KERINDUAN MERASUK SUKMA
Pentigraf
KERINDUAN MERASUK SUKMA
Oleh: Telly D.
Tari duduk di ruang tamunya, menatap kosong ke luar jendela. Sudah enam bulan sejak kepergian pacarnya, Arman, dalam kecelakaan tragis yang merenggut nyawanya. Setiap malam, ia merasakan kekosongan yang mendalam. Sering kali, ia merasa seakan ada sesuatu yang hilang dalam hidupnya, sebuah kehampaan yang tak bisa diisi dengan apapun. Namun, entah mengapa, setiap kali rasa rindu itu datang, Tari merasa ada kehadiran yang menenangkan di sekitarnya. Seperti sentuhan lembut di bahunya, atau desahan halus di udara, yang membuatnya merasakan kedekatan Arman seolah ia masih ada di sana.
Suatu malam yang sunyi, Tari duduk di kursi favorit Arman, memegang bantal yang masih tercium aroma parfum kesayangannya. Tiba-tiba, dia merasakan ada sesuatu yang menyentuh tangannya. Satu tangan yang familiar, hangat, dan penuh kasih. Dengan hati berdebar, Tari mengangkat wajahnya dan melihat Arman di depannya, tersenyum lembut. Dia hanya bisa memandang tanpa kata-kata, merasakan kehangatan pelukan yang sudah lama dirindukannya. Arman memeluknya dengan erat, tangan mereka saling menggenggam, seolah tak ingin berpisah lagi.
Keesokan paginya, Tari terbangun dengan perasaan aneh. Tangannya terasa hangat, seolah baru saja digenggam. Tapi Arman tak ada di sana. Ketika ia menatap ke meja kecil di sebelah tempat tidur, ia menemukan sebuah foto kecil yang selama ini hilang, foto yang hanya bisa dimiliki Arman. Dengan air mata yang mengalir, Tari menyadari bahwa pertemuan itu bukan sekadar mimpi. Arman, entah bagaimana caranya, selalu datang setiap kali ia merindukannya, untuk sekadar memeluk dan menggenggam tangannya, meskipun ia sudah tiada.
Pakuwon City, 24 November 2024
Leave a Reply