Belajar Dari Kekalahan
Belajar dari kekalahan
Saya lagi meluruskan badan, mengaso sejenak setelah perjalanan panjang beribadah dimalam hari. Usia membuat punggung ini sudah mengeluh dan mengirim siyal meminta perhatian dengan kekakuannya. Kapan terakhir saya berolah raga……..??? sebaiknya saya beristirahat saja sambil mendengarkan Blantik literasi.
Blantik literasi punya Much Khoiri seorang dosen yang menamakan dirinya penggerak lierasi. Akhir-akhir ini saya suka menikmati kepiawaiannya dalam memamerkan kemampuannya mengolah kata-kata yang dia miliki.
Diam-diam saya iri dengan hal itu, memerlukan berapa lama mengasah kemampuan seperti itu….. bersemangat ….. kataku pada diriku, paling tidak saya punya hal baru untuk dipelajari.
Saya terpesona dengan caranya memilih ungkapan yang mewakili dirinya untuk hadir dihadapan kami menyampaikan pesan. Belajar dari kemiskinan untuk dapat hidup dengan bijak sekaligus memperpendek jarak dengan sang maha pencipta.
…..sederhana tapi pesan itu sampai……..kepala saya mengangguk membenarkan, jadi ingat kenangan lama.
Di masa muda hampir semua kejuaraan yang saya ikuti sayalah pemenangnya. Mulai dari prestasi sekolah sampai olah raga gampang saja saya meraihnya. Namun ketika saya telah menjadi atlit nasional karate maka saya tak mampu untuk mempertahankan prestasi sekolah itu. Saya terpuruk dan harus menelan yang namanya kekalahan.
Betapa banyaknya yang saya pelajari dari kekalahan. Saya belajar tersenyum menyembunyikan perasaan saya yang pilu, saya belajar menegakkan kepala ketika ingin saya sembunyikan, saya belajar rendah hati dan berjiwa besar mengakui kelebihan orang, saya belajar ikut menikmati keberhasilan orang dan yang paling utama kekalahan mengajari saya getir dan pahitnya air ludah jika tertelan.
Alangkah mudahnya menikmati kemenangan, mudah saja tersenyum lebar dan membusungkan dada. Mengangkat tangan setinggi yang diinginkan dan meneriakkan sorak kemenangan selantang yang diinginkan, dan semua orang mau menyediakan dirinya dengan sukacita terlarut dengan kemenangan itu.
Ya Allah demikianlah hidup ini dijalani, akhirnya berpulang bagaimana setiap proses itu mampu mengungkap makna yang sebenarnya sehingga mampu memperpendek jarak denganMu Ya Robb.
Pak Khoiri, pagi ini saya belajar banyak melalui Blantik literasi bapak. Saya yakin bahwa seperti itulah tujuan bapak menyapa kami setiap pagi, semoga ini tercatat di buku langit. Bapak sukses menyalakan tungku hasrat untuk mau belajar menulis terussss…. pada diri saya..
Terima kasih
Makassar 19 Mei 2021
Daswatia astuty D
Ditulis di jl Monumen Emmy saelan III/27
Makassar 90222
Sulsel
January 22, 2024 at 1:24 am
googletest
I just like the helpful info you provide to your articles.
I will bookmark your weblog and test once more here regularly.
I am slightly sure I’ll be told many new stuff proper right here!
Good luck for the next!