beberapa orang membawa botol air untuk mengambil sedikit tanah dari tempat tersebut, diyakini sebagai tanda berkah dan memiliki nilai spiritual. Bahkan ada yang menyimpan foto, KTP, dan menulis nama dan pasangannya di tugu pertemuan Adam dan Hawa.

Tempat ini dipercaya sebagian orang sebagai tempat yang makbul untuk berdoa mendapatkan jodoh atau pasangan hidup.

Di puncak Rahmah saya merenung kesalahan-kesalahan yang ingin saya perbaiki. Ada rasa penyesalan telah melakukan kesalahan dan kehilafan. Namun, saya memiliki rasa harapan yang tumbuh dalam diri, mengingat bahwa Allah senantiasa membuka pintu pengampunan bagi hamba-Nya yang berusaha memperbaiki diri.

Saya merasa beruntung karena telah memiliki kesempatan untuk merasakan atmosfer yang khusyuk dan menginspirasi di Jabal Rahmah.

Kisah Adam dan Hawa di Jabal Rahmah adalah cerminan tentang pentingnya ketaatan, pertaubatan, dan pengampunan dalam agama Islam. Melalui perjalanan mereka, saya belajar bahwa kehidupan manusia penuh dengan ujian dan kesalahan, namun Allah selalu memberi peluang untuk bertaubat dan mendapatkan pengampunan. Jabal Rahmah menjadi lambang kasih sayang Allah yang tak terbatas dan simbol pengharapan bagi setiap individu yang ingin mendekatkan diri kepada-Nya.

Dengan hati yang penuh harap, saya berdo’a
Allaahummaghfirli watub ‘alayya wa-a’thinii su’lii wawajjih liyal khaira ainamaa tawajjahtu. Subhaanallaahu walhamdu lillaahi walaa ilaaha illallaahu wallaahu akbaru.
“Ya Allah, ampuni aku, terima tobatku, penuhi permintaanku, hadapkan aku pada kebaikan di manapun aku menghadapkan diri. Maha Suci Allah, Segala Puji hanya bagi Allah, dan tidak ada Tuhan selain Allah, dan Allah Maha Besar.”

Makkah, Mei 2023


Di Atas Jabal Rahmah. Foto: Dokumen Pribadi
Tinggi Jabal Rahmah hanya 454 m, tidak memerlukan alat dan kecakapan khusus mendakinya jika keadaan tidak ramai dan berdesakan 15-20 menit saya sudah dapat tiba di puncaknya.

Ada anak tangga yang dibangun oleh pemerintah Arab Saudi yang konon jumlahnya +106 anak tangga. Saya tidak pernah menghitungnya. Untuk mencapai puncaknya bisa melalui tangga atau langsung mendaki bebatuan di bukit tersebut. Ada jalan setapak yang bisa memandu sampai di puncak.

Area Jabal Rahmah. Foto: Dokumen Pribadi
Puncak Jabal Rahmah ditandai dengan monumen putih dari beton persegi panjang dengan lebar 1,8 meter dan tinggi 8 meter.

Ini area yang dianggap sebagai tempat pertemuan Nabi Adam dan Hawa. Bebatuan dan batuan alam membentuk latar belakang yang dramatis, mengingatkan saya akan perjalanan panjang Nabi Adam dan Hawa dalam memohon pengampunan Allah sehingga dapat dipertemukan. Dari puncak Jabal Rahmah saya bisa memandang ke bawah.


Jamaah Haji dan Tenda-tenda di Mina. Foto: Dokumen Pribadi
Ketika saya mendaki di musim haji, akan terlihat padang Arafah yang dipenuhi tenda-tenda putih dan lautan manusia yang berpakaian ihram berwarna putih. Bahkan Jabal Rahmah dipenuhi jamaah bak kue bolu yang dikerumuni jutaan semut putih.

Jutaan tenda terhampar bejejer menyesaki padang Arafah dan jutaan manusia berkumpul dari berbagai pelosok negara untuk bersama-sama melakukan ibadah wukuf. Atmosfir Padang Arafah dan Jabal Rahmah sangat spektakuler, tenggelam oleh lautan zikir dan do’a. saya suka merinding dan berpikir apa seperti itu kondisi Padang Mahsyar jika kelak kami dibangkitkan?

Melihat hal itu saya merenung dari puncak Rahmah. Saya merenung hubungan Arafah dan Jabal Rahmah keduanya mengandung makna pertaubatan dan pengampunan.

Di Arafah, jemaah Haji dapat melakukan ibadah wukuf, merenungkan dosa-dosa mereka, berdoa untuk pengampunan, dan bertaubat kepada Allah. Di Jabal Rahmah, tempat pertemuan Nabi Adam dan Hawa setelah keluar dari surga. Ini adalah contoh pertobatan dan pengampunan pertama dalam sejarah manusia.

Kedua tempat ini mengingatkan saya tentang pentingnya merenungkan kesalahan, memohon pengampunan, dan kembali kepada Allah.

Arafah juga mengingatkan saya pada kisah Nabi Ibrahim dan keluarganya, terutama tindakan Ibrahim meletakkan Nabi Isma’il di tempat yang kini dikenal sebagai Bukit Rahmah untuk disembelih.

