Throw Shade
Throw Shade
Oleh: Telly D.
Pernahkah kamu berada dalam satu situasi dimana seseorang memujimu, namun, pujian itu adalah memberikan sindiran yang terselubung dan menusuk. “Wow, kamu pakai outfit itu? Berani banget, sih.” Nada kalimatnya terdengar seperti pujian, tapi sebenarnya ada ejekan terselip di sana, itulah Throw Shade seni menyindir dengan gaya.
“Throw Shade” adalah istilah slang yang berarti menyindir seseorang secara halus namun tajam. Tidak seperti kritik terang-terangan, “shade” adalah seni memberikan sindiran yang terkadang terselubung, tapi tetap menusuk.
Istilah ini memiliki akar budaya dari komunitas LGBTQ+ dan drag culture, khususnya dari era ballroom New York tahun 1980-an, yang diabadikan dalam dokumenter Paris Is Burning (1990). Dalam konteks ini, “Throw Shade” adalah cara cerdas untuk mengkritik atau menjatuhkan lawan dengan gaya dan humor, bukan dengan agresi.
Mari kita jujur; kita semua pernah merasa kesal atau ingin membalas perlakuan seseorang, tapi kadang-kadang situasinya membuat kita tidak bisa melakukannya secara langsung. Di sinilah “Throw Shade” menjadi alat yang menarik.
Ada beberapa alasan mengapa orang menggunakan sindiran ini.
Elegan, Tidak Konfrontatif
Throw Shade adalah cara menyampaikan ketidaksukaan tanpa perlu berteriak atau membuat drama besar. Orang yang menggunakan “shade” ingin menjaga citra mereka tetap keren dan terkontrol, sambil tetap memberikan pesan yang jelas.
Humor dan Hiburan
Dalam banyak kasus, “shade” tidak hanya digunakan untuk menyerang, tapi juga untuk menciptakan momen lucu yang menghibur. Misalnya, selebriti sering melakukannya di media sosial, dan penggemar menikmati drama ringan yang muncul.
Meningkatkan Posisi Sosial
Dalam beberapa komunitas, kemampuan melempar “shade” yang cerdas dianggap sebagai tanda kecerdasan sosial. Orang yang pandai melempar sindiran dianggap lebih pintar dan berpengaruh.
Namun, penting diingat bahwa meskipun “shade” sering dianggap sebagai seni, itu tetap bisa menyakiti jika dilakukan dengan niat buruk atau berlebihan.
Untuk Apa Orang Melempar Shade?
Di balik “Throw Shade“, ada motivasi yang lebih dalam daripada sekadar sindiran biasa. Berikut beberapa alasan mengapa orang memilih jalan ini.
Menjaga Harga Diri
Kadang-kadang, “shade” digunakan sebagai mekanisme pertahanan. Ketika seseorang merasa diremehkan, mereka mungkin memilih cara ini untuk menunjukkan bahwa mereka tidak bisa dianggap enteng. Contohnya, seorang artis yang mendapat kritik buruk berkata di sebuah wawancara, “Aku nggak masalah dikritik, apalagi oleh seseorang yang bahkan nggak bisa membedakan mikrofon dari sendok.”
Menghibur Diri Sendiri
Di dunia yang sering kali penuh tekanan, orang terkadang menggunakan “shade” sebagai cara untuk merasa lebih baik. Dengan melontarkan sindiran, mereka bisa melepaskan emosi tanpa membuat keributan besar.
Seni dan Ekspresi Diri
Dalam budaya tertentu, “Throw Shade” adalah seni berkomunikasi yang dianggap keren. Bukan hanya tentang menjatuhkan orang lain, tapi juga menunjukkan kemampuan berpikir cepat dan memilih kata yang tepat. Ini adalah cara seseorang menampilkan kepribadiannya.
Apakah Throwing Shade Selalu Buruk?
“Throw Shade” tidak selalu negatif, tergantung pada bagaimana, kapan, dan kepada siapa itu diarahkan. Jika digunakan dengan humor dan tanpa niat menyakiti, shade bisa menjadi cara yang menyenangkan untuk menambah warna dalam percakapan. Namun, jika digunakan dengan niat jahat, shade bisa menjadi alat yang merusak hubungan atau membuat orang lain merasa tidak dihargai.
Bagi kita, mungkin ada baiknya bertanya pada diri sendiri sebelum melempar sindiran: Apakah ini benar-benar perlu? Apakah ini akan membuat suasana lebih baik atau malah memperburuk keadaan? Menggunakan “shade” dengan bijak berarti kita tetap menjaga hubungan sosial yang sehat sambil tetap bisa menikmati sisi lucunya.
Pada akhirnya, “Throw Shade” adalah cerminan dari diri kita. Ia mengungkapkan emosi dan cara kita memandang dunia. Daripada hanya melempar bayang-bayang ke orang lain, mengapa tidak sesekali bercermin pada diri sendiri?
Alih-alih sibuk menyindir, mungkin kita bisa menggunakan energi itu untuk membangun hubungan yang lebih baik atau, siapa tahu, untuk menertawakan diri kita sendiri. Lagipula, hidup ini sudah cukup berat tanpa perlu menambah drama yang tak perlu, kan?
Makassar, 6 Januari 2025
January 9, 2025 at 9:19 am
N. Mimin Rukmini
Mantap! Terimakasih Bun! Informatif dan jadi bahan refleksi diri
January 8, 2025 at 11:21 pm
Much. Khoiri
Tulisan yang berisi. Mantap