INDAHNYA SILATURAHMI
INDAHNYA SILATURAHMI
Oleh Telly D.*)
“Barangsiapa menjenguk saudaranya yang sakit, ia sedang mengetuk pintu rahmat Allah dengan penuh cinta.”
Dalam hidup ini, Allah telah menetapkan kita sebagai makhluk sosial yang saling bergantung satu sama lain. Salah satu bentuk kasih sayang yang dianjurkan dalam Islam adalah membesuk orang yang sedang sakit.
Rasulullah SAW bersabda:
“Hak seorang Muslim atas Muslim lainnya ada enam: jika engkau bertemu dengannya, ucapkanlah salam; jika ia mengundangmu, maka penuhilah undangannya; jika ia meminta nasihat, maka berilah nasihat kepadanya; jika ia bersin dan memuji Allah, doakanlah; jika ia sakit, maka jenguklah; dan jika ia meninggal, maka iringilah jenazahnya.” (HR. Muslim).
Hari ini, rumah kami dipenuhi tamu-tamu istimewa. Mereka bukan sekadar pengunjung, mereka adalah mahasiswa suami saya yang kini telah menjadi guru-guru yang sukses di sekolah masing-masing. Kehadiran mereka, disertai senyum penuh kasih dan doa yang tulus, membangkitkan semangat kami. Bahkan, salah satu dari mereka, Ibu Marpuah, datang bersama suami dan anaknya, membawa suasana hangat yang mengingatkan pada eratnya hubungan kekeluargaan dalam Islam.
Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman:
“Dan Kami jadikan kalian saling mencintai di antara manusia dengan penuh kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” (QS. Ar-Rum: 21).
Ayat ini mengingatkan kita bahwa kasih sayang adalah wujud dari rahmat Allah yang harus terus dijaga melalui silaturahmi, termasuk dengan menjenguk orang sakit. Kehadiran mereka bukan hanya wujud empati, tetapi juga pengingat akan kuatnya tali ukhuwah Islamiyah yang terjalin sejak dahulu.
Foto Bersama Ketika Akan Pamit Pulang. Foto: Dokumen Pribadi
Suami saya yang saat ini sedang sakit menyambut mereka dengan senyum lemah namun penuh kebahagiaan. Saya melihat ada sinar haru dalam matanya, seolah-olah dukungan dari para kolega ini menjadi obat yang menenangkan jiwanya.
Rasulullah SAW bersabda:
“Siapa saja yang menjenguk orang sakit atau mengunjungi saudaranya karena Allah, maka malaikat akan menyeru: ‘Engkau adalah orang yang baik, perjalananmu adalah perjalanan yang baik, dan engkau telah menyiapkan tempat di surga’.” (HR. Tirmidzi).
Betapa indahnya janji Allah bagi mereka yang meluangkan waktu untuk menebarkan kebaikan, seperti yang dilakukan para tamu kami hari ini.
Tidak hanya memberikan doa dan dukungan, mereka juga berbagi kisah perjalanan hidup mereka, mengingatkan suami saya pada usaha keras dan doa yang telah ia curahkan sebagai seorang pendidik. Kisah-kisah ini bukan hanya hadiah untuk suami saya, tetapi juga pengingat bagi kami sekeluarga bahwa perjuangan seseorang meninggalkan jejak yang bermakna dalam hidup orang lain.
Ibu Marpuah, salah seorang mahasiswa yang kini telah menjadi guru teladan, bahkan bersama suami dan anaknya untuk turut serta dalam kunjungan ini. Kehadiran anaknya di tengah suasana ini mengingatkan kami pada sabda Rasulullah SAW:
“Barangsiapa tidak menyayangi manusia, maka Allah tidak akan menyayanginya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Anak selalu membawa senyum, canda, dan kebahagiaan yang meluruhkan kesedihan di hati kami. Ia menjadi simbol harapan dan masa depan, bahwa meskipun ujian datang, kehidupan terus berjalan dengan kasih sayang yang berlanjut dari generasi ke generasi.
Kunjungan ini juga mengingatkan saya akan keutamaan sabar dan syukur dalam menghadapi sakit. Dalam sebuah hadis qudsi, Allah berfirman:
“Jika Aku menguji hamba-Ku dengan mengambil penglihatannya, kemudian ia bersabar, maka Aku akan memberinya surga sebagai ganti dari itu.” (HR. Bukhari).
Sakit adalah ujian, namun juga rahmat, karena di dalamnya terdapat kesempatan untuk membersihkan dosa dan mendekatkan diri kepada Allah. Kehadiran para tamu ini memberikan energi positif, menyegarkan jiwa kami, dan memperkuat tekad kami untuk menghadapi kondisi ini dengan penuh tawakkal.
Di akhir kunjungan, doa bersama dipanjatkan. Mereka memohon kepada Allah agar suami saya diberikan kesembuhan, kesehatan, dan keberkahan umur. Doa yang tulus dari saudara seiman memiliki keutamaan luar biasa. Rasulullah SAW bersabda:
“Tidaklah seorang Muslim mendoakan saudaranya di kala ia tidak mengetahuinya, melainkan malaikat akan berkata: ‘Amin, dan untukmu hal yang sama’.” (HR. Muslim).
Esok hari mungkin akan kembali membawa tantangan, tetapi kehadiran para tamu ini mengajarkan kepada kami bahwa Allah tidak pernah meninggalkan hamba-Nya sendirian. Selalu ada tangan-tangan yang dikirimkan-Nya untuk menguatkan, mendoakan, dan menyayangi, sebagaimana perintah-Nya dalam Al-Qur’an:
“Tolong-menolonglah kamu dalam kebaikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam dosa dan permusuhan.” (QS. Al-Ma’idah: 2).
Kami bersyukur atas kehadiran mereka, karena hari ini kami merasa dikelilingi oleh kasih sayang Allah yang terwujud melalui cinta dari sesama. Semoga ukhuwah ini terus terjalin erat, menjadi saksi kebaikan di dunia, dan mendekatkan kami semua pada rahmat-Nya di akhirat kelak.
Makassar, 16 November 2024
•) Penulis adalah Daswatia Astuty nama pena Telly D. ibu rumah tangga, seorang nenek, pekerja sosial kemanusiaan, penulis dengan 40 judul buku.
Leave a Reply