Bodoh Amat
Bodoh Amat
Oleh: Telly D.
Pernah nggak sih, kamu merasa apa pun yang kamu lakukan selalu salah di mata orang lain? Lagi semangat kerja keras, tapi belum kaya, langsung dicap malas. Giliran sukses dan punya uang, malah dituduh sombong karena nggak mau minjemin duit. Kalau hemat dibilang pelit, kalau boros dibilang nggak tahu cara hidup. Serasa jadi karakter sinetron yang hidupnya selalu jadi bahan gosip tetangga. Tapi, di tengah semua drama ini, ada satu trik hidup yang harus kita pelajari; “bodoh amat.”
“Bodoh amat” bukan berarti kita benar-benar bodoh dan nggak peduli sama apa pun. Ini adalah seni memilih apa yang pantas kita pikirkan dan apa yang sebaiknya diabaikan. Ini seperti membuang beban yang nggak perlu agar kita bisa fokus pada hal-hal yang benar-benar penting.
Bayangkan, hidup ini seperti kamu lagi naik becak di jalan ramai. Ada orang teriak dari jauh, “Eh, kenapa naik becak? Jalan kaki aja biar sehat!” Lalu, ada juga yang bilang, “Kenapa nggak naik mobil biar lebih cepat?” Kalau kamu dengar semua suara itu, kamu nggak akan sampai tujuan. “Bodoh amat” adalah cara untuk terus fokus pada tujuanmu, tanpa terganggu omongan orang di pinggir jalan.
Kenapa Kita Perlu “Bodoh Amat?”
Karena dunia ini terlalu ramai dengan opini yang sering kali bikin kepala pusing. Contoh-contoh di bawah ini pasti relate banget.
Miskin, Dibilang Malas
Kamu lagi kerja keras dari pagi sampai malam, tapi karena hasilnya belum terlihat, langsung ada yang nyinyir, “Coba kerja lebih giat lagi.” Padahal, dia sendiri tiap hari kerjanya cuma nongkrong depan warung. Kalau nggak pakai jurus “bodoh amat,” bisa-bisa kamu stres mikirin komentar orang yang nggak tahu apa-apa.
Kaya, Dibilang Sombong
Giliran kamu sukses, punya rumah bagus dan mobil kinclong, mereka datang pinjam uang. Ketika kamu bilang, “Maaf, lagi banyak kebutuhan,” gosipnya langsung naik level; “Udah kaya tapi pelit, sombong banget.” Lagi-lagi, kalau nggak pakai “bodoh amat,” kamu bakal terjebak antara rasa nggak enak dan keinginan melindungi diri.
Mau Berubah, Malah Dinyinyirin
Kamu mau mulai hidup sehat, ada aja yang bilang, “Diet? Buat apa? Udah telat.” Mau belajar bisnis, langsung ada komentar, “Ah, kayak nggak ada kerjaan aja.” Kalau kamu dengerin semua itu, ujung-ujungnya kamu nggak bakal maju ke mana-mana.
Bagaimana Cara Mempraktikkan “Bodoh Amat?”
Kenali Apa yang Penting.
Tanya pada dirimu sendiri, Apakah pendapat mereka benar-benar penting? Kalau orang yang berkomentar nggak membayari cicilanmu atau nggak memberi kontribusi dalam hidupmu, kenapa harus pusing?
Belajar dari Pohon Pisang
Pohon pisang nggak peduli apakah buahnya dipetik manusia atau dimakan monyet. Dia tetap tumbuh, berbunga, dan berbuah. Kita juga begitu fokus pada pertumbuhan diri tanpa peduli siapa yang menilai.
Jangan Selalu Coba Menyenangkan Semua Orang
Hidup ini bukan warung makan yang harus memenuhi selera semua orang. Kalau kamu terus mencoba, kamu akan kehilangan energi tanpa membuat siapa pun benar-benar puas.
Gunakan Humor Sebagai Perisai
Ketika ada yang ngomongin kamu, tertawalah. Orang-orang sibuk mikirin hidupmu, sementara kamu bisa sibuk menikmati hidupmu sendiri.
“Bodoh amat” bukan berarti kamu jadi kasar atau nggak peduli sama sekali. Ini adalah seni untuk tetap santai menghadapi tekanan, sambil tetap menjaga empati dan kepribadian yang baik.
Misalnya, ketika ada yang nyinyir soal cara hidupmu, cukup balas dengan senyuman dan berkata, “Makasih masukannya, ya,” lalu lanjutkan harimu seperti biasa. Atau kalau ada teman yang terus-terusan minta pinjaman uang, katakan, “Maaf, aku nggak bisa bantu kali ini.” Bukan sombong, tapi realistis.
Hidup ini sudah cukup sulit tanpa perlu memusingkan komentar orang. Jadi, fokuslah pada kebahagiaanmu sendiri, dan gunakan “bodoh amat” sebagai mantra harian untuk melindungi dirimu dari energi negatif.
Ingat, orang akan selalu punya sesuatu untuk dikatakan. Jadi, kenapa harus stres? Lagipula, seperti kata meme-meme bijak di internet: “Kalau hidupmu bikin mereka repot, artinya kamu sedang di atas mereka.” Santai aja, yang penting bahagia!
Makassa, 6 Januari 2025
Leave a Reply