Di sisi lain, Jabal Rahmah menghubungkan saya dengan sejarah Nabi Adam dan Hawa, mengingatkan akan kesalahan pertama manusia dan bagaimana Allah memberikan pengampunan kepada mereka. Kedua kisah ini menyoroti peran pertaubatan dan pengampunan.

Jabal Rahmah. Foto: Dokumen Pribadi

Baik Arafah maupun Jabal Rahmah menekankan kerendahan hati di hadapan Allah. Di Arafah, jemaah Haji mengenakan pakaian ihram yang sederhana, menunjukkan kesetaraan dan kerendahan hati di hadapan Tuhan.

Di Jabal Rahmah, tempat di mana dosa-dosa pertama kali diampuni. Saya melihat kerendahan hati Nabi Adam dan Hawa saat mereka merenungkan perbuatan mereka dan memohon pengampunan.

Keduanya membawa pesan tentang pengampunan Allah yang luas. Wukuf di Arafah isyarat pada saya bahwa Allah Maha Pengampun dan Siap Menerima Pertaubatan. Jabal Rahmah menunjukkan bahwa Allah memberikan pengampunan kepada mereka yang tulus bertaubat dan kembali kepada-Nya.

Hubungan antara Jabal Rahmah dan wukuf di Arafah melampaui jarak fisik di antara keduanya. Keduanya memiliki makna yang dalam, dalam konteks pertaubatan, pengampunan, dan upaya manusia untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Sejarah dan spiritualitas ini mengikat keduanya sebagai bagian yang penting dari perjalanan spiritual umat Islam selama ibadah Haji.

Namun jika saya ke Jabal Rahmah ketika ziarah di musim umrah keadaannya sangat berbeda. Tenda-tenda di Padang Arafah sudah tidak ada, saya hanya bisa menemukan blok-blok jejak tenda didirikan yang ditandai dengan jejeran bangunan kamar mandi/toilet dan wastafel tempat berwudhu.

Kondisi itu membuat saya bisa menikmati naik unta sebelum mendaki Jabal Rahmah. berfoto sebagai kenangan bahwa saya pernah ke sana.

Banyak aktivitas yang Jemaah lakukan ketika berziarah ke Jabal Rahmah. Orang-orang yang datang ke Jabal Rahmah umumnya melakukan berbagai hal.

Ada yang merenungkan sejarah pertemuan Nabi Adam dan Hawa serta makna pertaubatan dan pengampunan. Ini terlihat dari mereka melakukan doa dan munajat, memohon pengampunan, keberkahan, dan petunjuk dari Allah.

Beberapa orang terlihat membaca ayat-ayat Al-Quran di tempat ini sebagai bentuk ibadah dan kontemplasi, berziarah ke area di sekitar bukit untuk merasakan aura spiritual dan kesucian tempat ini. Ada yang duduk atau berlutut di tanah, mengekspresikan kerendahan hati mereka di hadapan Allah dan mengenang pertemuan Nabi Adam dan Hawa.

Namun ada juga beberapa orang membawa botol air untuk mengambil sedikit tanah dari tempat tersebut, diyakini sebagai tanda berkah dan memiliki nilai spiritual. Bahkan ada yang menyimpan foto, KTP, dan menulis nama dan pasangannya di tugu pertemuan Adam dan Hawa.

Tempat ini dipercaya sebagian orang sebagai tempat yang makbul untuk berdoa mendapatkan jodoh atau pasangan hidup.

Di puncak Rahmah saya merenung kesalahan-kesalahan yang ingin saya perbaiki. Ada rasa penyesalan telah melakukan kesalahan dan kehilafan. Namun, saya memiliki rasa harapan yang tumbuh dalam diri, mengingat bahwa Allah senantiasa membuka pintu pengampunan bagi hamba-Nya yang berusaha memperbaiki diri.

Saya merasa beruntung karena telah memiliki kesempatan untuk merasakan atmosfer yang khusyuk dan menginspirasi di Jabal Rahmah.

Kisah Adam dan Hawa di Jabal Rahmah adalah cerminan tentang pentingnya ketaatan, pertaubatan, dan pengampunan dalam agama Islam. Melalui perjalanan mereka, saya belajar bahwa kehidupan manusia penuh dengan ujian dan kesalahan, namun Allah selalu memberi peluang untuk bertaubat dan mendapatkan pengampunan. Jabal Rahmah menjadi lambang kasih sayang Allah yang tak terbatas dan simbol pengharapan bagi setiap individu yang ingin mendekatkan diri kepada-Nya.

Dengan hati yang penuh harap, saya berdo’a
Allaahummaghfirli watub ‘alayya wa-a’thinii su’lii wawajjih liyal khaira ainamaa tawajjahtu. Subhaanallaahu walhamdu lillaahi walaa ilaaha illallaahu wallaahu akbaru.
“Ya Allah, ampuni aku, terima tobatku, penuhi permintaanku, hadapkan aku pada kebaikan di manapun aku menghadapkan diri. Maha Suci Allah, Segala Puji hanya bagi Allah, dan tidak ada Tuhan selain Allah, dan Allah Maha Besar.”

Makkah, Mei 2023




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

By browsing this website, you agree to our privacy policy.
I Agree