TANGGA MASJID PENUH LUMPUR

Pentigraf
TANGGA MASJID PENUH LUMPUR
Oleh: Telly D.
Ilyas berdiri gagah di mimbar masjid yang baru direnovasi. Suaranya lantang, penuh ayat dan hikmah. Jamaah memandangnya dengan kagum ustaz muda yang dulunya anak nakal, kini jadi panutan. Tapi pagi itu, mata Ilyas membeku. Di tangga masjid, Bahri berdiri, mengenakan baju kumal dan membawa sajadah yang masih basah oleh embun. Ia baru keluar dari penjara seminggu lalu. Tak ada yang menyambut, kecuali diam.
Mereka pernah berbagi rokok di balik pos ronda, mencuri ayam demi uang sekolah, dan saling menutupi dosa remaja. Kini jarak mereka sepanjang khutbah. Saat salat dimulai, Ilyas tetap tak menoleh. Bahri berada di saf belakang, di antara anak-anak yang tak tahu siapa dia. Usai salat, Bahri berlalu tanpa bicara, menuruni tangga yang masih basah oleh lumpur hujan semalam.
Tiga hari kemudian, sebuah amplop diselipkan di pintu rumah Ilyas. Isinya sepotong kertas yang dilipat rapi, dengan tinta yang ditekan keras. “Kau ceramah soal tobat… tapi lupa siapa yang mengajakku mencuri pertama kali.”
Makassar, Mei 2025
May 29, 2025 at 5:02 am
Harley507
https://shorturl.fm/bODKa